webnovel

My Husband, My CEO

Setelah ditinggal oleh calon suaminya tanpa alasan yang jelas, Keyla Amira Pratama dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang pria yang tidak dia kenali. Keyla tidak ada pilihan lain selain menerima perjodohan dari orang tuanya, dan ternyata pria yang dijodohkan oleh Keyla adalah CEO di kantor tempat dia bekerja. CEO yang terkenal dengan ketegasan dan sangat acuh kepada semua karyawan, bahkan dia jarang sekali menunjukkan dirinya di hadapan semua orang. Akankah Keyla berhasil menaklukan hati sang CEO yang kini sudah menjadi suaminya? Temukan jawabannya dalam cerita ini.... Follow akun sosmed author FB: Fitri Laxmita Dewi IG: @fitri_laxmita

Dewi_Laxmita · Urban
Not enough ratings
325 Chs

Di Mana Sesha?

Keyla hanya memasak menu sederhana, karena kata bi Narti, semua orang di rumah ini menyukai masakan khas Indonesia, jadi Keyla hanya memasak sayur asem, bakwan udang, ikan goreng, tahu tempe goreng, tidak lupa juga Keyla membuat sambal, menu sederhana tapi mampu membangkitkan selera makan.

"Loh, Sayang, ini semua kamu yang masak?" tanya Lidya, dia datang ke dapur karena mencium wangi aroma masakan yang sangat menggugah selera. Keyla hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, dia masih merasa sangat sungkan karena ini pertama kalinya Keyla datang ke rumah Tristan.

  "Kenapa repot-repot, harusnya kamu istirahat aja di kamar," ucap Lidya.

  "Key, baik-baik aja kok ,Ma, maaf Ma, Key cuma masak ini, Key gak tau apa makanan kesukaan keluarga ini," ucap Keyla.

"Ini sih makanan kesukaan kita semua, Key, apalagi Tian dia sangat suka makan sayur asem sama bakwan udang," ucapan Naya membuat Keyla tersenyum.

"Bila mana?" tanya Lidya.

"Nabila tidur, Ma, mungkin kerena kecapean main," jawab Keyla.

"Ya sepertinya begitu, tadi dia sangat bersemangat ingin bertemu dengan kamu, biar Kakak bangunin Nabila dulu, kamu panggil Tristan aja, oh ya kalau kamu mau shalat mukenanya ambil aja di lemari ya," ucap Naya.

"Terima kasih, Kak, tapi Key, lagi-!" ucapan Keyla terhenti karena hal itu tidak perlu diperjelas, kalian para kaum hawa pasti tau hehehe....

  Sebelum Keyla memanggil Tristan, dia sudah datang lebih dulu, Tristan langsung duduk di kursi meja makan.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Tristan, yang hanya diangguki oleh Keyla, dengan canggung Keyla mengisi piring Tristan dengan nasi beserta lauk pauknya, Lidya tersenyum melihat pemandangan itu.

"Kamu udah shalat?" tanya Lidya kepada Tristan. Tristan hanya menganggukkan kepalanya, sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut.

  Tristan merasakan kalau rasa masakan ini sangat berbeda dari biasanya, lalu Tristan melirik Lidya pun mengerti apa yang akan dikatakan oleh putranya.

"Ini semua Keyla yang memasak, apa kamu suka?" tanya Lidya dengan alis yang terangkat dan tatapan menggoda.

  Sedangkan Keyla sangat antusias menunggu jawaban Tristan, tapi Tristan tidak memberikan respon apapun, Lidya menghela nafasnya dengan panjang lalu melihat raut kecewa di wajah Keyla.

"Dasar Tristan, gak bisa apa dia bersikap manis kepada calon istrinya, padahal masakan Keyla sangat enak!" batin Lidya berucap, dia merasa bersalah kepada Keyla karena sikap anaknya. 

  Suasana makan siang pun menjadi sedikit hening, tidak ada yang bicara di antara mereka selain celotehan lucu Nabila yang meminta Keyla untuk menceritakan kisah para nabi lagi, dengan senang hati Keyla akan mengabulkan keinginan gadis kecil itu.

Tristan sudah menghabiskan makan siangnya, dia segera beranjak dari kursinya untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

  "Setelah kita menikah nanti sering-sering buatkan aku makanan seperti ini, aku sangat menyukainya, masakanmu sangat lezat!" ucap Tristan sebelum pergi ke ruang kerjanya, hal itu membuat Lidya dan Anaya terdiam tak percaya. Seulas senyuman pun hadir di sudut bibir Keyla, entah kenapa seperti ada bunga yang sedang bermekaran di dalam hatinya saat ini.

  "Kita gak salah denger, Ma?" tanya Anaya.

