webnovel

MY ENEMY

Kalian pernah gak? punya musuh terus jadi cinta? Gue Marsya Rebbeca cewek setengah tomboy dengan kelakuannya yang terkadang konyol, kadang juga dingin. Penasaran sama musuh gue? Namanya Rama Putra Hendrawan, entah lah apa yang membuat gue membenci dia dari pertama kali gue lihat, yang pastinya dia playboy dan gue ga suka itu. Benci? tapi kenapa lama lama perasaan benci itu memudar begitu saja?

Pamela_Marsya · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Part 4

Tok Tok Tok

Dor Dor!!

"WOI BANGUN DAH PAGI NIH, KAGAK SEKOLAH LO KAK?!" Teriak Jody sambil menggedor pintu. Tangannya mencoba menekan knop pintu.

"Lah kagak di kunci ternyata" Gumam Jody sambil berjalan masuk ke kamar Marsya perlahan.

'Gimana caranya bangunin ni kebo satu ya? ah gue punye ide' Pikirnya tersenyum licik

"WOI KAK BANGUN UDAH JAM 7 NIHH" Teriak Jody ditelinga kakaknya. Bibirnya berkedut menahan tawa.

"Hoam, baru jam 7 do--" Seketika Marsya melotot dan berlari ke kamar mandi.

"APA JAM 7, AAAAA GUE TELAT! MATI GUE" Jody yang sudah tidak bisa menahan tawa seketika tawa nya pecah.

"HAHAHAHAHAHA NGAKAK BAT DAH, EMANG ENAK LO HAHAHAHA" Tawa jody menggema di kamar bernuansa abu abu tersebut. Dia segera keluar dan turun kebawah sebelum Marsya menyadarinya.

"Pasti kamu usilin kakak kamu lagi ya dek?" Tanya Nita sembari menggelengkan kepala. Nita sedari tadi hanya menjadi pendengar.

Jarak antara dapur dan kamar putrinya itu sangatlah jauh, tapi masih bisa terdengar olehnya. Kadang dia heran sendiri kedua anaknya itu mempunyai suara toa keturunan siapa!

"Heheh ya habisnya susah banget kakak dibangunin mah" Jawab Jody terkekeh, dia mengambil roti di meja makan dan mengunyahnya.

Dari arah tangga terdengar teriakan Marsya, dia sangat kesal karena sudah di bohongi Jody adek lucknut nya. Padahal jam masih menunjukkan pukul 06.00

"JODYYYYY DASAR LO YAA SIALAN, ADEK LUCKNUT, SINI LO GUE SUNAT LAGI LO YA"

Mendengar itu membuat Jody gelagapan takut kena amukan kakaknya, dia pamit dan langsung ngacir keluar. Nita hanya bisa menghela nafas panjang dengan kelakuan anaknya.

"Mana Jody tadi mah?" Tanya Marsya geram.

"Dah ngacir tuh" Tunjuk Nita ke arah Jody yang berlari.

Marsya menghela nafas berusaha meredamkan emosi nya.  tunggu balasan gue adek sialan

"Udah sini kamu sarapan dulu, ntar telat loh... kalo dah telat pasti ngebut berasa jalan sendiri" Cibir Nita.

"Heheh kalo ga ngebut ntar telat dong ma" Marsya cengengesan sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

***

Dilapangan semua murid baru SMA DHARMA BANGSA sudah berkumpul menunggu intruksi dari ketua osis untuk memasuki kelas.

"Semoga kita sekelas ya sya, gue rasa udah klop banget gitu sama lo" Ujar Kania lebay.

"Iya semoga aja Nia, tapi lo ga usah lebay gitu deh geli gue" Jawab Marsya bergidik geli.

"Hehe ya maaf sayang muachh" Jawab kania sengaja menggoda Marsya.

Marsya yang melihat Kania seperti itu berlagak seperti orang mau muntah.

"HAHAHA" Tawa Kania pecah melihat ekspresi Marsya yang lucu menurutnya.

"Udah deh lo ga usah ketawa gitu, diliatin orang noh malu gue" Ketus Marsya menoyor kepala Kania pelan.

Tawa Kania berhenti dan mulai melihat keadaan dan menunduk malu saat semua pandangan tertuju padanya

'duh malu banget gue' Rutuk Kania dalam hati.

***

"Hai cewe kita gabung ya" Ujar Rama  mengedipkan sebelah matanya.

Siswi siswi yang mendengar suara itu mendongak serentak melihat siapa yang berbicara, mereka semua terdiam terpesona. Nikmat mana yang kau dustakan pikir mereka.

Bima yang sudah pegal berdiri angkat bicara dan menepuk tangannya mengembalikan mereka ke dunia nyata "Kok diam aja sih, hey"

"Ehem iyaa boleh kok Rama" Jawab salah satu siswi lembut.

"Rama aja ni, kita kita kagak?" Cibir Gilang sedikit kesal.

"Eh ya silahkan hehe gapapa" Jawab siswi itu canggung seraya menepuk bangku yang kosong.

Rama mulai melempar gombalan gombalan receh kepada siswi siswi tersebut.

"Nama lo siapa?" Tanya Rama tersenyum tampan

"Zela Putri" Jawab Zela dengan pipi merona.

