39 CEO -38-

Yeonhee berada di ruang kerja David, sementara David tidak di tempat sekarang.

Ia mencari-cari suatu berkas di ruangan bosnya tersebut.

Akhirnya ia menemukan yang ia mau. Ia membuka berkas tentang penggabungan Mico dan Samkyung. Ia meneliti laporan-laporannya satu persatu.

Ia pun mengerti akan mekanisme penggabungan Mico dan Samkyung. Ia memfotocopy berkas-berkas tersebut dan membawanya.

Setelahnya ia menelpon seseorang.

"Halo Pak Joongki, sudah beres?"

"Iya sudah Nona!"

"Saham Mico yang dipunya Pak David sebagian sudah atas nama anda kan?"

"Iya ini saya sedang di kantor pengacara untuk melegalkan kepemilikan sahamnya.s"

"Bagus, saya suka anda bisa bergerak cepat!"

Yeonhee tersenyum puas.

Dalam benaknya. Ok, sekarang ini saya adalah salah satu pemegang saham dari Mico. Maaf ya Pak David, saya mengkhianati anda Anda juga kan sama, mendapatkan saham-saham anda dengan cara kotor. Saya juga tidak masalah kan mendapatkan ini dengan cara yang sama kotornya dengan anda.

Yeonhee mendapat uang membeli saham tersebut dari mantan bosnya di TVS, Louis Han. Ia kembali berhubungan dan berselingkuh dengan bosnya tersebut untuk memanfaatkannya memberikannya uang.

**

Jessica dan David bertemu di suatu tempat, di sebuah restoran.

"Dave, tumben sekali kau..." Jessica membuka kacamata hitamnya.

"Jessica... kau tahu tidak, betapa kotornya tanganmu itu?" David tersenyum sinis.

"MWO?"Jessica memelototi David. "APA Maksudmu?" Dia tak terima dengan oernyataan David.

"Memangnya saya tidak tahu, kau yang memukuli Charice di loteng saat pameran lukisan kemarin kan?"

Jessica kaget. "Ka... Kau... tahu darimana?"

"Saya punya banyak mata..."

"Dave... Itu... Itu... hanya salah paham."

"Kenapa?"

Jessica panik. "Itu salah Charice, dia yang mulai duluan."

"Kamu yang menyerang duluan, bagaimana bisa kamu bilang itu salah Charice?"

"Kalau dia tidak genit kepada Raymond, saya juga nggak akan marah kepadanya."

"Genit?"

"Iya genit."

"Saya tahu persis Charice itu seperti apa, lagipula Raymond bukan tipenya Charice."

Jessica tersenyum sinis. "Kau mau bilang, jika tipenya Charice yang seperti dirimu?"

"Jes, pokoknya saya nggak akan membiarkan kamu nyakitin Charice lagi!"

Jessica tersenyum sinis. "Dave, kamu tahu tidak? Kakaknya Charice itu lebih parah pernah menyakiti saya, apa yang kemarin saya lakukan ke dia tidak ada apa-apanya."

"Jes, tolong jangan sentuh Charice, kalau tidak..."

Mata Jessica mulai berkaca-kaca. "Kalau tidak apa Dave? Hah? Kamu mau ngapain saya?" Jessica memasang wajah minta dikasihani.

"Jes... asal kamu tahu, saya cukup sadar diri siapa diri saya. Saya tahu, saya nggak bisa menyalahkan apa yang terjadi 100 persen kepada kamu. Saya juga tahu saya juga pernah menyakitin kamu dan mungkin kamu sekarang benci banget sama saya. Saya Cuma mau kamu hidup baik-baik. Jangan buat masalah apapun itu." David bangun dari tempat duduknya, iya mengeluarkan beberapa lembar won dari dompetnya dan meletakan di meja makan. Ia pun hendak beranjak dari tempat duduknya.

Baru David berjalan beberapa langkah, Jessica mengejarnya. Jessica menahan lengan David. "Dave, ternyata kamu masih ada rasa peduli kepada saya?"

David melepaskan tangan Jessica yang melekat di lengannya. "Jes... kamu adalah masa lalu saya." David membetulkan poni Jessica. "Saya harap kamu bisa hidup bahagia dengan Raymond. Dia adalah pria yang tepat dan baik untukmu, tidak seperti saya yang seorang bajingan."

Mata Jessica tidak bisa berbohong menahan rasa sedih. Ia terpaku melihat kepergian David. Ia memegang dadanya, rasanya amat sesak. Ia sendiri tidak tahu mengapa rasa ini menghinggapinya.

