webnovel

CEO -25-

"Uri heyojo (kita putus)...!

Charice terdiam tidak menjawab apapun.

Diapun mulai menenangkan hatinya dan kemudian pelan-pelan berbicara. "Keu... Keundae, we... wae (ta.. tapi... ke... kenapa)? Wae neomu kapchagi (kenapa begitu tiba-tiba)? Apa aku ada salah sama Bapak?"

"Ob...soyo... (tidak ada)" jawab David agak terbata-bata.

"Keundae (lalu)?"

"Saya tidak perlu memberikan alasan khusus kan kenapa harus putus?"

"Pak... Saya tanya lagi, Bapak ada masalah apa?"

"Saya hanya tidak bisa melanjutkan hubungan kita... Saya harap kamu bisa melupakan saya."

"Cham... walau begitu, kita tetap bisa berteman kan?"Mata Charice mulai berkaca-kaca, ia masih menaruh secercah harapan akan hubungannya dengan David.

"Kau lupakan saja saya dalam kehidupanmu, anggap saja tidak pernah ada hubungan apa-apa antara kita!"

Charice masih shocked. "Pak... kalo memang ada masalah, kan masih bisa dibicarakan baik-baik."

Dengan nada dingin, David mengakhiri percakapan mereka. "Saya rasa, saya harus pergi sekarang!"

David memanggil pelayan, lalu membayar pesanannya dan pesanan Charice, ia pun berdiri meninggalkan Charice begitu saja.

Saat David baru berjalan beberapa langkah, Charice mengejar David. Ia memegang lengan David dari belakang. "Pak, Chamkaman...(tunggu dulu)" Kini mata Charice benar-benar sudah berlinang air mata.

David berbalik badan, matanya tertuju pada tangan Charice yang berani memegangnya.

"Jebaryo (tolong), saya perlu satu alasan... saja kenapa kita harus putus?! Saya benar-benar nggak bisa membiarkan ini begitu saja tanpa saya tahu apa salah saya! Setidaknya ini akan jadi bahan instropeksi saya!" Charice memohon.

David memegang tangan Charice dan melepaskan genggaman Charice. "Char, kamu harus tahu jika saya... nggak bisa bersama kamu karena saya memang sudah tidak ada perasaan lagi sama kamu... Jadi lebih baik mengakhiri semua ini secepat mungkin supaya tidak ada yang semakin terluka."

"Kenapa bisa tiba-tiba? Bapak tahu nggak, saya udah cinta... banget sama Bapak... Apa nggak bisa..." Charice yang tegar kini mulai mewek seperti anak kecil yang mainannya rusak.

Kali ini David pergi dan tidak ingin menoleh sama sekali ke belakang.

Sementara Charice dengan hati yang hancur dan terluka tinggal sendiri.

**

Di dalam mobil, tiba-tiba David meneteskan setitik air mata. Ia memegangi bagian ulu hatinya. Ia seperti menahan sakit yang teramaat dalam.

Dalam benak David. Dave, kau memang pantas masuk neraka, kau sudah mematahkan hati seorang gadis polos yang sudah amat mencintaimu. Kau pantas tidak bisa mendapat cinta sejati di dunia ini setelah apa yang kau lakukan pada gadis itu.

David mengendorkan dasinya, ia memegangi kepalanya. Semua yang ada di kepalanya adalah adanya rasa penyesalan dan kegalauan. Dia berpikir jika ini adalah yang terbaik untuknya maupun untuk Charice, ia sendiri sudah bulat untuk menyudahi memperalat Charice. Dia takut membuat luka yang lebih dalam untuk Charice. Dia sendiri tidak mengerti mengapa dia sangat takut apabila Charice akan terluka yang amat dalam. Ini bukan rencana David untuk peduli akan apa yang ada di dalam hati Charice, awalnya ia tak peduli akan sesakit apa hati Charice nantinya jika ia tahu apabila jika dirinya hanya dimanfaatkan David saja. Namun kini, David sangat memikirkan hati Charice. Berat rasanya David untuk mengumpulkan keberaniannya meluluh-lantakan perasaan Charice yang ternyata sudah terlanjur sangat mencintainya. Dalam hatinya juga ternyata ikut terluka.