"Hm zel, kamu tau ga kenapa kalo aku ngapal liat ke atas?" Tanya Rama sambil menggenggam tangan Zela, sontak zela terkejut dan semakin merona.

"Eh hmm gatau Ram, kenapa emang?" Tanya Zela bingung. Rama terkekeh pelan.

"Soalnya kalo merem kebayang wajah kamu Zel" Dengan santai Rama mengecup lembut tangan putih Zela.

"Ahh gue gakuat liat yang uwu uwu beginian"

"Miris banget nasib gue"

"Gue juga mau dong"

"Gue uwu phobia"

"Sakit hati gue bang"

Semua yang ada disana menyoraki Rama dan Zela. Marsya yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas.

Ih geli banget gue! Memalukan!

***

KANTIN*

"Lo mau pesen apa sya, biar gue pesenin"

"Gue soto sama teh es aja deh" Jawab Marsya

"Oke bentar gue pesenin" Jawab kania sambil berdiri dari duduknya.

Sembari menunggu pesanan datang, Marsya memainkan ponselnya. Tak lama kemudian Kania datang dengan pelayan membawa pesanan mereka.

"Makasih mbak" Ucap Marsya dan Kania. Pelayan tersebut mengangguk dan berlalu dari sana.

Mereka memakan makanan mereka dengan hikmat, sesekali Kania berceloteh yang hanya di abaikan oleh Marsya, terkadang dia mengangguk sebagai responnya.

Kedamaian mereka ternyata hanya berjalan sebentar. Kini mereka kedatangan destroyed yang akan mengacaukan segala mood yang dikatakan lumayan baik. Tapi itu tidak berlaku untuk Kania, melainkan Marsya. Lihatlah sekarang wajah nya yang tenang berubah pias dalam sekejap.

"Hai sya, Nia kita boleh duduk ga? penuh ni soalnya" Kini Rama lah yang bertanya. Belum di iyakan lelaki itu sudah duduk dengan tenang di depan Marsya.

Marsya dan Kania mendongak melihat siapa yang berbicara dan mengedarkan pandangan ke seluruh kantin, ternyata benar penuh! Kania melirik Marsya seolah berkata gimana boleh ga? sedangkan Marsya hanya berdehem.

"Hm ya boleh duduk aja kali" Jawab Kania tersenyum manis ke arah Rama, dan dibalas tak kalah manis oleh lelaki bermata sipit tersebut.

Setelah mereka duduk Bima dan Gilang terkejut melihat gadis yang ada di depan mereka.

"LO?!"

Marsya menautkan alisnya bingung melihat kedua lelaki di depannya, pakai acara nunjuk menunjuk segala.

kenapa mereka?  kenal aja kagak gue!

"Lo yang dibalapan semalam kan?" Tunjuk Bima dan Gilang hanya mengangguk.

HEL!!

Mata Marsya melotot, dia kira tidak ada yang melihatnya. Padahal dia hanya di sekitar tenda. Pusing memikirkan identitas nya sebagai queen racing diketahui, padahal selama ini dia sudah tutup rapat rapat. Setidaknya identitasnya yang lain tidak bocor. Identitas yang satu ini bukan masalah yang besar, pikirnya.

"Salah o-orang kali"

"Kita berempat liat lo langsung balapan" Bukan Bima yang menjawab tapi Rama.

Hah? Jadi mereka beneran ngeliat gue!

"O-oh hahaha lo pada liat gue ya, gimana keren ga gue?" Marsya terkekeh berusaha santai.

"Banget" Jawab Bima dan Gilang menatap Marsya kagum.

"LO BALAP--" Ucapan Kania terhenti. Padahal dia ingin bertanya, tapi Marsya segera melotot menatapnya.

"Ehem"

"Kenapa lo? nih minum" Sahut Arya menyodorkan teh es pada Rama.

Bima dan gilang hanya menggidik bahu acuh, dan kembali menatap Marsya intens. Marsya yang ditatap pura-pura tidak tahu sambil melihat sekitar. Ingatkan Marsya untuk menusuk mata mereka berdua di kemudian hari.

"Eheem sya, lo cantik banget deh hari ini, lo-" Belum selesai Rama berbicara Marsya menyela dengan nada yang tidak bersahabat.

Ayolah Marsya bukan seperti perempuan diluar sana yang akan senang digoda oleh spesies seperti Rama. Mendengar gombalan menjijikkan seperti itu membuat Marsya ingin sekali memotong lidah lelaki itu agar tidak mengeluarkan ucapan yang menjijikkan.

"Ga mempan sama gue guyonan receh lo itu" Potong Marsya ketus, mata nya melotot tajam ke arah Rama.

"HAHAHAHAHA" Seketika tawa Kania, Arya, Bima dan Gilang pecah.

"Hahaha duh duh Ram! baru kali ini gombalan lo ga mempan sama cewe" Ucap Arya di sela tawanya.

"Rama sayang! lo kalo mau gombal liat dulu dong orang nya, kalo lo gombalin Marsya mah kagak ngaruh sama dia... mending lo gombalin gue aja" Kania mencolek dagu Rama sambil tertawa.

***