webnovel

My CEO's Heart

"Kamu tidak pernah tahu apa yang dia pikir!" CEO-ku tidak sama dengan CEO kalian. Bibirnya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Bagaimana perasaanmu apabila kau yang selalu berusaha bekerja secara jujur dan professional namun orang terdekatmu, yaitu ayahmu sendiri malah melakukan pekerjaan yang kotor dan tak terpuji? Iya, hal tersebutlah yang sedang dialami Charice, seorang reporter berdarah muda yang selalu bekerja dengan jujur dan mencari kenbenaran suatu desas-desus berita harus dihadapkan pada kenyataan jika Ayahnya adalah tersangka kasus korupsi yang akhirnya bebas dengan cara yang licik. Takdir membawanya pada masalah ketika dia bertemu seorang CEO muda, David Park, seseorang yang 'membantu' ayahnya lolos! Anehnya, sang CEO tampan, Kaya, dan popular ini mendekati dirinya meski dia masih mencintai mantan kekasihnya, Jessica. Ada udang di balik batu namun Charice memutuskan untuk 'bermain' dalam sandiwara cinta yang berbahaya ini demi menguak kebenaran. Dapatkah dia mencapai tujuannya atau justru terjatuh dalam jurang cinta tak terduga? Mungkinkah keduanya bersatu ditengah drama dan kepentingan masing"? Hai para pembaca dari novel Hyeona... kalian bisa follow ig Hyeona di @hyeona.theauthor untuk bantu mendukung semua karya-karya dari Hyeona. Terima kasih atas dukungan kalian...

HYEONA · General
Not enough ratings
455 Chs

CEO -9-

Seorang pria berstelan parlente turun dari sebuah mobil mewah. Ia memasuki gedung Dismass.

Dua orang resepsionis yang menjadi wajah pertama di gdung Dismass tersebut meyambut kedatangan pria berstelan parlente tersebut. "Selamat sore Pak!"

"Sore!" jawab sang Pria.

Salah seorang resepsionis menanyakan keperluan pria tersebut. "Maaf, Bapak mencari siapa?"

"Saya sudah membuat janji dengan seseorang, saya hanya perlu menunggunya di lobi saja." Pria tersebut membenarkan kancing baju di pergelangan tangannya seraya melihat arlojinya.

"Baik Pak." Kedua resepsionis di situ saling berbisik sambil memperhatikan pria tersebut.

Tidak lama, yang ditunggu datang juga.

Charice baru saja turun dari lift yang letaknya di sebelah kanan tempat resepsionis.

Pria tersebut melempar senyum kepada Charice. Charice membalas senyuman pria yang telah menunggunya tersebut.

"Pak David udah lama nunggu?" Charice melangkah menghampiri David.

"Tidak juga. Saya datang belum lama kok!"

"Kita mau kemana?"

"Pokoknya ikut saya dulu."

"Baik Pak..."

Mereka berdua berjalan menuju halaman lobi gedung Dismass.

David setelah beberapa hari akhirnya menghubugi Charice dan langsung mengajak Charice pergi. Pada awalnya Charice sudah menyerah tentang yang berhubungan dengan David. Ia sudah tak mengharapkan David akan menghubunginya. Namun David tiba-tiba menghubunginya kembali sehingga membuatnya kembali menaruh harapan. Susah untuk mengabaikan perasaannya. Charice mulai merasa nyaman dengan perlakuan David.

David duduk bersebelahan dengan Charice di kursi belakang sedangkan ada supir yang menyetirkan mereka. David melihat pakaian Charice yang hanya memakai celana jeans belel dan atasan kaos yang dirangkap jaket warna hijau army yang tidah diresleting. Rambut Charice dikundir asal. Wajah Charice juga sangat polos tanpa riasan makeup.

"Tiap hari pakaian kerja Charice seperti ini kah?"

"Pakaian saya kenapa Pak?" Charice melongo. Dalam pikirannya. Aku sekumel ini apa ya sampe-sampe Pak David merhatiin baju yang aku pakai?!

