webnovel

Prolog

Kata bebas identik dengan seorang gadis berparas cantik , bermata bulat dengan iris cokelat, berhidung runcing serta bibir kedua belah bibir ranum berwarna merah muda yang terlihat sangat manis.

Lalisa Hwang.

Dia sangat terkenal baik disekolah ataupun diluar rumah seperti media sosial instagram dan YouTube.

Sempurna.

Lisa selalu melakukan semuanya dengan sempurna meskipun ia bukanlah salah satu murid teladan di sekolah tempatnya menimba ilmu saat ini.

Dia bersekolah di Hanyoung high school, siswa tahun akhir yang akan mengikuti ujian kelulusan tahun depan.

Selain kata bebas, Lisa juga identik dengan kata terlambat.

"Selamat pagi!" Gadis bersurai cokelat dengan poni gantung sebagai pemanis itu tiba-tiba muncul di ambang pintu kelas sambil memamerkan senyum manis tak berdosanya seolah kehadirannya tidak mengganggu seorang guru yang sedang menjelaskan materi pagi itu.

"Lelucon macam apa ini?" Guru laki-laki berkacamata menatap Lisa dengan tatapan galak, tidak habis pikir kenapa murid kelasnya yang satu ini hobi terlambat di mata pelajarannya.

Lisa memainkan kelopak matanya dengan gerakan tutup-buka kemudian memiringkan kepalanya dengan tangan menggenggam tali ransel yang menggantung di punggungnya, "Yah, mianhae seonsangnim aku lupa cara mengikat tali sepatu makanya terlambat" Ujar Lisa menyahut dengan wajah pura-pura menyesal karena ia memang sengaja memancing amarah guru yang usianya sudah lanjut itu.

Amarah sang guru sudah berada dipuncak ubun-ubun ditambah lagi Lisa menunjukkan sepatunya yang tidak terikat dengan benar dan cengiran khas muridnya yang satu ini benar-benar menjengkelkan.

"Wae? kenapa seonsangnim menatap sepatuku begitu, apa mungkin seonsangnim mau mengikat tali sepatuku seperti pembantuku?" Lontaran kata hinaan secara tidak langsung yang diucapkan oleh Lisa sontak membuat seisi kelas tertawa dan lupa akan etika ketika kegiatan belajar-mengajar telah dimulai.

"Lalisa Hwang!" Si guru berteriak marah.

"Ne, seonsangnim!" Lisa membalasnya dengan tegas serta mengangkat tangannya menirukan gaya hormat para tentara.

Wajah Guru berkacamata itu memerah marah, ia mengepalkan tinju seakan bisa menggapai Lisa kapan saja tapi ia mengurungkan niat itu karena mau bagaimanapun kekerasan terhadap murid sangatlah dilarang disini.

"Lari keliling sekolah sepuluh putaran!"

Gadis itu menarik satu senyum manis kemudian berbalik dan melenggang pergi, bukan Lisa namanya kalau melaksanakan hukuman yang diberikan oleh guru-guru mata pelajaran.

Selain terlambat, ada satu kebiasaan lagi yang tidak bisa Lisa hindari selama hidupnya sekarang ini.

"Psstt! Chaeyong, nomor 38 dan 39 apa jawabannya?" Lisa mencondongkan kepalanya sedikit ke depan, saat pengawasan melewati mejanya Lisa berpura-pura sedang menghitung sesuatu dalam benaknya dan memasang ekspresi rumit.

Gadis yang duduk dihadapan Lisa menoleh sedikit dan mengucapkan jawabannya, secepat kilat Lisa menyalin jawaban yang diberikan oleh teman sekelasnya itu.

"Chaeyong!" Lisa berbisik lagi memanggil Chaeyong kali ini kepalanya tepat berada di samping Chaeyong karena pergerakan pengawas cukup jauh dari mereka.

Gadis bernama Chaeyong itu meneguk salivanya susah payah, ia merutuk dalam hati kenapa selalu mendapat bagian meja di depan Lisa. Hampir setiap ujian jantungnya serasa mau copot ketika memberikan jawaban pada gadis barbar yang duduk di belakangnya.

Lisa menyeringai kecil, masih dalam posisi yang sama ia kembali bertanya "Sisanya dari nomor 1 sampai 50 apa jawabannya?"

"Yang dipojok itu sedang apa!?"

"Ne, seonsangnim! pinjam penghapus!" Lisa berbohong telak sebelum sang pengawas benar-benar menghadap ke arahnya dengan cepat Lisa menukar kertas jawaban miliknya dengan milik Chaeyong kemudian membisikan kata terimakasih.

Dan Lisa melakukan lagi untung saja Chaeyong tipe murid yang menerima apa adanya tanpa melayangkan bentuk protes apapun, selama 2 tahun mereka sudah melakukan ini.

Lisa tidak mengisi lembar jawabannya sama sekali begitu juga Chaeyong, ia hanya mengisi bagian jawaban saja karena nanti Lisa selalu punya kesempatan untuk menukarnya jadi mau tak mau Chaeyong mengerjakan dua kali.

Tapi dibalik sikap menyebalkannya itu ada sisi lain yang cuma dilihat oleh para pengikut dan viewers media sosialnya.

