webnovel

My Past Is My Husband

Karena wasiat papah aku harus menikah dengan orang pilihan papah. Dan sialnya,orang itu adalah Mantan Pacarku,Double Damn!! - - "Aku tidak yakin bahwa pernikahan ini akan berlangsung lama" -Readara Angela "Sebesar apapun usahamu untuk berpisah, sebesar itulah aku akan terus mempertahankannya" -Rafanda Putra Pratama

Axaalpha · Urban
Not enough ratings
7 Chs

Bertemu orang tua Rafa (2)

Benar saja dugaanku, ternyata tamu yang ibu maksud adalah orangtuanya Rafa, yang bisa disebut juga camer (calon mertua) kalo jadi nikah itu juga

Entahlah apa yang ada dipikiranku saat ini antara sedang sadar dan tidak sadar, masalahnya sekarang aku sedang mengantuk sekali jadi malam ini aku hanya meng-iyakan aja apa yang diucapkan mereka agar acara makan malam ini cepat selesai

"Dara maaf ya mamah sama ayah malem-malem begini ganggu tidur kamu" ujar tante Ratna, ralat mamah Ratna memecah keheningan dimeja makan

"Eh iya tante ga papa kok" baiklah malam ini mungkin aku akan sedikit menurut apa yang mereka ucapkan

"Mamah dong sayang panggil nya" kata tante Ratna sambil tersenyum padaku

"Iya mah" tegasku sambil tersenyum kikuk

Entah apa yang sedang mereka bicarakan yang jelas sekarang aku ingin tidur. Sepertinya mereka sibuk membicarakan pernikahanku dengan Rafa, biasalah para orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anak-anaknya

Aku menyerahkan semua dekorasi dan catering pada ibu saja, karena jujur aku paling malas melakukan hal yang tidak dari keinginanku sendiri

Aku melahap nasi yang ada disendok untuk menghilangkan sedikit rasa kantukku. Sesekali melahap nasi sesekali pun aku melirik ke arah depan yang terdapat Rafa sedang memakan nasi dipiringnya. Tumben sekali dia tidak banyak omong seperti dijalan tadi

Mungkin rafa sedikit terganggu karena tatapanku padanya ia pun dengan cepat melirik kearahku yang kedapatan sedang sibuk mengamati wajahnya, dengan cepat pun aku langsung mengalihkan pandanganku pada makanan dihadapanku yang masih tersisa

Sial malah ketangkep basah. Gumamku pelan

"Ada apa sayang?" suara ibu menyadarkan dari gumamanku tadi

"Engga ada apa-apa bu" kataku sambil meletakan sendok

Kurang lebih ada 2 jam makan malam bersama orangtua Rafa akhirnya mereka pamit untuk pulang karena sudah larut malam

"Kami pulang dulu ya bu" ujar mamahnya Rafa sambil berpamitan pada ibuku, Rafa pun berpamitan pada ibuku

"Dara mamah pamit ya" ujar mamah sambil memelukku secara tiba-tiba aku pun membalas pelukannya kaku

"Rafa ayo kamu pamitan dulu sama Dara"

"Dar aku pamit dulu ya" ucapnya dengan pelan malah hampir tidak terdengar. Sebenarnya dia niat mau ngomong atau engga sih

"Iyaa" ucapku singkat tanpa menoleh kearahnya yang sedari tadi mengulurkan tangan

Lagi apa dia ngulurin tangan segala? Mau salaman?

Ibu menyenggolku sedikit "Dara ayo salaman dulu sama nak Rafa"

Dengan terpaksa pun aku menerima jabatan tangannya sambil tersenyum sedikit

"Kita pamit pulang dulu ya" ucapan akhir dari mamahnya Rafa pada kami

Saat aku ingin menyusul ibu masuk kedalam rumah tiba-tiba Tangan Rafa mencegahku,

Aku pun sedikit kaget dan langsung menoleh kebelakang sambil mengisyaratkan Rafa agar melepas cekalannya

Rafa pun langsung melepas cekalannya "Besok aku kerumah kamu ya"

Aku pun sedikit mngerutkan dahi "ngapain?"