David menarik rahangnya sedikit, membuat bibirnya lebih lebar. "Sehari-hari dalam bekerja kamu memang berpakaian santai seperti ini?"

"Oh... ini..." Charice sadar jika dia memang jauh dari kata rapi, Ia tidak terbiasa dandan dan tidak peduli dengan penampilannya mengingat pekerjaannya juga tidak membutuhkan riasan dan pakaian yang rapi. Ekspresi Charice menunjukan penyesalan karena tidak sempat ganti baju dan merias diri terlebih dahulu. " Maklum Pak, reporter... biasanya kena asap debu kerjanya jadi nggak pernah pake baju yang bagus-bagus kalo kerja." Charice hanya bisa cengar-cengir.

"Terakhir saya ketemu kamu, kamu dandan cantik, pake dress, begitu lihat kamu pake baju sesantai ini, hmmm..." David menekuk jarinya dan meletakannya di bibirnya, berpose seperti sedang berpikir.

"Pasti Bapak kecewa ya liat saya begini?" Charice membuka kunci Hpnya dan uru-buru menuju kamera Hpnya dengan bertuuan untuk bercermin. Ia memasang kamera depan dan melihat ada bayangan wajahnya di kamera Hpnya. Ia menyentuh wajahnya seraya bernada menyesal. "Saya balik lagi jadi upik abu begitu makeup dihapus dan gaunnya dilepas. Bagaimana ini?!"

"Oh... enggak-enggak sama sekali, malah saya amaze, kamu emang lebih cantik tanpa riasan makeup," puji David.

Charice tersipu malu. "Pak, kita mau ke tempat formal bukan? Kalo iya, saya malu juga sih kalo pake baju begini."

"Kalo gitu, mau ke salon dulu aja apa?" David menawarkan.

Charice kaget. "Eh? Emang beneran kita mau ke tempat formal?"

"Iya..."

Charice dalam hatinya. Tepok jidat, mau dibawa kemana lagi, aduh...

Charice pasrah dibawa kemanapun oleh David. David pun membawa Charice ke salon untuk didandani dan diganti baju yang lebih bagus.

Charice selesai berdandan dan berganti baju.

"Perfect!" ujar David.

Charice kini berganti pakaian gaun yang berbentuk kemben dan berukuran pas badan berwarna kuning-hitam. Gaun yang panjangnya sampai kakinya ini memiliki belahan sampai pahanya. Charice berulang kali memegangi dadanya karena kurang nyaman dengan pakaian seseksi ini. Rambut Charice dikuncir setengah sedangkan sisanya dibiarkan tergerai. Poninya dibuat ke samping. Dia dirias dengan makeup natural yang bernuansa orange di mata dan pipinya.

Akhirnya mereka kembali naik mobil untuk mendatangi sebuah acara. Mereka pun akhirnya sampai ke sebuah hotel mewah di daerah Gangnam. Supir David keluar membukakan pintu untuk Charice sedangkan David keluar sendiri.

David meraih tangan Charice mengaitkannya di sikunya. Mereka berjalan masuk ke hotel tersebut. Mereka pun naik lift.

Akhirnya mereka tiba di ballroom hotel tersebut.

Semua tamu yang datang di ballroom hotel tersebut terlihat sangat berkelas dan berdandan ala sosialita.

Semua mata tertuju kepada David dan Charice. David, seorang CEO muda, calon pewaris tunggal Mico alumunium yang dikenal masih lajang tiba-tiba menggandeng seorang gadis tentu membuat orang-orang yang mengenalnya penasaran gadis seperti apa yang digandengnya.

Ternyata ini adalah acara lelang utuk amal yang diselenggarakan oleh Namjung Grup dalam menggalang dana untuk bencana alam dan juga akan disumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo. CEO dan sosialita ternama pun diundang untuk menjadi peserta di kegiatan lelang ini.

Di tengah-tengah ballroom, jelas bisa terlihat Charles Cha yang didampingi oleh tunangannya, Yeonhee Hwang. Charles memberikan sambutan sebagai pembukaan acara tersebut.