**

Hari-hari Charice pun berubah, tidak ada lagi ucapan selamat tidur, tidak ada lagi orang yang akan menjemputnya di kantor atau mengantarnya ke kantor. Tidak ada lagi orang yang bisa dikerjai dan tidak protes akan kebrisikannya. Tidak ada lagi yang menjadi alarmnya untuk bangun tidur karena David selama pacaran, hampir setiap hari membangunkan Charice.

Charice yang baru 3 hari ini putus dengan David, belum bisa move on dan masih harus beradaptasi dengan statusnya yang kembali menjomblo.

Ia masih belum bisa menerima akan status putusnya, sementara ia harus menahannya dalam hati. Walau akhirnya ia pun curhat dengan Junghyun, setidaknya Junghyun terus menghiburnya dan menyemangatinya.

Junghyun khusus menjemput Charice untuk makan siang dengan mobil milik bosnya yang mahal ke kantor Charice agar teman-teman Charice tidak curiga apabila Charice sudah putus dengan pacarnya yang sangat kaya.

"Kak Jung... Kenapa pake acara ngejemput pake mobil bosnya segala?" protes Charice.

"Sekali-sekali lah pake mobil bagus, mumpung diijinin! Saya bosen sama Rebecca, udah butut, sering mogok!"

"Ya makanya ganti lah Rebecca sama yang baru..."

"Oh... tidak bisa!" Junghyun menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia tetap fokus menyetir. "Sejarahnya Rebecca itu panjang, Char... Saya nggak mungkin berpisah sama Rebecca."

"Sepanjang apa sih Kak?!"

"Pokonya Rebecca tetep nggak bisa terganti."

"Yaudah lah terserah Kakak! Jadi kita mau makan dimana Kak?"

"Di Italian Restaurant."

"Bilang aja Pitsa hat kak. Susah bener Kak!" Charice terkikik.

"Sekarang udah bisa ketawa ya?" Junghyun meledek.

Charice diam. "Au ah Kak..."

"Ya... tadi ketawa padahal."

"Udah Kak... nyetir yang bener, aku nggak mau sampe kakak nabrak terus kita disuruh ganti uang benerin mobilnya kalo rusak!" perintah Charice.

"Ok!"

**

Sementara di hari yang sama pada malam itu, David sedang berada di klub Airis. Ia memesan banyak minuman.

Ia juga berdansa dan menikmati musik dari DJ ditemani dengan wanita-wanita yang ada di klub Airis.

Siapa yang tidak kenal David di klub Airis, ia adalah pengusaha muda dan tampan yang sukses yang merupakan pewaris tunggal perusahaan Mico Alumunium. Siapa yang mau menolak pria dengan latar belakang seperti itu.

Ia benar-benar melarutkan malamnya dengan lantunan musik disco dan juga tak lupa minuman beralkohol di tangannya.

David seolah-olah ingin membunuh segala perasaan sedihnya. Ia merasa jika dengan bermain, bersenang-senang di klub malam, dan mabuk-mabukan akan bisa melupakan kesedihannya.

**

Yeonhee masuk ke kamar Charice. Ia telah memerhatikan akhir-akhir ini adiknya tersebut tak bersemangat dan benar-benar tak ada gairah hidup.

Ia melihat adiknya duduk di kasur diam, tanpa melakukan apapun. Ia mematikan kamar lampu Charice. Charice yang sedang duduk melamun tak bereaksi apapun. Otomatis ia yakin jika ada yang tidak beres dangan Charice, seharusnya Charice akan berteriak bila ada yang tiba-tiba memadamkan lampu.

Yeonhee akhirnya menyalakan kembali kamar adiknya. Ia berjalan menuju ranjang Charice. "Dek..."

Charice tak menjawab.

"Charice..."

Charice akhirnya menoleh dan menjawab kakaknya. "Iya Eonni..."

"Kau melamun saja?! Apa yang lagi kau pikirkan?"

Charice menggeleng.

"Char, cerita sama Eonni..." Wajah Yeonhee sangat khawatir memikirkan adiknya.

"Kwaenchana Eoni... Mungkin aku akan baikan dua atau tiga hari lagi," jawab Charice enteng.

Yeonhee langsung menebak jika adiknya sedang putus cinta. "Kau habis putus?"

Wajah Charice mendadak kaget. "Gi... Gimana Eonni bisa nebak?"

