Belum juga Dhea berhenti bicara, tapi terlihat mereka kini sudah salah tempat karena di sana hanya ada hutan. Yang lebih muda menatap yang lebih tua seolah bertanya.
"Aku tidak tahu jika akan menyasar," jawabnya yang mana membuat Dhea tepuk jidat.
"Putar balik saja, Kak. Satu minggu lagi kita ke sini dengan persiapan yang matang," ujar Dhea.
Adit segera menurut dan harus menelan kekecewaan karena tidak ada planing sama sekali. Dia hanya berangkat dengan modal nekat.
Dhea tentu bisa lihat raut kecewa dimata Adit dan juga sedikit merasa bersalah entah apa alasannya.
"Kita akan cari sama-sama, Kak. Lebih baik kita habiskan uangmu dulu hari ini," cetus Adit.
"Jika begitu aku akan miskin mendadak," jawabnya.
"Tidak akan. Ayo, kita beli beberapa makanan penutup dan makan di unit," saran Dhea.
"Terlalu manis nanti, kita pulang dan bermain game saja," jawab Adit.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com