webnovel

PACARMU ADA DI SINI!

Sementara Apple yang dia tatap dengan galak itu hanya mengangkat tangannya sambil berkata dengan ringan. "Okay."

Apple kemudian beranjak ke belakang Jayden dan berdiri di sana, mengacuhkan tatapan galak dari Adrian dan menganggap pria itu tidak ada.

Kalau saja seandainya Jayden tidak ada di sana dan Apple adalah pria, sudah dapat dipastikan Adrian akan menghampirinya dan mengajaknya untuk bergulat.

Dia belum pernah melihat gadis setengil Apple ini. Siapa sebenarnya gadis ini? Dan bagaimana bisa dia mengenal Mr. Tordoff, apalagi sampai mengambil posisi Pyro, yang mana mereka semua ketahui kalau Pyro adalah orang kepercayaan seluruh keluarga Tordoff, bukan hanya Jayden saja.

"APA YANG KAU INGINKAN?!" seru pria tadi, mengerang menahan sakit dan perih, tubuhnya gemetar karena rasa sakit tapi juga rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang. "PAMANKU AKAN MEMBUNUHMU KALAU DIA SAMPAI TAHU AKU BERADA DI SINI!" amarah terlihat berkilat di matanya.

Sementara itu, Jayden berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah yang pasti dan menatap langsung ke dalam matanya dengan tajam.

Bila tadi pria ini tidak mengetahuinya, sekarang dia mulai menyadari siapa orang yang tengah dia hadapi kini.

"Baguslah kalau begitu, aku memang ingin bertemu dengan pamanmu," ucap Jayden, suaranya terdengar tenang tapi juga mematikan.

"Jayden Tordoff?" ucapnya, mengerutkan kening dengan bingung ketika Jayden crouched down in front of him.

Tentu saja dia mengenalnya, siapa yang tidak mengenal seluruh anggota keluarga Tordoff?

"Ya, ini aku," jawab Jayden dengan ringan.

"Apa yang kau inginkan dariku?" pada awalnya dia pikir kalau dirinya tengah diculik oleh segerombolan orang yang tidak penting, yang hanya menginginkan uang saja, tapi seorang Tordoff tidak mungkin menculiknya hanya untuk uang.

"Aku ingin bertemu dengan pamanmu, dimana dia?" tanya Jayden.

"AKu tidak tahu," ucap pria itu through his gritted teeth. Dia sudah ditanyakan mengenai hal ini beberapa kali dan dirinya memang tidak tahu dimana pamannya.

Sementara itu Jayden mengangguk- angguk, dia lalu merubah pertanyaannya. "Kalau begitu katakan padaku apa saja yang kau ketahui mengenai pamanmu itu."

"Apa yang kau inginkan darinya?" tanya pria itu dengan suara menantang.

Jayden tahu kalau dia akan melewati proses penolakan yang berbelit- belit seperti ini, tapi sungguh dia hanya memiliki sedikit kesabaran untuk mengulangi pertanyaannya lagi dan lagi.

"Aku ingin tahu perdagangan manusia yang dia lakukan," jawab Jayden dengan jujur dan jawaban ini membuat Apple mengerutkan keningnya.

Benar apa yang ayahnya katakan kalau Jayden masih belum bisa melepaskan kasus penculikan yang menimpa dirinya dua belas tahun lalu dan menyisakan trauma mendalam padanya.

Entah apa yang terjadi during that time, tapi sepertinya hal tersebut sangat amat membekas bagi Jayden sehingga membuat pria itu enggan untuk mengatakan apapun atau menceritakan kepada siapapun detail kejadian buruk yang dulu dialaminya.

Di sisi lain, mendengar jawaban Jayden pria itu justru tertawa terbahak- bahak, seolah- olah dia apa yang dikatakan Jayden adalah lelucon paling lucu yang pernah dia dengar, tapi tawanya ceased down when Jayden pointed a gun to his head.

