gadis itu masih takjub menggeleng di depan kaca ruang ganti, DAN tak sadar ada seseorang tengah menatapnya dengan mata tajam yang mengintimidasi. "Sampai kapan kau berkaca seperti itu, gara gara kau bisa membuatku datang telat?" Eunhyuk mengetuk ngetuk jam tangan rolex mahalnya, mendekap lengan menyembunyikan rasa takjub, juga tak menyangka apa ini si Park Jin Hye. Jika di pikir pikir gadis itu memang cantik, alasan nya menjerat gadis itu agar bisa menjadi sekertarisnya sebenarnya karena ini, jadi meskipun berkelit di depan semua orang, tetap saja Eunhyuk harus mengaku dalam hati, jika Jin Hye cantik dan hasilnya dia senyum senyum tak jelas seperti ini. "Memangnya mau ke mana sih? Siang seperti ini saya harus memakai gaun segala" Jin Hye merengut sebal, dandanan nya? Astaga dia seperti mau ke pesta saja dengan gaun panjang warna coklat peach begini yang bahkan bagian atasnya terbuka, hanya di lapisi rompi furing, tak bisa menyembunyikan buah dada nya yang begitulah, - besar dan menggoda. "Jangan protes karena ini bagian dari pekerjaan mu! Kajja berangkat, tenang saja aku tak sudi menculikmu kok" Gadis itu memutar malas bola mata lentiknya, mengekor di belakang Eunhyuk, yang sudah berganti setelan jas hitam tampak mewah, hingga sepertinya ketampanan nya makin naik kadarnya. Di depan meja kasir Jin Hye melongo lagi, astaga gaun seperti ini saja harganya tiga juta won? Oh itu lebih besar dari gaji nya sebulan, malah jika di potong hutang nya gaji nya hanya satu setengah juta won, dan pria itu malah membeli gaun semahal ini, lalu membayar dengan mudah dengan blackcard nya. "Terima kasih tuan Lee, semoga anda puas dengan pelayanan kami" Eunhyuk berdehem saja membawa tas berisi paper bag itu, dan menarik Jin Hye yang masih bengong di tempat dengan kasar. "Kajja berangkat, kita tak punya banyak waktu!" Jin Hye menurut saja masuk ke mobil dan mendelik saat sudah duduk di jok kursinya, pria itu menyodorkan sepasang sepatu wedges berwarna putih gading.
"Ganti sepatu jelekmu dengan ini, aku tak mau malu nanti saat membawa kau di -sana" Dengan sewot dia merengut dan mengganti sepatu di kakinya. Disana? Di mana itu memang nya? Sejak tadi dia seperti orang tolol saja, diam tak protes saat di dandani dan di pakaikan gaun mewah begini.
****
TLJ World Hotel. Seoul*
Jin Hye hanya pernah melihat gambar hotel mewah itu di majalah dan surat kabar, sungguh kali ini dia tak bisa menyembunyikan decak kagum nya saat baru saja masuk di lantai lobby bawah, menatap dengan kagum tiang tiang pilar besar dengan lantai marmer putih juga desain arsitektur mewah hotel ini, ala eropah dan mediterania. "Aigoo kyeopta ah indah dan bagus nya, pantas saja ini kan hotel mewah" Eunhyuk berdecak sebal, memalukan saja sekertarisnya ini, apa tak pernah masuk hotel bintang lima? bersuara kagum sekeras itu, sampai empat securiti yang menyambutnya tadi ikut tersenyum geli. "Hey sampai kapan kau bengong begitu? Kajja ikuti aku!" Jin Hye baru sadar, lalu mengusap tengkuknya malu, dan mempercepat langkah nya di belakang presdirnya yang berjalan duluan ke lift hotel.
