webnovel

CEO -34-

Di dalam kamarnya, David termenung seorang diri, Ia menggenggam secangkir wine di tangannya. Ia berbaring di sofa kamarnya.

Kali ini ia tak tahu apalagi yang harus dilakukan. Ia sudah sangat sedih bercampur marah dan kesal. Masih terngiang-ngiang jelas rekaman percakapan tersebut. Ia jelas mendengar jika Charice menerimanya jadi pacarnya karena ia juga ingin memanfaatkannya. Ia tidak benar-benar tulus menerima cintanya.

Dulu, ia pikir jika Charice menerima cintanya karena dia juga telah jatuh cinta kepadanya. Ia tidak menyangka jika gadis lugu dan polos tersebut juga telah memanfaatkannya sedari awal hubungan mereka dimulai.

David hanya bisa minum dan menangis. Sekarang ini ia merasa jika rencananya ingin menjadi baik dan bertobat akan sia-sia saja karena gadis yang sebelumnya ia anggap tulus dan mencintainya apa adanya ternyata sama saja dengan gadis lain. Ia tahu, ia sendiri juga dulu awalnya ingin memanfaatkan Charice namun ia melihat jika Charice tulus dan mencintainya dengan sepenuh hati namun ternyata semua hanya kebohongan belaka.

PRANG!

Ia membanting gelas wine yang dipegangnya. Otomatis belingnya berceceran dan cairan winenya tumpah di lantai.

David memungut satu beling.

Dan ia pun terkena tusukan beling tersebut, darahnya mengalir dari ujung jari telunjuknya. Darah segar jelas melumuri jari David.

Dalam benak David. Charice, kamu tahu tidak bagaimana sakit tidak berdarah? Saya akan tunjukan padamu, bagaimana sakit tidak berdarah itu. Tidak-tidak, semuanya, bukan saja sakit yang tidak berdarah, namun saya juga perlu tunjukan padamu bagaimana sakit yang mengeluarkan banyak darah.

**

Charice mendapatkan sebuah bingkisan beramplop coklat yang sudah ada di mejanya.

Dalam benak Charice. Lagi-lagi amplop coklat nggak bernama. Siapa sih yang demen banget ngirimin aku amplop coklat nggak pake nama begini? Bosen deh aku...

Ia pun membuka amplopnya.

Ia menemukan foto-foto kakaknya dengan pria lain yang bukan Charles sedang berciuman dengan sang kakak. Otomatis Charice kaget melihat foto-foto tersebut.

Ia tak sengaja menjatuhkan foto-foto tersebut dari mejanya karena terdorong oleh dirinya sendiri yang tidab-tiba shocked sehingga foto-foto itu berserakan di bawah kolong mejanya.

Kebetulan, Raymond baru masuk ke ruangan anak buahnya. Ia otomatis melihat Charice yang sedang menunduk di bawah kolong mejanya memungut foto-foto itu pun mendekati Charice. Ia ikut menunduk. Dan...

Charice kaget karena bosnya ada di depan matanya.

"Pak... Pak Raymond!" Charice segera membereskan foto yang berserakan, Raymond pun ikut membantunya.

"Nggak usah dibantuin, Pak! Sa.. ya..."

Raymond berdiri sembari memegang satu foto.

"Pak, berikan kepada saya fotonya!"

Raymond mengangkat foto yang dipegangnya. Charice yang tingginya hanya di bawah pundak bosnya tersebut tak bisa menjangkau foto yang dipegang Raymond.

"Ini bukannya Yeonhee ya?"

"Hah... Hm..." Charice tak berani menjawab.

"Kayanya bukan deh Pak, Cuma mirip aja," bela Charice.

"Char, ini udah jelas-jelas kakak kamu. Saya udah beberapa kali ketemu, tatap mata sama dia, tidak mungkin salah!"

Charice takut-takut. "Ka... lau... Gitu, udah Pak balikin sini ke saya fotonya!"

"Tidak bisa, ini bagus sekali jika dimasukan ke headline berita kita!"

"Pak... Kakak saya bukan orang terkenal, ia bukan public figure lagi jadi buat apa membeeritakan orang yang bukan public figure!" bela Charice lagi.

"Bukan... Bukan itu masalahnya... Kamu harus lihat siapa pria yang bersama dengan kakak kamu."

Charice memperhatikan pria tersebut. "Saya nggak kenal Pak. Siapa emangnya Pak?"

"Ini adalah mantan bosnya kakak kamu di TVS. Ini Pak Louis namanya. Ia salah satu pewaris dari TVS."

Charice kaget. "Ma... mana... Mungkin Pak, kakak saya selingkuh sama bosnya sendiri!"

"Kalau kau tak percaya. Coba googling Louis Han direktur TVS, pasti yang keluar Bapak-Bapak tua ini!" Raymond terus meyakinkan Charice.

Charice mencari di browser laptopnya nama Louis Han. Benar saja, Louis Han direktur TVS adalah orang yang sama dengan orang yang berfoto mesra dengan kakaknya.

"Pak, tapi mengapa bisa foto ini ada di meja saya?"

"Saya mana tahu lah Char!"

"Dulu saya pernah dikirimi amplop coklat tak bernama juga dan isinya sama foto-foto juga!"

Raymond mamasang wajah tegang. "Foto?"

"Iya Pak... Foto... Fotonya Pak Dav..." Tiba-tiba Charice mengurungkan niatnya untuk bercerita.

"Foto siapa Char? Pak siapa?"

