webnovel

Bekerja sama dengan HZL grup

Dua hari kemudian...

Nampak seorang pria dewasa berparas tampan rupawan, yang saat ini usianya memasuki 32 tahun. Terlihat fokus memeriksa dokumen penting di hadapannya. Tiba- tiba suara ketukan pintu terdengar memenuhi setiap sudut ruang. Rupanya hal itu berhasil merusak konsentrasinya dari balik meja kerja. Dengan kesal ia segera memerintahkan orang tersebut untuk masuk ke dalam ruangan.

Beberapa menit kemudian seorang pria paruh baya memasuki ruang kerja diikuti oleh sekertaris perusahaan. Pandangan mata pria itu terangkat ke atas, menatap langsung kearah tamunya. Ia terlihat mengerutkan kening karena merasa heran melihat kedatangan uncle Max. Pasalnya beliau sudah pensiun sejak lama dari perusahaan.

"Hai, Uncle! Apa yang membawamu datang secara pribadi ke perusahaan? Bukankah kau dapat menghubungiku dan memintaku untuk mengunjungimu?" tanya Leo penasaran.

"Rasanya tidak pantas meminta Anda datang mengunjungiku, disaat aku tahu bahwa jadwalmu sangat padat!" sahut uncle Max.

"Jangan bersikap seperti orang lain kepadaku, silakan duduk, Uncle!" balas Leo dengan ramah.

Salah satu tangan pria itu menjulur ke depan mempersilahkan uncle Max untuk duduk di atas sofa. Kemudian ia segera beranjak berdiri dari singgasananya menuju kearah sofa bed yang berada tidak jauh dari mereka. Tanpa penolakan sedikitpun, pria paruh baya tersebut menuruti keinginan mantan tuan mudanya. Sebab beliau mengetahui dengan baik bahwa topik pembahasan kali ini cukup menguras emosi.

"Maafkan saya, karena telah mengganggu waktu Anda!" ucap pria paruh baya sambil mendaratkan pantatnya di atas sofa.

"Jangan seperti ini! Oh, Ayolah! Kau sama sekali tidak mengganggu waktuku! katakan saja... apa yang membawamu datang kemari?" timpal Leo sambil memberi kode kepada sekretarisnya untuk membuatkan dua gelas coffee.

Wanita cantik itu segera menuruti permintaan atasannya. Dimana tuan Max pernah menjadi bosnya. Sehingga ia telah mengetahui minuman favorit kedua pria beda generasi tersebut. Ia bergegas meninggalkan ruangan kerja menuju pantry khusus.

"Tuan Felix secara pribadi meminta bantuan kepadaku untuk menemuimu! Karena beberapa kali Beliau mencoba menghubungi Tuan Muda, tetapi Anda selalu menolak tawaran untuk bertemu dengannya!" jelas uncle Max tanpa basa- basi.

"Ya, karena bulan ini kuota sudah terpenuhi. Aku tidak bisa menggandakan misi mereka! Tentu saja sangat berbahaya bagi keselamatan orang- orangku dan akan merusak reputasi perusahaan jika mereka mengalami kegagalan!" jawab Leo tidak menutupi apapun.

"Keputusan Anda memang sudah bijak dan benar, tetapi saya mohon sekali ini saja! Tuan kanselir membutuhkan bantuanmu! Putri semata wayangnya diculik oleh sekelompok pria yang dicurigai sebagai komplotan gangster!" pinta uncle Max kepada mantan tuan mudanya.

"Baiklah, akan aku usahakan tetapi tidak dapat berjanji menyelesaikannya tepat waktu." sahut Leo penuh pertimbangan setelah terdiam cukup lama.

Leo tidak bisa menolak permintaan uncle Max. Dikarenakan selama ayahnya masih hidup, uncle Max telah banyak membantu mereka. Sehingga Leo mencoba mempertimbangkan kembali untuk menerima kasus tersebut. Sampai ia menemukan orang yang tepat. Bagaimanapun teamnya saat ini tidak ada yang menganggur.

"Terima kasih, Tuan!" ungkap uncle Max dengan tulus. Ekspresi wajahnya terlihat lega mendengar perkataan Leo.

"Tidak perlu sungkan, Uncle! Aku meminta waktu dua hari untuk mempelajari kasus ini! Sambil menunggu seseorang menyelesaikan misinya!" putus Leo cepat.

"Baik, akan aku bicarakan hal ini dengan Tuan Felix! Ini berkas dan rekaman cctv di tempat kejadian! Kuharap dapat membantu penyelidikanmu!" jawab uncle Max.

"Katakan juga kepada Tuan Felix bahwa aku tidak menjanjikan apapun! Kasus ini membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat kami belum dapat mengidentifikasi asal usul kelompok gangster ini!" pesan Leo, ia tidak ingin memberi harapan palsu kepada tuan Felix.

