"Mas Ardiannnn!" teriak Nayla menghampiri Ardian yang tertindih tubuh Priambodo.
"Priaaaaaa!" teriak Sanny ikut menghampiri Priambodo yang masih menindih Ardian.
"Paman, paman tidak apa-apa?" tanya Priambodo tanpa bergerak berbisik di telinga Ardian yang ada di bawahnya.
"Aku tidak apa-apa, tapi tubuhmu terasa berat. Bisa kamu bangun?" tanya Ardian membalas Priambodo dengan kedua matanya yang masih terpejam.
"Tunggu sebentar paman, sampai anak buah Burhan pergi." ucap Priambodo yang tetap bertahan tak bergerak saat Sanny datang dan memeluknya.
Nayla yang sudah ada di samping Ardian mengamati ada keanehan pada keduanya, namun keterkejutannya membuatnya ikut terdiam dan terpaku.
Ardian membuka kedua matanya perlahan.
"Nay, apa yang kamu lihat sayang?" tanya Ardian dengan suara pelan saat jari telunjuk Nayla berada di lubang hidungnya.
Kedua mata Nayla berkaca-kaca, melihat Ardian bisa bicara dan nafas hidungnya masih hangat menerpa kulit jarinya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com