"Woah!!! Calm down!" Pria itu segera berusaha mundur, tapi dua orang pria menahannya di tempat dan membuatnya tidak dapat bergerak kemana- mana.

"Jadi, katakan padaku apa yang kau ketahui mengenai pamanmu itu." Jayden masih tidak menurunkan senjatanya.

"Kau tidak akan membunuhku, kau adalah seorang pebisnis dan bukan seorang pembunuh," ucap pria itu dengan suara yang gemetar, bahkan dia sendiri tidak yakin dengan apa yang dia katakan, karena dia dapat merasakan ada yang berbeda dari cara Jayden menatapnya. Seolah dia dapat menarik seluruh jiwanya keluar.

Sebuah tembakan diletuskan dan mengenai kaki pria itu, membuatnya mengerang dan meraung dengan kesakitan, ketika darah mengalir keluar dari lukanya, tapi dia tidak bisa meringkukkan tubuhnya atau melindungi dirinya ketika dua orang pria menahan tubuhnya dan membiarkan tubuhnya terekspos untuk tembakan berikutnya.

"Richard Anderson," Jayden menyebut namanya dengan suara yang tenang. Dia lalu mengacungkan pistolnya ke arah kepala pria itu dan mulai mengatakan apa yang dia ketahui. "Kau memiliki seorang istri dan seorang putri. Aku memang tidak begitu menyukai menyakiti seorang wanita dan anak kecil, tapi bagaimana kalau kubawa istrimu ke sini untuk melihat bagaimana kau dikuliti hidup- hidup? Itu akan menjadi sesuatu yang menarik tampaknya. Mungkin dia dapat memberikanku informasi lebih dibandingkan yang kau punya."

"BRENGSEK! JANGAN BERANI- BERANINYA KAU SENTUH KELUARGAKU!" seru Richard dengan marah. Matanya menyala berkilat- kilat dengan emosi yang hampir membuatnya gila dan rasa sakit yang mematikan indera perasanya.

"Kudengar dia juga cantik," ejek Jayden. "Kurasa dia tidak akan sulit untuk mendapatkan seorang ayah tiri untuk anak kalian setelah aku tidak ada."

Saat mendengar itulah Richard mulai meronta- ronta dan mengeluarkan sumpah serapah kepada Jayden.

"Atau aku bisa membuatmu menyaksikan bagaimana istrimu berada di dalam dekapan pria lain sementara kau sekarat di hadapannya." Jayden tersenyum padanya. "Your choice."

Saat itulah Apple sadar seberapa jauh Jayden dapat melakukan segala hal untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Walaupun itu adalah sebuah ancaman, yang belum tentu akan Jayden lakukan, tapi bukan berarti saat dirinya diprovokasi dia tidak akan melakukan hal tersebut.

Pria ini benar- benar membingungkan.

"Aku akan mengatakannya, aku akan mengatakannya! Tapi aku tiak tahu dimana dia tinggal!" jeritnya dengan kencang.

===================

"Apa kau benar- benar akan melakukan hal tersebut?" tanya Apple pada Jayden yang tengah memainkan sebuah game di ponselnya, sementara dirinya menyetir dalam perjalanannya pulang ke rumah. Pria ini benar- benar memanfaatkannya.

"Melakukan apa?" tanya Jayden tanpa mengalihkan perhatiannya dari game di tangannya.

"Apa yang akan kau lakukan pada istri dan anak Richard.'

"Ya."

"Kau tidak punya hati."

"Istri Richard telah berselingkuh selama lebih dari dua tahun, pria bodoh itu saja yang tidak menyadarinya."

Apple mengalihkan perhatiannya pada Jayden. Pria ini mengetahui informasi sampai sedetail itu?

"Oh, your ex boyfriend is here!" ucap Jayden ketika dia mengangkat kepalanya dan melihat pria yang sebelumnya pernah memukul Apple.