Lisa adalah seorang YouTuber muda nan cantik, masih terbilang YouTuber baru karena gadis itu bergabung sekitar awal tahun ini tapi siapa sangka followers di media sosialnya sudah tembus sebanyak tiga juta.

Sebenarnya konten yang dibuat Lisa biasa saja yang menarik perhatian para kaum pencinta media sosial adalah kecantikannya yang menjadi daya tarik utama.

"Annyeonghaseyo! kembali lagi ke Lily channel" Lisa mengedipkan sebelah matanya.

Bermodalkan kamera ponsel dan tripod yang digenggamnya, Lisa mulai berjalan menyusuri sungai Han sambil menjelaskan spot untuk swafoto yang sering terlewatkan oleh orang-orang.

Masih lengkap dengan seragam sekolah dan ransel, Lisa dengan telaten menjelaskan beragam spot foto dari yang paling mudah ditemui sampai yang paling sering terlewat.

"Sayang sekali padahal aku masih ingin bersama kalian, salahkan pada spot fotonya yang habis sampai disini" Lisa melambaikan tangannya dengan wajah ceria kemudian memberi salam penutup perpisahan.

Lisa memasukan melipat tripodnya dan memasukannya ke dalam tas, ia memeriksa pendapatan dari konten YouTubenya bulan ini.

"Karena ponselku kadang eror jadi sulit membuat video," Lisa menghela nafas kemudian mengusap dahi berkeringatnya yang tertutup oleh poni. "Royalti pendapatanku menurun lalu bagaimana aku bisa bantu ayah?"

Marco, ayah Lisa yang berusia lima puluh tiga tahun memiliki pekerjaan sebagai juru masak panggilan dengan hutang peninggalan sang ibu yang berada dimana-mana. Itu karena dulu sewaktu masih hidup, mendiang Ibu Lisa suka sekali berjudi hingga meminjam dan menggadaikan barang disana sini tanpa pikir panjang lebih dulu dan pada akhirnya setelah kepergian sang ibu kini ayahnyalah yang harus menanggung hutang-hutang ibunya.

Terakhir kali Lisa mendengar dari ayahnya, hutang ibu sudah lunas tinggal satu hutang lagi yang jumlahnya tidak sedikit.

Sekitar 80 juta kwon belum lagi ditambah bunga, Lisa sempat berpikir sebenarnya orang itu billionaire atau lintah darat tapi saat Lisa marah dan mulai memaki ayahnya bilang kalau itu adalah perjanjian yang diberikan oleh ibunya.

"80 itu sekitar lima tahun lalu, berarti sekarang jika bunganya 29 persen perbulan..." Lisa meremas rambutnya frutasi, "Sangat banyak yang harus dilunasi!" Pekiknya frutasi.

Sebagai anak tunggal, Lisa merasa ikut bertanggungjawab untuk membantu keuangan sang ayah. Tapi, apa yang bisa ia lakukan kalau ponselnya saja mendadak mati mendadak hidup begini.

Kesal, Lisa menendang kaleng bir kosong yang berada di bawah kakinya sebagai pelampiasan.

Kedua mata Lisa membulat saat kaleng bir itu mendarat tepat di kepala seseorang.

Pria berkacamata hitam lengkap dengan setelah formal berwarna senada itu mengusap kepalanya yang ditimpuk oleh sesuatu.

"Gawat dia pasti mengamuk!" Gumam Lisa mengeluarkan asumsi sendiri, melalui ekor matanya Lisa bisa melihat pergerakan si pria mencari-cari dalang penimpukan yang menimpanya.

Lisa merapalkan doa apa saja supaya berharap bisa dapat kekuatan ajaib seperti film Doraemon yang tidak pernah di tonton olehnya.

"Duh, dia lihat kemari tidak ya..." Lisa mengumpulkan nyali untuk mengintip ke tempat dimana pria itu berdiri.

Kosong.

"Mwo? kemana perginya orang tadi, cepat sekali tapi syukur—aaa!!" Lisa berteriak sampai tersungkur jatuh ke belakang saat pria yang di timpuk olehnya ternyata berdiri di sisinya yang lain.

Pria itu melemparkan tatapan tajamnya pada Lisa, kacamata hitam yang semula bertengger menutupi kedua matanya sudah berada digenggaman tangannya. Wajah tampan dengan pahatan sempurna, bibir kissable, hidung runcing, rahang tegas dan leher jenjang itu membuat Lisa terkesiap selama satu detik.

"Kau—"

"Ani, Aniyo! bukan-bukan!" Lisa buru-buru menyanggah dan memotong ucapan pria itu yang sudah jelas akan langsung menudingnya saat ini juga, pikirnya.

Aneh, pria itu tiba-tiba mengulurkan telapak tangan terbukanya pada Lisa.

"Kim Taehyung, pemilik KTH Group, anak tunggal dari Kim Jaehwan—billionaire Korea pemilik perusahaan pemasok permata dan berlian terbesar dari tambang yandong-pyong di pula Jeju. Kuulangi lagi, aku Kim Taehyung calon suamimu."

🌻🌻🌻

akun wattpad : @shehrazat05