"Anda sudah di tunggu di restoran Grenny di lantai sepuluh, silahkan tuan muda" Jin Hye ikut masuk ke lift, benda kotak kaca itu naik menuju lantai sepuluh, dan lagi lagi Jin Hye berdecak kagum, saat sadar jika hotel di kawasan mewah Apgujeong-gu itu memiliki lebih dari 50 lantai. Astaga tinggi sekali. Eunhyuk masuk ke sebuah restoran yang siang ini tampak ramai dan semarak, dia menarik lengan Jin Hye yang terkejut saat baru saja masuk di depan pintu. "Panggil aku oppa saat di dalam nanti, arra"
"Hah kenapa sajang~"
"Oppa~ Kau paham tidak sih?" "Eoh baiklah sajang~ eh maaf oppa hehehe"
"Awas saja jika sampai lupa" Jin Hye mengigit bibirnya salah tingkah, dengan santai Eunhyuk malah merangkul erat pinggang ramping nya, lalu membawa nya berjalan masuk restoran, ke arah sekumpulan orang yang tengah duduk di meja melingkar, dan sedang menikmati hidangan makan siang. "Anyeong haseyo yeorobun, maaf saya terlambat" Lee Kanghun berdiri duluan, dan nampak senang karena putranya benar benar datang siang ini. "Apa kabar adeul, ah appa senang sekali kau datang"
"Ne baik, gumawo appa" Eunhyuk mengangguk sopan pada lain nya, rupanya di tempat meja itu duduk orang orang sosialita, dengan penampilan mewah mereka. "Apa kabar Lee Jina noona" Wanita dengan gaun hiijau lumut dan sangat cantik itu mengangguk pelan, dia menggandeng pria tua yang di panggil -appa oleh Eunhyuk tadi. "Aigoo silahkan duduk tuan Lee, ah sunbae sepertinya yang kau tunggu sejak tadi sudah datang?" Pria beruban yang tampak nya akrab dengan Lee Kanghun ikut menyalami Eunhyuk dan menatap heran ke arah Jin Hye. "Maaf hampir lupa memperkenalkan, ehm dia Park Jin Hye kekasihku"
Glek...
Wajah Jin Hye langsung memerah, entah itu merona atau shok, dia sampai tersentak saat Lee Kanghun yang di panggil -appa tadi oleh bosnya langsung tertawa senang. "Hahaha sepertinya aku akan segera punya menantu baru, great selera yang bagus Adeul,.... hahaha silahkan duduk" Dia menepuk punggung putranya yang melirik wajah pucat Jin Hye dan meremas tangan bosnya. Apa apa an ini? Kekasih heol?? Sejak kapan dia berminat pada pria aneh dan mesum begini? Astaga.... ---
"Oh bunuh saja aku agar bangun dari mimpi sialan ini ya tuhan" --
Jin Hye membatin frustasi, duduk di sebuah kursi yang di tarik Eunhyuk dan dengan kikuk, saat dua pelayan menawarkan minuman wine, dia langsung menggeleng takut. "Maaf, berikan kekasih ku minuman lemon tea saja"
"Baik tuan muda Lee" Jin Hye berkenyit heran, saat tatapan nya beradu dengan wanita yang selalu menempel pada pria tua bernama Lee Kanghun itu, mata wanita itu berkilat tajam, seakan ingin memakan nya hidup hidup. Siapa dia?? "Eum sepertinya kau akan segera menikah ya? Jangan lupa paman Jeon menunggu undangan nya Eunhyuk-a"
Eunhyuk hanya tersipu malu dan wajah Jin Hye? oh dia ingin sekali mencekik bos nya ini sekarang, saking kesalnya. "Kyuhyun kok tak pernah mengatakan apapun padaku sih, jika kau sudah punya pacar?" Bibinya yang ternyata bernama Cho Hanna merengut dan geleng geleng, dia sedikit sebal dengan Eunhyuk yang berdehem malu. "Kami baru berpacaran sebulan lalu, rasanya aneh jika semua orang tahu soal ini imo" "Hah, benar juga semoga hubungan kalian langgeng ya" Heol?! Langgeng kepalamu!
