webnovel

My-CEO-

Evereet Long , Generasi keempat . pemegang utama kekuasaan lini bisnis kelurga Long. Pria sombong dan berwatak dingin. PROLOG : Braak , pintu kamar mandi terbuka lebar, nampak pria tinggi tegap menatap celina dengan perasaan haus di kerongkongan, badannya bergetar seperti menahan sakit yang teramat dalam. Wajah putihnya memerah seperti sedang menahan sesuatu dengan keras Pria itu mendekati Celina , menatapnya dan menariknya keluar dari bath up. Celina Hua tercengang kaget. "Maaf Tuan, aku salah aku hanya ingin beristirahat sebentar di bath up ini". Celina menjelaskan sambil mempertahankan tubuhnya agar tidak ditarik keluar. Celina Hua tidak bisa mempertahankan tubuhnya. Tarikan pria itu benar-benar kuat, Tubuh Celina seakan terbang dibuatnya. ____________*********** Buat New Readers Jangan lupa kasih Boom like yah, dan masukan ke List FaVorit kalian. Juga Vote dan beri Author bintang lima ^__^ Arigato- Terima kasih Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jhon_Coplo · Fantasy
Not enough ratings
12 Chs

BERTEMU LAGI

Buugh, Celina Hua menutup pintu mobil dengan kencang. "Tuan Bolehkah aku menumpang sebentar sampai jalan di depan itu". Pinta Celina Hua kepada orang yang duduk di kursi depan.

Orang itu hanya memandangnya tanpa berkata-kata. "Tuan aku mohon tolonglah aku". Pinta Celina Hua kembali.

Pintu Mobil terbuka, dan masuklah seorang pria berjas Abu-Abu silver bermantel hitam. mata Celina Hua melebar kaget, jantungnya terasa tertikam "Evereet Long". Ucapnya dalam hati.

Tapi demi keselamatannya hari ini dia rela memohon kepada Evereet Long.

"Tuan aku mohon berikan aku tumpangan sebentar". Mohon Celina Hua sambil melihat panik ke arah luar.

Evereet memandang keadaan Celina yang kacau, rambut berantakan, terdapat sobekan di sisi bajunya.

"Apa yang kuberikan kepadamu masih kurang kah, sehingga kau harus sampai mencariku seperti ini ?". Tanya Evereet Long dengan sinis.

Jika bukan ingin menghindar dari para pengawal Tuan Feng Teng itu, Celina Hua lebih memilih pergi dari hadapan Evereet Long saat ini. Celina begitu marah dalam hatinya, karena pria ini lha semua kekacauan hidup Celina semakin bertambah.

"Tuan aku mohon tolonglah, kali ini aku akan menganggapnya impas. apa yang terjadi waktu itu aku akan menganggap tidak pernah ada. Kita tidak akan saling bertemu kembali setelah ini". Celina Hua memohon kembali.

Evereet Long memandang sinis ke arah Celina Hua . "Jalan" perintah Evereet Long kepada supirnya. Keadaan dalam mobil terasa hening, Celina Hua sesekali menghapus air matanya. hatinya terasa perih mengetahui pamannya telah menjualnya.

Hati Celina pun kacau jika Tuang Feng Teng mencari penghitungan dengannya. Siapa yang akan menjaga ayahnya nanti dan juga Jason.

Celina menghapus air matanya. "Tuan Evereet Long terima kasih, Aku akan turun disini. Evereet hanya terdiam . Celina segera turun dari mobil meskipun keadaan hujan deras namun Celina tidak memperdulikannya. Hal buruk apalagi yang bisa dia alami lagi setelah kejadian dengan Tuang Feng teng dan juga bertemu Evereet Long kembali.

Evereet hanya memandangi bayangan Tubuh Celina yang semakin menghilang ke arah kereta stasiun bawah tanah.

Celina meneguk air mineral, ditangannya. Tenggorokannya terasa kering dan sakit. Kakinya lemas dan gemetar. otaknya terasa mau meledak.

"Jika saja aku bisa menggugat cinta, pastilah akan kugugat. Mengapa cinta begitu kejam selalu menyakitiku". Cinta yang Celina percaya hanyalah cinta Ayahnya dan Jason. Dua orang yang tidak akan pernah menyakitinya

Celina Hua merapihkan tampangnya yang kusut sebelum memasuki rumah. Memasang senyuman terindahnya untuk menutupi kekalutan hari ini. Ayah dan Jason tidak perlu melihat kesedihannya.

"Aku pulang, Ayah aku membawakan Pangsit dan Dimsum kesukaan kalian". Jason yang mendengar suara Celina segera keluar dari kamarnya dan memeluknya.

"Heey hey bocah besar, ada apa kau manja sekali sekarang. sedikit-sedikit memeluk ku". Canda Celina Hua ke Jason.

Jason hanya mengelus-eluskan kepalanya ke leher Celina Hua. " Ya ya ya kau adalah kesayangan ku, aku akan selalu ada disisimu". Jason menengadah dan tersenyum lebar.

"Bagaimana perjodohan mu hari ini". Tanya Alex Hua.

"Ayah Bisa tidak kita tidak membicarakannya". Jawab Celina

"Baik, baiklah kita tidak usah membahasnya jika kau tidak ingin". Jawab Alex Hua tertawa sambil mencapit dimsum dan menyuapi Celina Hua. Meski sudah besar Alex Hua selalu merasa Celina adalah putri kecilnya yang masih berusia lima tahun.