Sepasang mata melihat tajam kepada David dan Charice. Di ujung pojok, ada Jessica Cha yang juga didampingi pacarnya, Raymond. Ia begitu terkejut dengan kedatangan David yang didampingi seorang wanita. Belum lagi, yang membuatnya kaget karena wanita tersebut adalah calon adik ipar dari kakaknya sendiri.

Dalam hati Jessica. Brengsek, kok bisa-bisanya David pergi sama gadis kecil itu. Pasti David yang sudah menyulap penampilan si gadis yang berpenampilan urakan itu menjadi elegan. Tapi kita lihat, seperti apa manner gadis itu.

Sementara Raymond juga tak kalah terkejut karena David membawa anak buahnya. Ia heran bagaimana mungkin gadis sepolos Charice bisa mau diajak pergi oleh David. Selama ini dia tahunya jika Charice tidak punya pacar. Ia melihat Charice sebagai pribadi yang ceria, extrovert, dan ceplas-ceplos, juga sangat polos. Ia berpikir bagaimana mungkin Charice bisa memiliki hubungan dengan orang seberbahaya David.

David berbincang hangat dengan Charice, dia benar-benar memperlakukan Charice bak putri. Ia mengajak Charice berbincang dengan rekan-rekannya sesama CEO. Davide mengenalkan Charice sebagai orang dekatnya.

Jessica penasaran, ia mengajak Raymond untuk berputar-putar. Akhirnya David dan Charice langsung berpapasan dengan Jessica dan Raymond. Jessica mengenakan dress panjang berwarna ungu berbahan sutra, dilengkapi syal bulunya, ia benar-benar berpenampilan bak sosialita.

Jessica melihat cara memegang gelas dari Charice yang tidak tepat. "Char, cara memegang gelas yang benar untuk gelas cocktail bukan seperti itu. Terus cara megang clutch juga bukan begitu. Pakai high heels jangan dihentakan seperti pakai boots!"

Tamu-tamu yang ada di sekitarnya berbisik-bisik menggunjing manner Charice yang kelihatan kurang beradab dan tidak bisa bergabung dengan sosialita-sosialita.

Charice hanya bisa pasrah dan ia pun menuruti Jessica, ia belajar cara memegang gelas cocktail yang dibawanya dan juga memegang clutchnya dengan benar di tangan kanan. Ia juga beklajar berhatihati melangkahkan kakinya dengan high heels 7 cm yang dikenakannya.

Jessica belum puas. "Kamu tahu kan jika semua tamu yang datang menyumbang dengan jumlah besar?" tanya Jessica. "Minimal mereka menyumbang 1 juta won, kamu juga termasuk kan? Kau bukan hanya menumpang datang jadi gandengannya Pak David saja kan?"

David yang dari tadi diam saat pasangannya dipermalukan akahirnya buka suara. "Jangan khawatir Jessica-ssi, kami menyumbang sudah sepaket atas nama dua orang. Perlu dicek di buku tamu?"

Jessica terdiam mendengar David membela Charice.

Raymond tak mau kalah, ia menegur Charice juga, "Char, bukannya saya minta laporan pekerjaan kamu yang sudah dateline di minggu ini untuk dikirim malam ini juga ya? Kok kamu malah ada disini? Memang bisa terkejar sampai jam 12 malam jika jam 9 aja kamu masih disini?"

David langsung membela. "Maaf Pak Raymond, di kantor memang dia anak buah Bapak, tapi jika sudah di luar jam kerja dia bukan sepenuhnya hak Bapak untuk menyuruh-nyuruhnya lagi," ujarnya.

Charice buru-buru mengklarifikasi. "Bapak tenang saja, saya sudah kerjakan 80 persen, pasti bisa kekejar kok sampe jam 12 malem ini," ujar Charice meyakinkan bosnya.

Raymond tersenyum penuh kemenangan. Ia melirik David dengan sengaja menujukan kemenangannya.

Dalam hati David. Char, kamu itu anjing atau manusia, mau-maunya diperdaya sama bos di luar jam kerja. Kamu loyal banget sama bos kamu, tapi saya akan buat kamu berbalik loyal kepada saya. Lihat saja.