"Akan kusampaikan pesanmu!" timpal uncle Max sambil menganggukkan kepalanya.

Dengan kata lain HZL grup menegaskan bahwa kasus ini tidak memiliki batas waktu. Namun, Leo akan semaksimal mungkin dalam menemukan keberadaan gadis itu hidup atau mati. Serta memberikan hukuman yang pantas bagi para pelakunya. Uncle Max sangat memahami kinerja Leo dan teamnya dalam menyelesaikan misinya.

Sehingga ia tidak memiliki keberatan dalam hal tersebut. Semua keputusan kembali lagi diserahkan kepada tuan kanselir. Apakah beliau akan tetap menggunakan jasa HZL grup atau memilih perusahaan lain untuk menangani kasusnya. Karena masalah ini tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Setelah tidak memiliki topik pembahasan lagi, uncle Max segera pamit undur diri dari hadapan Leo. Kemudian pria itu beranjak berdiri dari sofa bed. Ia terlihat berjalan menghampiri meja kerjanya. Salah satu tangan meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas meja kaca.

Lalu ia menekan serangkaian nomer yang tak asing lagi baginya. Leo menghubungi salah satu orang kepercayaannya. Tidak lama kemudian, panggilan telepon itu terhubung. Tanpa basa- basi ia langsung memerintahkan Elger untuk datang secepatnya ke perusahaan.

"Jangan lupa membawakanku buku daftar tugas! Aku ingin melihat team mana yang sudah kembali dari misi!" pesan Leo kepada bawahannya.

"Baik Tuan!" jawab Elger dari seberang panggilan.

"Perintahkan Julian untuk segera datang menemuiku!" perintah Leo tegas.

"Siap Tuan!"

Panggilan telepon berakhir setelah Leo mendengar jawaban dari bawahannya. Kemudian ia berjalan mengitari meja kaca untuk duduk di kursi singgasana. Pandangan kedua mata kembali mengarah pada dokumen penting yang berada di atas meja. Ia harus segera menyelesaikan pekerjaannya hari ini juga. Supaya bisa bergegas menjemput istri seksinya di rumah sakit.

Satu jam kemudian telepon kabel yang berada tidak jauh darinya berdering. Salah satu tangan menjulur ke samping mencoba meraih gagang telepon dan menempelkannya pada daun telinga. Pandangan mata Leo tidak sedikitpun teralihkan dari tumpukan dokumen. Ia menerima panggilan telepon yang berasal dari sekretarisnya.

Wanita berparas cantik itu mengatakan kepada atasannya tentang kedatangan Elger dan Julian. Leo segera merespon informasi yang diberikan oleh sekretarisnya, dengan memerintahkan kedua bawahannya tersebut untuk memasuki ruang kerja. Beberapa menit kemudian, terdengar ketukan pelan yang berasal dari pintu. Membuat Leo berseru meminta mereka langsung masuk ke dalam.

"Duduk dan tunggulah sebentar! " seru Leo tanpa menoleh.

"Baik Tuan!" jawab kedua pria tersebut bersamaan.

Kedua orang bawahannya tersebut langsung menuruti perintah Tuan mereka. Dengan tenang duduk di atas sofa sambil menunggu Leo menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu. Terbukti saat Leo telah selesai memeriksa dokumen perusahaan, ia segera beranjak dari kursi kerjanya. Kemudian melangkahkan kakinya menuju sofa kosong yang berada tidak jauh darinya.

"Uncle Max datang kepadaku secara pribadi! Beliau ingin aku menolong Tuan kanselir! Aku sudah menolak misi ini berulang kali, tetapi beliau menggunakan keberadaan Uncle untuk merubah keputusanku!" terang Leo tidak menutupi apapun dari bawahannya. Ia segera duduk bersandar pada sofa dengan kaki saling tumpang tindih. Memposisikan dirinya senyaman mungkin.

"Apa Tuan telah memiliki rencana?" tanya Elger tanpa basa- basi.

"Kalian periksa berkas dan rekaman cctv yang diberikan oleh Uncle! Tentukan peringkat misinya dan kirim team terbaik! Kasus ini bagaikan pedang bermata dua! Kuharap siapapun yang kalian percayakan untuk menjalani misi ini memiliki tingkat kewaspadaan yang tinggi!" sahut Leo dengan wajah muram.

"Siap Tuan!" jawab Elger dan Julian serempak.

Jangan lupa dukung cerita ini dengan memberikan vote sebanyak- banyaknya, review, krisarnya dan giftnya. Terima kasih bagi yang bersedia meninggalkan jejaknya

lusy_gunadicreators' thoughts