webnovel

KESAN

Aku tidak menyangka bahwa aku membiarkan begitu saja laki-laki yang ukuran tubuhnya lebih kecil dan pendek dariku itu mengecup pipi kiriku dengan canggung. Aku diam tak melawan seakan-akan diriku merelakannya, namun yang paling gila dari semua itu aku tersenyum saat menerima kecupan itu, kemudian aku pergi dari kamarnya. Langkah-langkah semakin banyak akhirnya sampailah aku di rumah. Aku bersembunyi dalam selimut dan berbaring dibawah tempat tidur, tempat dimana aku berada saat aku tidak bisa berpikir lurus, masih dengan pemikiran yang sama. Apakah aku dari awal sudah menerima perasaaanya? Sungguh gila!

..............................................................................

Suasana ruang kantor kepala sekolah memang terasa beda, hembusan Ac dan wangi ruangan membuat siapapum ingin berlama-lama disana.Orangtuaku sibuk berbincang dengan beliau sesekali kulihat wajahnya dan memberikan senyum. Kepala Sekolah bernama pak Agus, tubuhnya kurus dan dia mengggunakan kacamata yang berlensa tebal. Kemeja kota-kotak berwarna merah yang digunakannya sepertinya berukuran dua kali dari tubuhnya mungkin hal itu dilakukan agar tubuhnya tidak terlalu menceritakan keadaan sebenarnya bahwa dia kurus. Simsalabim aku menjadi murid baru di kelas 2B.

Sebelum bertemu teman-teman baru, kuharap aku tidak menjengkelkan bagi anak perempuan dikelas itu, aku sudah lelah dengan permasalahan antar anak perempuan.Wali kelasku memberi isyarat untuk masuk, kelas yang awalnya ribut perlahan sunyi dengan kedatanganku. Para murid menunggu penjelasan wali kelas.

" Baiklah , hari ini kita kedatangaan murid baru, perkenalkan dirimu"

Aku mengangguk kemudian mulai berbicara.

" Halo, namaku Meika Rahma, salam kenal" aku tersenyum namun pandangan melihat kelantai. Suara tepuk tangan kudengar membuatku semakin gugup. Setelahnya aku dipersilahkan duduk dibangku yang kosong.

" disebelah anak cowok bu? " tanyaku dengan nada tak setuju

" iya, soalnya nggak ada yang lain" senyum bu guru menyelesaikan semuanya

" hahaha baiklah bu, terima kasih" padahal aku ingin menghindari hal yang beginian.

Aku duduk disebelah laki-laki itu, dia menggunakan kacamata dan tubuhnya lebih kecil dariku. Dia nampaknya pendiam dan seirus.

" Halo .. Namaku Meika"sapaku

Dia melihatku sekilas lalu menjawab" oh iya.." dari belakang suara bisik-bisk dan tertawaan kecil membuatku sedikit tak nyaman.

Rupanya mata pelajaran disini berbeda dengan sekolah yang dulu, bahkan sudah sangat jauh. Aku benar-benar kebingungan apalagi belajar bukanlah keahlianku. Buku paket pun berbeda namun ada juga yang sama, jadi mau tak mau aku meminjam buku dari teman sebangku.

" eng,,, Namamu siapa ya?" tanyaku rada cemas, dengan perasaan yang bertambah-tambah khawatir kulanjutkan maksudku " boleh aku lihat buku paketmu juga.. aku nggak punya.. he he.."

" Namaku Denis" kemudian dia memberikan isyarat mengizinkan. Aku sumringah dan langsung memberikan senyum terbaiku.

" terima kasih ya" aku duduk lebih dekat dengannya. Aku mulai membawa diriku untuk fokus pada buku yang ada di depan mataku itu, telah kuselesaikan dua halaman dan ingin mengetahui halaman berikutnya tapi tak mungkin aku yang membalikkan halamannya maka kuputuskan untuk menunggu Denis untuk membuka halaman berikutnya.

Namun ada yang aneh, halaman itu belum dibalik juga, eng,,, kenapa? Kuputuskan untuk membaca 2 halaman itu sekali lagi, namun halaman itu tetap belum dibalik setelah aku selesai membaca kedua kalinya. Oke mulai aneh, kuberanikan melirik pada remaja laki-laki disebelahku ini. Dia masih melihat buku itu, kupalingkan lirikanku pada buku sekali lagi. Sudah 5 menit berlalu, aku benar-benar ingin membaca lanjutkan buku itu.kuberanikan untuk membalikkan halaman buku tersebut.

Tanganku perlahan mencoba meraih ujung kertas untuk membalikkan kertas itu, namun sebelum dapat kuraih dia juga mencoba untuk melakukan yang sama.

Oh? Kata itu terucap begitu saja.

Denis menoleh padaku, wajah kaku yang kuberikan mungkin membuat dia akan merasa aku sangat aneh.

"kurasa kau sudah selesai baca" ungkap Denis

"eh.. iya sudah," tunggu apa maksudnya, lalu segera aku bertanya " jadi kau menungguku selesai baca?" tanyaku bodoh

"ya, tapi lama sekali" jawab denis yang diiringi senyum kecil yang jahil

Wait, WHAT?

"OH,,ya,, makasih?" kutarik napas dalam lalu mengeluarkannya tanpa suara

Sial, aku ingin memukulnya.

............................................................................