Saat Charice ingin mengambil kue yang ditawarkan seorang pelayan yang menghampirinya, Jessica diam-diam menjegal kaki Charice yang akan melangkah. Sontak, Charice kehilangan keseimbangan, namun dengan sigap David menolongnya. "Kamu nggakpapa?"

Charice tertunduk malu. "Maaf Pak, saya udah malu-maluin Bapak!"

"Kamu ngomong apa sih? Namanya kecelakaan siapa yang tahu?!" David memegang pinggang Charice dan membantunya berdiri tegap.

Jessica sedikit jengkel melihat kemesraan Charice dan David. Matanya menyoroti semua perlakuan David kepada Charice.

Untungnya setiap orang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing pada saat Charice terjatuh sehingga kejadian tersebut tidak mengundang perhatian banyak orang. Hanya segelintir tamu yang memandang sinis dengan kelakuan Charice karena dianggap tidak sopan.

Yeonhee dari jauh melihat seseorang yang sepertinya dikenalnya. Ia pun menarik Charles untuk menghampiri orang yang dilihatnya. Iyap, Ia menghampiri adiknya, Charice bersama Charles. "Loh, Dek…" Yeonhee kaget dengan siapa adiknya datang. Ia menunduk memberi salam kepada David. "Malam Pak David!"

"Malam Yeonhee-ssi!" balas David.

"Oh ini yang namanya Pak David. Kenalkan saya Charles Cha, manager marketing dari NamJung." Charles menawarkan tangannya untuk bersalaman.

David menyambar tangan Charles dan mereka saling berjabat tangan. "Kesini dengan..." Charles hanya bisa tersenyum melihat Charice.

Charice tersipu malu dipandang oleh Charles. "Hai Charl Oppa!"

"Hai Char, kamu... tampil amat berbeda ya..." Charles terpana dengan penampilan Charice yang tidak biasa.

"Oppa, aku aneh ya dandan begini?" Entah kenapa Charice sangat peduli pendapat dari Charles mengenai penampilannya.

"Enggak kok, kamu cantik banget, tidak kalah cantik dengan kakakmu," puji Charles.

Yeonhee menyambar perkataan tunagannya. "Jadi Charl Oppa mulai beralih nih?" Yeonhee menggoda tunangannya sendiri.

"Kau cemburu jadi dengan adikmu sendiri?" Charles meladeni candaan tunangannya.

"Aku dibanding dengan Yeonhee Eonni mah, bisa lah nandingi dikit... Kan sedarah," cetus Charice.

Atmosphere di sekeliling mereka akhirnya berubah hangat karena dibumbui dengan senda gurau. Sementara Jessica dan Raymond hanya tertawa kecil tanpa berkomentar apapun.

"Kamu kesini hanya berdua dengan Pak David, Dek?" Charles terkadang mengikuti Yeonhee yang memanggil Charice dengan sebutan Dek.

"I... iya Oppa..." jawab Charice sedikit ragu.

Yeonhee buka suara. "Charl Oppa nggak usah kaget gitu... Aku ngelihat mereka berdua serasi, menurut Oppa gimana?"

Charles tak menjawab apapun, dia hanya tersenyum. Ia merasa ada yang ganjil pada diri David. Charles mengenal Charice sejak remaja, ia tahu betul jika Chaarice itu tidak pernah pacaran ataupun punya gebetan. Teman laki-laki Charice juga hanya sebatas teman kerja ataupun sekolah saja. Ia yakin Charice tidak pernah merubah watak aslinya.

Akhirnya acara amal tersebut pun selesai.

David megantar Charice pulang ke rumahnya.

Sesampainya di halaman rumah Charice, sebelum Charice turun, David berpesan."Char, semoga esok kita akan bertemu kembali." Seketika David meraih tangan Charice.

Tubuh Charice lagi-lagi seperti membeku, dadanya berdebar.

David mencium aroma pergelangan tangan Charice dilajutkan mencium punggung tangan Charice.

Charice tersipu, wajahnya memerah. Dia pun turun dari mobil David dengan perasaan yag bercampur aduk.

***