"Seorang gadis?!" tanya Lidya dengan nada naik, wanita itu bertanya pada Tio untuk memastikan.
Tio mengangguk singkat sembari menyeruput air putih miliknya. Lelaki itu tak sadar bahwa amarah Lidya sekarang hampir meledak, sebagai gambarannya sendok yang dilempar dengan kuat oleh Lidya. Namun, Tio berusaha untuk kuat menghadapi amarah dari kakaknya selanjutnya.
"Malah minum kamu, Tioooo!" Lidya memelototi Tio sembari mengguncang bahu lelaki itu kuat.
"Argh! Kakak! Lepaskan aku!" bentak Tio balik sembari mengibaskan tangan Lidya untuk menjauh darinya.
Lidya menjauh, lalu menghela nafas kasar
Wanita itu tengah mengandung tapi tenaganya sudah seperti orang kerasukan. "Aku tak paham kenapa bisa kamu meninggalkan gadis itu. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi padanya?!" tekan Lidya menginterogasi.
"Ya itu yang aku khawatirkan! Harusnya Kak Lidya paham kenapa aku melamun terus sedari tadi!" sergah Tio membela diri.