webnovel

My First Soulmate

Catharyna May memasuki kelas SMA-nya di sekolah Hecolan International Academy. Saat itu ia datang terlambat di hari pertama masuk sekolahnya. May ingin memaksa masuk tetapi dihadang oleh penjaga sekolah yang membuat seorang pria datang. Pria itu mirip dengan seseorang yang May kenal. Hari pertama sekolah di HIA May sudah harus mengerjakan hukuman, menulis ulang soal ujian beserta jawabannya. May yang tidak terima karena hanya salah satu nomor memutuskan untuk pulang tanpa mengerjakan hukumannya. Keesokannya ia dipanggil oleh Gabriel untuk lari keliling lapangan. Ia ingin menolak tapi percuma, kedudukan Gabriel lebih tinggi darinya. Di situ, May bertemu dengan seorang pria yang baik, berbanding terbalik dengan Gabriel, Aaron. Perjalanan May tidak hanya sampai di situ saja. Ia mendapat ancaman dari Amora, gadis yang menyukai Gabriel sejak lama itu untuk menjauhi pria pujaannya. May tampak bingung dan merasa itu hanya ancaman biasa karena May tidak menyukai Gabriel. Kejadian di laboratorium Kimia membuat benih-benih cinta May dengan Gabriel tumbuh perlahan. May mengobati luka Gabriel karena terkena asam akibat dirinya yang tidak fokus saat pelajaran. Seiring berjalannya waktu, May mulai menemukan kecocokan Gabriel dengan pria yang ia suka saat masih kecil itu. Sampai tibalah saatnya pesta dansa yang membongkar rahasia, kalau ternyata Gabriel memang orang yang May cari selama ini, tapi sayangnya Gabriel sudah mempunyai pasangan, Agatha, temannya sejak kecil dan juga May. Tidak mau mendengar penjelasan dari Gabriel karena kecewa, May malah menejauhi pria itu, Tapi bagaimana lagi, May sudah terlanjur menyayangi pria itu dan terus memikirkan tentangnya. Kejadian yang tidak terduga hadir, Gabriel berpacaran dengan Amora yang membuat hati May terluka. Di saat Gabriel mengatakan alasan sebenarnya ia berpacaran dengan Amora membuat May tersentuh. Ternyata ia melakukan semua itu untuk dirinya seorang.

Grace Kosuga · Teen
Not enough ratings
24 Chs

Terror

"Memangnya harus pergi selarut ini?"

"Mau bagaimana lagi, ini pesanan penting," jawab mama.

"Hati-hati …."

"Tentu saja." Mama mengelus puncak kepalaku. "Kamu tidur, besok ‘kan ada presentasi," ucap beliau.

"Iya."

♛♛♛

Jemariku menari-nari di atas keyboard laptop. Daripada aku tidak bisa tidur karena memikirkan surat tadi, lebih baik aku membuat catatan saja untuk presentasi besok.

Prang. Sesuatu terlempar melewatiku jendela kamarku. Sontak aku menoleh ke arah sumber suara.

Kaca jendela kamarku pecah berserakan kemana-mana. Aku mengambil batu yang dibungkus oleh kertas, kubaca isi surat itu.

Berharap dapat ciuman pertama dari sang pacar?

Jangan terlalu berharap!

Deg. Ini surat dari siapa? Kenapa orang ini bisa mengetahuinya?

Aku melihat keluar jendela. Seseorang berpakaian serba hitam melambai kepadaku. Ternyata dia masih ada di bawah. Aku harus tahu alasan dia melakukan ini.

♛♛♛

Aku membuka pintu rumah dan melihat sosok itu berdiri beberapa meter di hadapanku. "Hei, kenapa kamu melempar batu ke rumahku? Dan siapa kamu?"

Orang itu tersenyum kecil. "Kamu akan tahu suatu hari nanti," ucapnya lalu berlari menjauhiku.

"Hei …."

Aku tidak bisa diam saja seperti ini. Dua kali surat itu datang. Itu pasti bukan kebetulan. Pasti ada alasannya ….

Aku menghembuskan nafasku lalu mulai berlari.

"Hei, tunggu aku!"

♛♛♛

Aku sudah berlari mengejar orang itu lumayan lama, tapi sepertinya orang itu masih belum kelelahan sama sekali.

"Hei, tunggu. Aku hanya ingin bertanya. Itu saja!"

Seketika langkah orang itu berhenti lalu ia menoleh ke arahku yang membuat langkahku ikut terhenti. Orang itu melambaikan tangannya, bersamaan dengan truk yang melintas.

"Eh-"

Orang itu menghilang bersamaan dengan truk yang mulai menjauh.

"Yah, gagal. Padahal aku hamper mendapatkannya …."

♛♛♛

"Selamat pagi, Pak Arlo,"sapaku pada penjaga kampus.

"Selamat pagi juga, May,"sapa beliau. "Sepertinya kamu datang terlalu pagi, May."

"Iya, aku sengaja datang lebih pagi karena harus menyiapkan presentasi, Pak Arlo,"jawabku.

"Begitu, ya." Pak Arlo mengangguk mengerti. "Oh, iya, tadi ada se …."

"Aku duluan, Pak," pamitku seraya pergi meninggalkan Pak Arlo.

♛♛♛

Aku menyalakan lampu auditorium. Sepi sekali. Sepertinya aku memang datang terlalu pagi.

Saat aku hendak duduk, tiba-tiba lampu ruangan mati, hanya diterangi oleh layar proyektor.

Mati lampu?

Seseorang berpakaian serba hitam berjalan menuju depan proyektor. "Kamu …." Aku hendak berjalan menghampirinya tapi ia memberi isyarat agar aku berhenti di tempat yang anehnya aku mengikuti ucapannya.

"Kamu pikir kamu akan berakhir bahagia dengan Gabriel? Kamu pikir setelah Amora meminta maaf padamu, sainganmu untuk mendapatkan kekash masa kecilmu itu tidak ada?" Orang itu tertawa hambar. "Kamu bahagia terlalu dini, May."

"Kamu siapa? Kenapa kamu bisa tahu tentang semua ini? Apa alasanmu menerorku?"

"Aku adalah orang yang tak kamu sangka akan menjadi musuhmu."

"Apa maksudmu?"

"Ayolah, May. Kamu tidak mungkin sepolos itu, bukan?"

Aku mulai geram dengan orang itu. Langkahku berjalan mendekatinya. "Hei, dengar, ya. Aku tidak tahu apa maumu. Tapi kalau kamu terus menerorku seperti ini aku akan …."

Seketika layar proyektor menampilkan sebuah foro yang membuatku menoleh. Itu foto mama. Langkahku terhenti.

"Itu … apa yang kamu inginkan?"

♛♛♛