"Hah? Enggak... enggak aku lupa Pak..."

"Pak Dav siapa tadi kamu bilang?"

"Enggak Pak... lupa siapa, beneran lupa, lagian udah lama banget!" Charice mencari-cari alasan.

"Saya denger tadi... Pak Dav.. vid?"

Wajah Charice tak bisa menyembunyikan kerisauannya. "Bu... Bukan Pak..." elaknya.

"Dengar saya, foto yang kamu maksud foto-foto Jessica dan David bukan?"

Charice mendadak terkejut lagi. "Loh, Pak?!"

"Benerkan tebakan saya?!"

"Gimana bisa bapak..."

"Saya yang taruh foto itu di meja kamu dulu."

Charice terkejut bukan main. "Ja.. Jadi Bapak yang melakukan itu?"

Buru-buru Raymond mengklarifikasi. "Tapi, kalau foto ini bukan saya yang kasih. Sumpah, ini bukan yang taruh di meja kamu!"

"Apa tujuan Bapak naruh foto-foto itu dulu di meja saya?!" Charice memincingkan matanya.

"Saya hanya mau kamu hati-hati saja!"

"Hati-hati dalam hal apa Pak?"

"Saya nggak mau kamu terlibat lebih jauh sama David karena ia punya terlalu banyak rahasia yang kotor."

"Pak Raymond, terimakasih atas perhatiannya. Namun, saya bisa jaga diri saya sendiri dengan baik."

"Baiklah, toh kamu juga sudah putus kan dengan David?!"

"Bapak sendiri apa ada masalah dengan Pak David? Dan mungkinkah masih ada hubungannya dengan Jessica Eonni?!" Charice penasaran.

"Saya? Saya mencintai Jessica dan bisa menerima apapun masalalunya, termasuk masa lalunya bersama David. Dengan David, saya sama sekali tidak ada masalah lagi."

"Lalu mengapa Bapak memukuli Pak David pada suatu malam jika sudah tidak ada lagi masalah dengannya?"

"Ka... Kapan?"

"Sudah agak lama, akhir tahun 2017. Aku ingat jelas, Bapak dan anak buah Bapak memukuli Pak David!"

"Kau tahu dari mana?"

"Pak... Saya membuntuti Bapak pada malam itu. Maaf atas kelancangan saya."

Raymond mendadak terkejut. "Lalu... kau tidak melaporkan saya ke polisi?"

Charice menggeleng.

"Kau mau apa?"

"Pak... jangan jadikan foto-foto Yeonhee Eonni headline news ataupun berita apapun. Biar ini jadi urusan keluarga saya. Saya akan menyelesaikan ini secara tertutup."

"Kau... terlalu naif dan polos Char! Kakakmu itu ular berbisa, kenapa bisa ia punya adik yang sebegini polosnya!"

Raymond mengarahkan jari telunjuknya ke arah dahi Charice. "Char, terserah kau... tapi kuharap tidak ada orang jahat yang bisa menyentuhmu!"

Charice tersenyum. "Bapak tenang saja, keberuntunganku sangat banyak di dunia ini!"

**

Di rumah keluarga Hwang sedang ada kericuhan karena Yeonhee berteriak-teriak pada adiknya Charice di ruang tamu rumah mereka.

"Char... katakan sama Eonni, darimana kau dapat foto-foto ini?"

"Eonni... aku sendiri juga tidak tahu, amplop ini tergeletak begitu saja di meja kerja aku tadi pagi!"

"Bohong, masa nggak ada nama pengirim dan alamatnya!"

"Eonni... aku beneran nggak tahu, makanya aku mau nanya kebenaran dari foto-foto ini!"

"Foto ini?" Yeonhee menunjuk ke salah satu foto. "Ini jelas rekayasa dan editan semua!" elaknya.

Charice yang juga fotografer mengetahui jika foto ini adalah asli. "Eon... aku juga bisa bedain mana editan mana yang asli."

"Char, jadi kamu beneran udah nuduh Eonni selingkuh?"

"Bu... Bukan begitu Eon..."

"Lalu gimana?"

"Aku cuma mau mastiin lagi... Kalau memang Eonni selingkuh dari Charl Oppa, Eonni cepet tobat."

"Heh... anak kecil! Kamu tahu apa sih!" bentak Yeonhee.

"Eonni, sebelum Charles Oppa tahu..."

"Heh denger ya, kalo ampe Charl Oppa tahu foto-foto itu, itu artinya kamu yang nyebarin, kamu yang ngasih tahu!" bentak Yeonhee lagi.

Charice tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. "Eon... jangan kaya gitu dong!"

"Char, Eonni kasih tahu ya... Charl Oppa itu cinta banget sama Eonni, dia pasti nggak akan ninggalin Eonni."

"Kalo gitu, Eonni juga cinta kan sama Charl Oppa."

Yeonhee diam tak bergeming. "Kau... ingat ya... dengerin omongan Eonni, awas jika sampai foto itu beneran bocor ke media. Eonni bisa bertindak nekat!" ancamnya.

Charice pergi ke kamarnya. Ia hanya bisa membaringkan diri di ranjang. Ia tak percaya jika kakak yang dicintainya bisa berbuat seperti itu. Ia juga tidak tega jika Charles telah dikhianati oleh kakanya. Semuanya seakan takdir yang membuatnya sangat sakit. Ia tidak tahu harus percaya kepada siapa lagi sekarang. Semua orang yang berada di sekitarnya sudah tak lagi bisa ia percaya.

**

Next chapter