"Mau ajak kamu jalan" katanya sambil sedikit menyinggungkan senyuman

"Gabisa besok aku kuliah"

"Kamu lagi bohong sama aku dara?" bohong? Dia menuduhku berbohong katanya

"Aku gabohong, emang bener besok aku kuliah mau ada presentasi" ujarku sambil mengeratkan jaketku karna udara diluar yang cukup dingin

"Besok hari minggu dara" ujarnya sambil terkekeh

Masa sih besok minggu? Dengan cepat aku langsung memberikan alasan lain

"Tetep aja aku gabisa, kalo minggu aku mau belanja sama temen-temen"

"Tidak ada penolakan Dara, besok aku bakalan tetep kerumah kamu"

"Aku balik dulu ya, mimpi yang indah dara" ujarnya sambil mengelus rambutku pelan

Setan darimana yang memasuki diriku, kenapa aku bisa diam saja saat Rafa menyentuhku kenapa malah aku menikmati perlakuannya itu

Aku tidak boleh terlalu terlena atas perlakuan halusnya padaku, aku takut saat nanti aku sudah terbiasa atas perlakuan halusnya justru dia akan mempermainkanku kembali  seperti dulu.

                                ***

Ternyata Rafa tidak main main dengan ucapannya, benar saja dia pagi-pagi datang kerumah ku untuk mengajakku jalan dengan berat hati aku pun menerima ajakannya

Rafa sedang berbincang-bincang dan tertawa entah sedang membahas apa dengan Kak Wisnu

Setelah selesai berdandan aku langsung menghampiri Rafa, entah kenapa hari ini aku ingin terlihat cantik dihadapan Rafa padahal biasanya aku keluar dengan Aldi pun tanpa berdandan hanya menggunakan polesan bedak tipis dan lipstik saja

Saat aku menghampiri Rafa dan Kak Wisnu Rafa pun berdiri dari tempat duduknya dan menatapku dengan tidak biasa

"Raf jadi jalan ga? Kalo ga jadi aku mau masuk kamar lagi nih"

Rafa tersadar dari lamunannya itu

"I-iya jadi kok, yaudah yuk kita berangkat"

Aku dan Rafa langsung berpamitan kepada ibu dan Kak Wisnu untuk pergi jalan sebentar mungkin

                              ***

"Kamu cantik dar"

Aku kaget sekaligus bahagia Rafa mengucapkan kalimat tersebut. Perlakuan Rafa yang sekarang mungkin berbeda dengan Rafa dulu tapi dia tetap saja bisa membuat aku merasakan bahagia walau hanya sementara

"Pipi kamu kok merah dar" katanya sambil menyentuh pipiku pelan

Udah pasti nih pipi bakalan auto merah kalo Rafa sentuh

"Apaansi pegang pegang" kataku sambil menepis tangan Rafa

Rafa pun sedikit mengerutkan dahinya dan sepertinya ia akan mengungkapkan sesuatu

"Kamu lagi blushing?"

Masih saja dia ingat, pasalnya dulu setiap Rafa menggombaliku atau menyentuh pipiku otomatis rona pipiku akan muncul

"Eng-engga" aku mengelak ucapan Rafa

"Aku masih hapal semuanya dara" katanya sambil tersenyum dan meminum sedikit coffee nya

Begitupun aku Raf aku masih mengingatnya sampai detik ini

"Inget apa sih" aku pura pura tidak mengerti arah pembicaraan Rafa karna jujur aku paling tidak suka jika membahas masa laluku dengannya

"Jangan coba pura-pura ga tau dar. Aku yakin kamu masih mengingatnya" dia tetap keukeuh ingin membahas hal itu

"Aku sama sekali ga ngerti arah bicara kamu raf"

"Emang dar,masa lalu itu ga perlu diinget inget terus karena terlalu banyak kenangan pahit didalamnya. Sampai aku sendiri pun masih berusaha melupakannya karna terlalu banyak kenangan pahit yang aku ciptakan didalamnya"

