webnovel

CEO -20-

Di lobi perusahaan Mico alumunium, seorang wanita memaksa masuk ke ruanagan David.

"Saya ingin bertemu David. Beritahu saya ruangannya dimana!" bentak wanita tersebut.

"Maaf Bu, Pak David sekarang ini sedang tidak di tempat."

"Saya jelas-jelas menelponnya dan dia bilang ada di kantor."

"Tapi..."

"Kalian mau bohong?"

"Bukan begitu Bu, memang yang ingin bertemu Pak David harus membuat janji terlebih dahulu dan Ibu belum ada jadwal bertemu Pak David."

"Oh... begitu ternyata? Perlu saya tunjukan pesan saya kepada atasan besar kamu kepada saya?!" ancam wanita tersebut.s

Seorang resepsionis menerima telepon. Setelah selesai menerima telepon, wanita tersebut dipersilahkan pergi ke ruangan David. Resepsionis tersebut memberi tahu dimana ruangan David berada.

Ia pun menaiki lift ke lantai 2.

Akhirnya wanita tersebut sampai di ruangan David.

David menghadap ke jendela ruangannya. Ia telah menunggu kehadiran wanita tersebut.

"Dave..." panggil wanita tersebut.

"Jes..."

Jessica menghampiri David. "Dave gawat Dave..."

"Gawat apanya Jes?"

"Kau jangan berdiam diri seperti ini saja Dave!"

"Saya tak mengerti apa maksudmu Jes!"

"Charles Oppa... Dia menemukan bukti."

"Bukti apa?"

"Dia akhirnya tahu jika kita pernah berpacaran."

"Lalu?"

"Kasus kematian Bibi Denis, ia mendapatkan bukti jika kematiannya bukan kecelakaan semata."

David mengepalkan tangannya. "Bukti apa yang didapatnya?"

"Entah darimana Charles Oppa tahu jika kita berpacaran, tapi ia sudah mengultimatumku jika aku... tidak mengakui perbuatanku maka dia akan berusaha menyelidiki kasus kematian Bibi Denis. Ia yakin jika kecelakaan itu bukan kecelakaan tunggal karena ada saksi yang melihat mobilmu Dave!"

"Tidak mungkin, saya sudah menghancurkan mobil itu. Rekaman CCTV juga sudah saya ambil dari polisi untuk saya hancurkan. Saya yakin jika tidak mungkin ada copyan CCTV jalan kecelakaan tersebut!"

"Dave, Charles Oppa punya banyak relasi yang memungkinkan dia untuk menemukan apapun."

"Jes..." Dave memegang kedua bahu Jessica yang lemas. David memeluk Jessica yang sudah berlinang air mata. Ia mengusap-usap kepala Jessica. "Kejadian malam itu kan memang murni kecelakaan, siapa yang tahu jika akan menyebabkan kematian Bibimu dan ajudannya?!"

Jessica menangis kencang di pelukan David. David terus menenangkannya. Ia memeluk Jessica dengan erat, ia juga mencium kepala Jessica berharap ia akan segera tenang.

"Dave... kalau saja kita tidak bertengkar malam itu, kalau saja kau tidak memaksa untuk menyetir dalam keaadaan mabuk, kalau saja... aku menghentikanmu..." Jessica terus mengingat-ingat kejadian malam itu, 6 tahun lalu dimana kecelakaan yang menyebabkan bibinya meninggal.

***

Suatu malam yang diguyur hujan di kota Fort Collins, Colorado, Jessica dan David bertengkar hebat di apartement milik David. Mereka bertengkar karena Jessica ingin putus dari David tetapi David tidak ingin. Jessica sudah muak dengan segala pikiran David yang mana dalam benaknya hanya ingin balas dendam. David juga terkenal ringan tangan, ia sering mendapati David berkelahi dan juga pernah mendapatinya memakai narkoba. Jessica muak dengan tingkah laku David yang sudah tak terkendali.

David mudah sekali memukul orang yang membuatnya marah. Ia pernah masuk penjara di Amerika karena memukuli anak orang tanpa sebab namun bebas dalam waktu 1 bulan saja. Jessica yang sudah tak tahan dan ingin bertobat akhirnya memilih untuk minta putus. David yang mabuk memaksa Jessica untuk menciumnya. Jessica berontak, dan ia pun menampar David. David kembali ingin memaksa mencium Jessica, Jessica pun mendorang David. Namun Jessica terlalu kuat untuk menandingi kekuatan David.

