webnovel

19

sejak pulang dari kantor Ilona tidak keluar kamar. makanan pun diantar ke kamar nya oleh bibi dari makan sore hingga makan malam . ketika Ilona sedang asik tiduran sambil menscroll media sosialnya tiba-tiba ia dikejutkan dengan seseorang yang dengan lancang nya langsung masuk ke dalam kamarnya . tanpa menoleh pun Ilona sudah tahu siapa orang itu. ingin memaki tapi ia sadar sekarang ia berada dirumah Danu dan lebih parahnya ada di kamar Danu . ingin segera memakai jilbab tapi semuanya percuma karena Danu sudah melihat rambutnya yang sengaja ia gerai karena tadi ia keramas. Danu duduk di sofa sambil memangku laptopnya tidak lupa dengan kacamata yang membuatnya terlihat seperti seorang bujangan. Ilona tidak berniat menyapa atau membantu ia malah melanjutkan aktivitas nya bermain dengan sosial medianya sesekali membalas komentar yang disampaikan oleh laki-laki buaya . sejujurnya ilona tidak merasa gugup hanya saja tidak nyaman berada satu kamar dengan laki-laki meskipun sekarang laki-laki itu adalah suaminya.

bohong jika Danu tidak terusik dengan pemandangan indah dihadapan nya , apalagi rambut panjang ilona yang digerai rasanya Danu ingin membelai nya. Danu yang mulai sadar dengan isi kepala nya langsung mengenyahkan pemikiran aneh itu.

"Ilona, saya mau kamu besok ikut saya pergi rumah kakak saya yang ada di pedesaan, mungkin 1 bulan ." ucap Danu datar tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop . sebenarnya Danu tidak ingin mengajak Ilona hanya saja Sinta terus mendesaknya bahkan sampai mengancamnya agar Ilona ikut dengannya mau tidak mau Danu terpaksa menyetujuinya .

" ha?" ucap ilona langsung terduduk bukan ia tidak mendengar hanya saja ia terlalu terkejut.

" saya tidak suka penolakan.". ucap Danu datar melepas kacamatanya menatap kearah ilona. jadilah mereka berdua saling adu tatap

" ga bisa gitu dong mas, aku besok kerja dan walaupun aku ga kerja, aku juga ga akan mau ikut." ucap ilona sedikit meninggikan suaranya ia tidak suka dengan keputusan Danu yang terkesan mendadak dan memaksa

" pelan kan suara mu." peringat Danu datar tapi menusuk "ikut sama saya besok atau kamu tidak akan pernah kerja lagi di perusahaan itu dan untuk teman wanita mu itu bisa jadi pengangguran selamanya."

inilah yang ilona benci dari orang kaya selalu mengunakan uang dan kekuasaan nya untuk mengancam seseorang. dan di sinilah ilona seperti kucing peliharaan yang hanya bisa patuh kepada majikannya . sebenarnya ilona tidak takut jika harus keluar dari perusahaan itu hanya saja Ilona tidak ingin melibatkan Isni dalam permasalahannya

ilona yang malas untuk beradu argument dengan Danu memilih untuk menarik selimutnya dan mencoba untuk tidur dengan perasaan dongkol dihatinya "liat saja suatu saat nanti aku akan membuat si tua bangka itu berlutut dibawah kaki ku.".

di tengah malam Danu terbangun entah setan mana yang merasukinya tanpa berfikir panjang Danu mendekat kearah ilona membuang pembatas guling diantara mereka . memeluk ilona sambil menghirup aroma wangi rambut ilona yang mungkin akan menjadi candu baginya . ternyata ini rasanya memeluk istri, hangat dan nyaman.