  "Iya, Mama juga ngerasa kayak begitu," jawab Lidya.

"Key, kamu denger apa yang Tristan bilang tadi?" tanya Anaya mencoba untuk meyakinkan apa yang dia dengar.

  "Iya, Kak, memangnya kenapa," jawab Keyla.

  "Si kulkas dua pintu itu beneran memuji masakan kamu, kan?" tanya Anaya lagi.

  "I-iya, Kak," jawab Keyla dengan wajah yang merah merona karena malu.

  "Berarti kita emang gak salah dengar, Ma," ucap Anaya.

  "Ya ampun, beneran dong kalau gitu," ucap Lidya.

  "Aku gak nyangka, Ma, ternyata Keyla bisa membuat dia berubah," ucap Anaya.

  "Iya, Nay, Mama juga masih gak percaya, gimana kalau kalian menikah besok aja," ucap Lidya.

  "Ya ampun, Ma, gak sabaran banget, tunggu beberapa hari lagi." ucap Anaya.

***

  Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh semua orang, keluarga Tristan semuanya sudah berkumpul untuk mengantarkan sang pengantin pria menuju rumah pengantin wanita, Lidya tidak menyangka hari yang ditunggu akhirnya datang juga, hari di mana anaknya akan memulai kehidupan baru, itupun dengan wanita terbaik pilihannya.

"Kamu udah siap, Tian?" tanya Bima. Tristan hanya menganggukkan kepalanya perlahan menjawab pertanyaan kakak iparnya.

"Aduh Tian, kamu itu mau menikah, bukan mau menghadiri rapat, mukanya kok datar begitu sih!" ucap Lidya terheran kenapa anaknya selalu memasang wajah datar seperti itu.

"Aku tau, Ma!" jawab Tristan sekenanya.

"Ayo kita berangkat, Ma, sudah hampir jam sepuluh," ucap Ryan.

Keluarga Tristan pun segera pergi menuju tempat acara akad pernikahan.

***

Sang pengantin wanita masih bersiap di kamarnya ditemani oleh Sherly, dan Resti, awalnya mereka terkejut karena baru mendapatkan kabar kalau Keyla akan menikah dua hari yang lalu, tapi mereka juga senang akhirnya Keyla sudah bisa membuka hatinya untuk menerima lelaki lain.

"Key, ada titipan buat lo!" ucap Sherly sambil memberikan sebuah kado kepada Keyla.

"Dari siapa?" tanya Keyla.

"Lo buka aja!" jawab Sherly, Keyla pun membuka kado itu, ternyata isinya adalah foto Keyla bersama dengan teman-temannya saat SMA dulu pastinya ada Gilang juga, ada sebuah jam tangan dan buku di dalamnya, Keyla tau itu kado dari siapa, lalu Keyla membaca surat yang ada di dalamnya

To My Dear Friend

Assalamu'alaikum Key, sorry selama ini gue menghindar dari lo, gue belum sanggup berhadapan langsung sama lo, maaf gue sudah menghancurkan semua impian lo dulu, gue harap lo ga benci sama gue, oh ya selamat untuk pernikahan lo, gue ikut bahagia. Gue masih ingat perjanjian kita dulu, semoga lo suka hadiah dari gue yang gak seberapa ini, gue selalu berdo'a agar lo selalu mendapatkan kebahagiaan. Semoga suatu saat nanti Allah mempertemukan kita lagi.

Wassalamu'alaikum

Teman yang selalu merindukanmu

Sesha Pramesti.

Setelah membaca surat itu, tanpa sadar Keyla menitikkan air matanya, Ya Allah ternyata Sesha masih ingat dengan perjanjian mereka, Keyla juga masih tidak mengerti apa maksud Sesha, sebenarnya apa yang sudah dia hancurkan?

Keyla semakin merindukan sahabatnya itu, dia juga tidak tau sekarang Sesha ada di mana. Bahkan Keyla sudah coba menanyakan keberadaan Sesha kepada Intan saudara Sesha, tapi Intan juga tidak mau memberitahu di mana Sesha saat ini.

"Udah Key, jangan sedih, ini hari bahagia lo, gue yakin Sesha pasti akan baik-baik aja," ucap Sherly.

"Kamu tau di mana, Sesha?" tanya Keyla, Sherly hanya menggelengkan kepalanya.

"Kemarin ada kurir yang mengantar kado ini ke rumah gue, waktu itu gue sempat kasih tau alamat rumah gue sama mbak Intan, ya siapa tau Sesha akan datang ke pernikahan gue waktu itu, mungkin karena Sesha tau alamat rumah gue, jadi dia kirim ini ke rumah gue!" jawab Sherly.

Bersambung....