"Dave lepasain, aku udah muak..." Jessica mendorong David.

David akhirnya melepasakan Jessica dari pelukannya. "Jangan putusin aku Jes... Kumohon..."

"Dave, udah... kumohon kita putus ya? Kumohon supaya kita bisa putus baik-baik!"

Dave ingin meraih tangan Jessica.

Di saat yang sama, tiba-tiba suara bel pintu berbunyi. Jessica berlari dan membuka pintu apartemen David. Yang tiba ialah Denis, Bibi Jessica beserta seorang ajudannya. Denis marah besar dan menyuruh Jessica pulang, namun bukannya ikut bibinya pulang, Jessica malah membentak Bibinya. "Aku tidak akan ikut kau pulang, Bi!"

"Apa? Kau pikir kau akan dapat apa dengan pria bejat tersebut? Bibi sudah cek, jika pria ini sama sekali bukan pria baik!" ujar Denis. Denis menarik tangan Jessica hendak membawanya keluar.

Buru-buru David menyambar tangan Jessica. "Jessica bilang ia tak ingin pergi jadi jangan paksa dia!"

Jessica menurut di belakang David.

Denis mengendus bau alkohol dari mulut David. "Kau mabuk? Ha?" Denis mendorong-dorong tubuh David.

David terjatuh. Ajudan Denis menginjak-injak tubuh David hingga David kesakitan. Denis menginjak pergelangan tangan David yang terjatuh. David yag memang dalam keadaan mabuk tak berdaya untuk menerima injakan dari Denis yang sangat kuat. "A..." teriak David.

"Bibi, kumohon Dave sedang tak berdaya sekarang, Lepaskan dia..."

"Bibi Denise, kau kah yang menyewa orang untuk menggebukiku minggu lalu?" David dengan nada setengah tak berdaya.

Jessica kaget. "Benarkah Bibi melakukan itu?"

"Jika memang benar, kau mau apa?" dengan entengnya Denis mengaku. "Jessica tidak sepadan denganmu, jadi coba kau berkaca sebelum mendekati Jessica!"

"Bi... Kumohon jangan sakiti Dave!" Jessica menagis kejer dan memohon berlutut di hadapannya.

Sementara ajudan Denis menginjak-injak wajah, kaki, dan tubuh David.

Denis akhirnya berhasil menarik Jessica, ia dan ajudannya membawa Jessica ke mobil sementara mereka meninggalkan David dalam keadaan mabuk dan terluka.

Namun ternyata David masih memiliki kekuatan, ia bangkit dan megejar Jessica. Jessica memperingatkan David intuk tetap tinggal karena ia sedang mabuk dan terluka parah. Dave tak mendengar, ia yang berjalan tertatih menyusul Jessica dan Denis. Ia mengantongi kunci mobilnya dan mencari mobilnya yang diparkir di basement.

Ajudan Denis menyetir mobil tersebut sementara Denis di belakang menjaga Jessica agar Jessica tidak berusaha kabur.

David berusaha membuntuti mobil Denis. Ia mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sampai pada di suatu belokan, Ia berniat mendahului namun malah menabrak mobil bagian kap belakang mobil Denis.

Denis dan ajudannya turun. Begitu juga David, buru-buru David mengambil Jessica dari mobil Denis. Jessica pun mengikuti David.

David buru-buru masuk mobil bersama Jessica, ia pun berputar arah.

Kini gantian Denis dan ajudannya yang mengikuti mobil David.

David lagi-lagi melajukan mobil dengan kecepatann tinggi, ia juga sedang mabuk sehingga menyetir dengan agak oleng. Jessica panik karena David yang berkali-kali oleng, sementara di belakangnya Denis dan ajudannya masih mengikuti mereka. Terjadilah adegan kejar-kejaran bak film-film action. Di depan jalan ada belokan tikungan tajam, David segaja memasang lampu panjang yang akan membuat silau pengemudi di belakangnya. David berhasil melewati belokan tkungan tajam tersebut dengan kecepatan tinggi, lain halnya mobil di belakangnya, yaitu mobil Denis, ia terkena silau lampu mobil David yang menyebabkan tidak melihat jika ada belokan tikungan tajam sehingga mobil mereka mendadak menabrak trotoar jalan karena tidak seimbang dan dalam keadaan kecepatan tinggi. Mobil Denis pun terhempas jauh, sampai terbalik. Denis meniggal di tempat, sementara ajudannya meninggal juga saat sampai di rumah sakit.

***

Next chapter