webnovel

Berhenti

Gadis itu berkali-kali menggeleng cepat ketika sang ibu baru saja berbicara. Masalahnya perkataan ibunya selalu saja sama. Tentang perjodohan.

Telinganya terasa panas ketika nama-nama pria, anak dari kenalannya disebutkan satu persatu seperti tengah absen. Belum lagi menjelaskan tentang pekerjaan dan kelebihannya.

Ayahnya juga tak mau kalah, mereka bersekongkol agar anaknya mau dijodohkan.

Elza mengatakan tidak perlu melakukan hal seperti itu.

Namun orang tuanya bersikeras ingin mencarikan jodoh sebab takut putrinya tak laku.

Sementara Elza sendiri bersikeras bahwa dirinya baru berusia 24 tahun dan itu masih terlalu muda untuk menikah. Ia masih ingin bersenang-senang, bukan sibuk di dapur atau mengurusi anak.

Dikiranya mengurus rumah tangga itu gampang apa.

Mana boleh menikah buru-buru seperti itu, yang ada malah kandas di tengah jalan nanti. Bukannya ia berharap begitu, hanya untuk jaga-jaga, jadinya ia meminta ibunya untuk tak melakukan hal-hal aneh.

"Ketemu saja dulu ya, kalau cocok lanjut," ujar ibunya memohon. Entah sudah keberapa kali sang ibu berbicara begitu. Membujuk Elza sungguh membuatnya lelah.

Elza malas menjawab, rasanya seperti menjawab pertanyaan dari bocah yang kerap kali menanyakan apa saja yang dilihatnya. Maksudnya meski Elza mengatakan tidak pun hal tersebut tidak berarti banyak, karena ibunya cukup keras kepala hingga dirinya hanya akan berakhir di kafe sambil berpura-pura tertawa dan berakhir dengan tidak menjadi apa-apa.

"Aku mengantuk," ucap Elza sambil pura-pura menguap lalu berjalan menuju kamarnya.

Tak menghiraukan ucapan ibunya yang mengatakan bahwa pembicaraan mereka belum selesai. Ia melambaikan tangannya tanpa menoleh.

"Aku butuh tidur. Selamat malam" Gadis itu berteriak dan menutup pintu kamarnya.

Mamanya hanya menatap punggung anaknya dengan wajah lesu, apakah ia tak melihat keadaannya kini, ia sudah tua namun belum memiliki cucu juga, dari Elza maksudnya, andai ia bisa melihat cucunya pasti menyenangkan.

Lagipula apakah Elza tak merasa terlalu tenang di tempat orang asing, bahkan jika nanti malah ada doang asing tiba-tiba bagaimana, apakah ia harus berputar atau lanjut.

Walau belum mengantuk ia lalu mematikan lampu, hingga hanya menyisakan sedikit remang yang berasal dari lampu berwarna kekuningan dari boneka di atas mejanya.

Setelah melepas sandalnya asal ia lalu merebahkan diri di atas kasur.

Menatap langit-langit kamar yang penuh dengan kerlip bintang bernama glow in the dark.

Tempelan di dinding yang akan bercahaya di kegelapan jika sebelumnya disinari cahaya.

Ponselnya berbunyi, dengan malas ia membukanya. Setidaknya itu bukan pesan penipuan yang mengatakan bahwa dirinya menang hadiah ratusan juta rupiah.

Kesal dia setiap hari selalu dapat pesan seperti itu.

Matanya mengerjap, hanya sebuah pesan singkat berisi ucapan selamat malam dari Azri, sahabatnya yang tengah menempuh pendidikan di luar negeri. Sudah sekitar setahun lamanya mereka tidak bertemu.

"Kau membuatku geli," ucap Elza mengirimkan pesan suara.

Sementara Azri sendiri tertawa riang.

"Pacarmu?" tanya teman Azri ketika melihat pria itu senyum-senyum sendiri sambil melihat ponselnya.

"Bukan," sahut Azri.

"Lalu? Gebetan?"

Azri tersenyum malu. Kemudian mengganguk pelan. Sebenarnya sudah sejak lama ia menyukai Elza. Namun belum memiliki keberanian untuk bicara karena mereka sudah bersahabat dari kecil.

Pria itu takut jika ia ditolak maka persahabatan yang sudah terjalin bertahun-tahun akan rengang.

"Aku akan melamarnya ketika pulang nanti," gumam Azri melirik temannya yang nampak syok namun senang. Ia mendoakan semoga niat baik itu bisa cepat terlaksana.

Azri tahu, jika Elza tidak akan pernah punya pacar, jadi ia punya kesempatan, hanya menunggu beberapa bulan saja lagi sampai ia menyelesaikan studinya.

Ia juga sudah mendapatkan pekerjaan mantap hingga tak akan membuat anak orang kelaparan. Belum lagi tabungan untuk menikah pun sudah ia siapkan.

Membayangkannya saja sudah membuatnya panas dingin tak karuan.

Rasanya seperti di film-film, mencintai sahabat sendiri lalu menikah.