Dalam benaknya. Ia sangat mencintai Raymond dan tidak ingin kehilangan Raymond. Namun di lain sisi, ia juga senang jika ternyata David masih perhatian dan peduli padanya.

**

Charice menyandarkan diri di dipan temPat tidurnya. Beberapa bagian wajahnya seperti dahi dan dagunya diplester. Pergelangan tangan dan sikunya juga tak luput dari plester.

Dirinya kini sedang focus terhadap smartphone miliknya.

Tiba-tiba seseorang masuk ke kamar Charice.

Charice tersentak kaget. "Eonni!"

"Char, neo waeyo (kau kenapa)?"

"Kwaenchana Eonni (nggakpapa Eonni)!"

Yeonhee menyipitkan manatnya. "Kotjimara (jangan bohong)!"

"Chinjayo (bener kok)!" Charice ngotot.

"Keunyang, sasireun marhaebwa (hanya katakan\ yang sejujurnya)! Eonni deuro (Aku akan dengarkan)."

"Jessica Eonni…"

"Mwo?"

"Dia yang mukulin aku."

"How dare that bitch! I'm going to give her trial."

"Hajima Eonni… Jebaryo (Jangan Kak, kumohon)!"

"Wae?"

"Keunyang… Ini cuma salah paham aja. Jessica Eonni sedikit jealous karena saya dikira dia deket banget sama Pak Raymond."

"Keundae.. keu inyeon (tapi, cewek sialan) itu harus dikasih pelajaran biar dia kapok dan tahu kalo kita nggak bisa dinjek-injek senaknya. Kalo perlu laporin ke Pak Raymond perbuatan pacarnya itu!""

"Anpiryohae Eonni (Nggak perlu Eonni)! Itu hanya salah paham aja, lagian kalo sampe Pak Raymond tahu nanti jadi makin ribet dan aku nggak mau nanti kemana-mana masalahnya."

"Keundae… Kau bukan beneran naksir Pak Raymond kan?" Tanya Yeonhee curiga.

Charice reflek mengelak. "Andwae (tidak mungkin)! Eonni kaya nggak tahu aja, Pak Raymond kan cinta banget sama Jessica Eonni."

"Yang kutanya bukan itu, kamu ada rasa nggak sama Pak Raymond?"

Charice mengelak. "Aniya Eonni… Aku nggak mau mengambil sesuatu yang sudah jadi milik orang lain!"

"Maksud kamu apa? Nyindir Eonni?"

"Aniya Eonni…"

"Eonni udah bilang sama kamu, Eonni udah tobat dan nggak bakal selingkuh lagi. Masa iya, Eonni mau nikah masih mau selingkuh?!"

"Eonni kenapa sih ngegampangin banget kalo pernah selingkuh?"

"Char, Eonni tuh Cuma cinta sama Charles Oppa. Eonni akuin semua kesalahan Eonni yang dulu, tapi yang penting sekarang Eonni mau berubah, asal Charles Oppa nggak tahu masalah ini."

"Arasso Eonni, aku percaya Eonni bisa berubah. Tapi… janji ya Eonni, jangan khianatin Charles Oppa lagi! Please aku mohon!"

"Tanpa kamu suruh janji juga Eonni udah tahu kok apa yang seharusnya Eonni lakuin."

Dalam benak Yeonhee. Char, tolong ya jangan campuri kehidupan pribadi Eonni. Eonni tahu kok apa yang harus Eonni lakukan. Kamu cukup tahu saja dan duduk tenang baik-baik disitu.

**

Suatu pagi di kantor Mico, David sedang melihat web bursa saham dimana sahamnya harganya sedang turun.

Tiba-tiba Yeonhee masuk ke ruangan David. "Pagi Pak!"

"Pagi Yeonhee-ssi!"

"Ini saya mau meberikan laporan saya mengenai budget yang telah dikeluarkan perusahaan selama kurun waktu 6 bulan terakhir, sesuai request dari Bapak."

"Komawo. Letakkan saja di meja saya."

"Baik Pak!"

Yeonhee tidak sengaja melihat apa yang dilakukan David. "Bapak jadi menjual saham Bapak di Mico?"

"Iya… sepertinya begitu. Ada apa?"

"Ah… tidak Pak. Apa sudah ada yang membeli?"

"Sudah… Sahamnya sudah dibeli."

Yeonhee hanya tersenyum.

Ia pun keluar dari ruangan David.

Dalam benak Yeonhee. David, kamu pasti akan terkejut siapa yang sebenarnya membeli sahammu itu.

**

avataravatar
Next chapter