"Omongan kamu itu sama kayak orang-orang abis putus, Eonni yakin jika kamu lagi patah hati."

Charice diam saja.

"Char, kamu pacaran sama siapa? Temen kantor?"

Charice menggeleng.

"Temen kuliah kamu?"

Charice masih menggeleng.

"Terus?"

"Udah lah Eon, aku nggak mau ngebahas orangnya."

"Eonni Cuma mau tahu kaya gimana orang yang buat kamu patah hati, kalau perlu Eonni samperin." Tiba-tiba Yeonhee menghentikan perkataannya, ia mengumpulkan kejadian-kejadian di masa lalu dalam pikirannya. "Ja... Jangan bilang kamu sama Pak David beneran pacaran?"

Charice panik. "Bu... Bukan..."

"Mimik muka kamu nggak bisa bohong Char, kamu bener kan pacaran sama Pak David?"

Charice akhirnya mengaku.

"Holy shit! Why? Kenapa kamu nggak bilang sama Eonni dari awal?"

"Mian Eon... Tadinya aku udah mau crita tapi udah terlanjur putus sekarang."

"Kau harus tahu jika... seharusnya kau bisa mempertahankan hubunganmu dengan Pak David!"

Wajah Charice mendadak penasaran dengan maksud Kakaknya. "Aku nggak ngerti Eon, memang kenapa?"

"Pak David itu tampan, tajir, anak tunggal sekaligus pewaris Mico alumunium, baik pula. Kau sudah dapat emas berlian, Char! Dan yang paling penting... kau bisa menginjak-injak Jessica!"

"Kenapa aku harus menginjak-injak Jessica?" Charice terheran-heran.

"Dia kelihatan sekali tidak menyukaimu dan sering usil kepadamu, ingat tidak yang di acara amal Namjung? Eonni geram sebenarnya dengan perbuatannya padamu, dikira Eonni tidak tahu apa perbuatannya?!"

Charice mendadak semakin penasaran akan sesuatu. "Loh, kan bagaimanapun Jessica calon adik ipar Eonni? Apa jangan-jangan Eonni udah nggak cinta lagi sama Charles Oppa?"

Yeonhee mengelak. "Ya masih cinta lah... Eonni nggak suka sama Jessica bukan berarti udah nggak cinta sama Charles Oppa..."

"Kalau gitu Eonni kenapa selingkuh kalo masih cinta sama Charles Oppa?" tuduh Charice.

Yeonhee meradang. "Selingkuh ? Kapan? Kamu jangan asal nuduh!"

"Eon, aku pernah mergokin Eonni makan malam sama cowok lain..."

"Emang salah kalo Eonni makan malam sama orang lain?"

"Bukan begitu, masalahnya malam itu Eonni bilangnya mau makan malam sama Charles Oppa, aku kebetulan janjian ketemu client di restoran yang sama kaya Eonni dan aku lihat Eonni ternyata lagi makan disitu juga tapi bukan sama Charles Oppa." Charice sedikit berbohong bahwa sebenarnya ia sengaja membuntuti kakaknya pada waktu itu.

Yeonhee pun mengingat, "Oh yang waktu itu... Lah kan Eoni makan malam sama Pak David, Bos Eonni sendiri!"

Charice sedikit shocked. "Tapi kenapa Eonni boong kalo makan sama Charl Oppa?"

"Ka... Karena... nanti takutnya kamu mikir yang macem-macem lagi dan ngira kalo Pak David dan Eonni ada apa-apa... Tapi sumpah ya Eonni Cuma ngomongin kerjaan kok... Eonni bener-bener nggak pernah ikut campur sama urusan pribadinya dia!" bantah Yonhee.

Charice percaya dan ia yakin Eonninya bukan tipikal wanita pembohong. Ia yakin benar jika kakaknya merupakan wanita setia.

Dalan benak Yeonhee. Sialan Pak David, ternyata dia udah pernah mendapatkan adik saya sendiri, ternyata kecurigaan saya kalau mereka itu pacaran, benar adanya. Baiklah... sepertinya saya harus merubah rencana saya dan saya tidak bisa lagi mendekatinya. Bagaimanapun saya akan membuat Pak David kembali ke pelukan Charice dan memberi pelajaran kepada Jessica, saya tidak terima jika Jessica terus menginjak-injak saya.

**

Next chapter