Jadi dia mengajakku jalan hanya untuk membahas hal itu? Sungguh kencan pertama yang paling buruk yang pernah aku terima

Aku pun meminum habis air putih dihadapanku

"Jadi kamu ngajak aku jalan cuma mau bahas masa lalu kita?" kataku dengan sedikit teriak, untung saja cafe ini sepi karena letaknya yang jauh dari perkotaan

"Bukan gitu maksud aku dar, aku cuma--" belum selesai berbicara aku langsung memotongnya

"Jelas jelas kamu ingin membahasnya raf, aku udah cukup muak ya sama perjodohan kita ditambah lagi sama sikap kamu yang kadang berubah" aku sedikit mengecilkan nada bicaraku karena aku takut nantinya akan terbawa emosi

"Dar aku cuma pengen memperbaiki kesalahan aku dulu" katanya sambil menggenggam Tanganku

Kejadian ini persis sekali saat 5taun yang lalu, dimana itu saat aku memutuskan hubunganku dengannya

"Udah terlambat raf"

Tanpa aba-aba aku langsung mengeluarkan uang dan menaruhnya diatas meja lantas pergi dari cafe tersebut

Dengan cepat pun Rafa menyusulnya dengan sedikit berlali kecil lalu menarik tanganku

Aku yakin sebentar lagi dia akan mencengkaram tanganku persis dengan kejadian 5 tahun yang lalu, tapi nyatanya justru dia malah memelukku

"Maafin aku dar, aku minta maaf udah nyakitin kamu" ucapnya sambil memelukku erat dan menghirup aroma rambutku

Seketika itu pun aku menangis terisak atas perlakuannya, karena Rafa tidak biasanya seperti ini. Jika sedang ada masalah Rafa pastinya akan melakukan kontak fisik denganku walaupun itu tidak terlalu keras tapi tetap saja ia melukai fisik dan batinku

"Maaf dar, kasih aku kesempatan buat perbaikin semuanya. Kita akan mulai dari awal lagi aku bakal berusaha jadi imam yang baik buat kamu dar"

"Aku cape raf ngadepin sikap kamu yang suka berubah-ubah. Jujur aku paling takut saat kita marahan kaya gini, aku takut kamu ngelukain aku. Aku takut kamu bakal ngelukain aku lebih dalam lagi. Kamu selalu kasar sama aku kalo kita lagi berantem kaya gini. Itu yang aku takutin raf,aku takut perlakuan kamu sekarang ke aku itu cuma sebagai penenang supaya aku mau balik lagi sama kamu" 

aku mengeluarkan segala keluh kesah ku selama ini terhadapnya, dan masih dalam keadaan yang sama ia terus memelukku tanpa mau melepaskannya

"Maaf dar,aku janji aku gabakal ngelukain kamu lagi. Bantu aku dar,bantu aku memulainya lagi" katanya sambil terisak

Rafa melepaskan pelukanya dan mentapku dengan matanya yang sudah dibanjiri air mata dan membengkak

"Aku mohon sama kamu kasih aku kesempatan buat nebus semuanya" Rafa memegang bahuku sambil mengelus dengan ibu jarinya pelan agar aku merasa rilex dan tenang

Aku sedikit menarik nafas karena hidungku yang sudah membengkak dan dipenuhi cairan bening didalamnya

"Yaudah kita pulang sekarang ya,hapus air mata kamu dan senyum" katanya sambil menarik ujung bibirku pelan

Aku pun terkekeh atas perlakuannya

"Nah gitu dong kan lebih cantik" ucapnya sambil merangkulku tanpa aku tolak dan berjalan menuju ke arah mobil

Aku sendiri pun belum yakin bahwa aku sudah menerimanya kembali, karena jujur aku saat ini sangat menikmati perlakuan halusnya

To be continue

Enjoyyy ya bacanya!! Kalau suka boleh kasi like yaa hehe

Axaalphacreators' thoughts