* *
"Maaf saya masih sibuk dan pamit duluan " Setelah mengikuti jamuan makan siang, yang ternyata juga acara coktail bersama dewan pemegang saham hotel mewah itu, Eunhyuk segera pamit duluan, tak lupa juga menarik Park Jin Hye ikut pergi bersama nya, dan gadis itu langsung mendesah lega, karena segera bebas dari siksaan menyebalkan ini. Saat menunggu gadis itu di area lobby karena Jin Hye masih ke toilet, seorang wanita dengan gaun hijau lumut nya dan lebih tua setahun dari Eunhyuk, menghampiri pria itu. "Itu hanya alasanmu menghindariku kan?"
"Terserah saja, karena saya tak punya banyak waktu, apalagi untuk mengobrol hal tak penting dengan noona, jadi maaf~" Wanita itu langung memotong menatap kagum pria di depan nya. "Aku cukup terkejut, seorang Lee Hyukjae yang setahuku lebih suka memakai wanita untuk bersenang senang, ternyata berani membawa kekasih kesini, haha lucu sekali kan?"
Eunhyuk mengepalkan tangan nya, matanya memanas namun masih berusaha menahan diri untuk tak emosi. "Ada saat nya seseorang jatuh cinta kan? Bukankah Kau mencintai ayahku? Jadi jagalah dia dengan baik, dan berubah lah lebih baik untuk dia" Wajah Lee Jina memerah, hampir menangis, namun dia hanya bisa tersenyum pahit menatap dalam pria tampan itu. "Jika aku mengatakan masih mencintaimu apa yang akan kau lakukan Hyuk-ah?"
"Tidak ada~, itu urusan mu dan sepertinya semua sudah terlambat, tolong panggil nama saya dengan baik" Eunhyuk hendak berbalik, namun Lee Jina menahan lengan kekarnya.
"Kau tetap pria pertama dalam hidupku, sekalipun aku istri Lee Kanghun di dalam hatiku kau....~ hanya KAU yang memenuhi seluruh aliran darahku"
"Maaf saya harus pergi" Eunhyuk tak menanggapi nya, melepas paksa tangan lentik yang meremas lengan nya, dan membetulkan jas hitam nya. "Jika kau lupa, statusmu adalah ibu tiriku noona, jadi jangan mempermalukan dirimu sendiri dengan kata kata aneh itu" Dia berdehem berusaha tenang, dan membungkuk pamit.
"Saya permisi, sampai jumpa lagi" Wajah Lee Jina memerah, air mata yang tadi membendung kini mengalir di pipi mulus nya, dia memejam, memuaskan aroma bau maskulin tadi yang sangat di kenalnya.
"Maaf, memang kau berhak jatuh cinta Hyuk-ah, hiks kau berhak membenciku tapi tolong maafkan aku, hiks maafkan aku" Dia mengusap kasar air matanya berjalan menuju sofa di sudut ruangan lobby yang cukup sepi, dan meremas tangan nya.
"Jika saat itu aku bersabar menunggumu hingga lulus kuliah? Jika saat itu ayahku tak sakit keras dan meninggal, jika saat itu aku tak butuh uang? hiks hiks kenapa takdir begitu kejam untukku? hiks aku lebih suka melihatmu melajang selamanya, daripada membayangkan kau mencium wanita yang jadi istrimu, hiks ini sakit hiks sakit"
Lee Jina memukuli dadanya, berapa kalipun dia menyangkal Lee Hyukjae tetap pria yang bersemayam di hatinya, pria pertama yang mengambil kegadisan nya dan pria yang selama nya dia bayangkan saat mendesah di bawah kuasa Lee Kanghun sekalipun.
* *
"Aish dari mana saja sih sajangnim? kaki ku sampai sakit, menunggu di sini sejak tadi" Bibir Jin Hye merengut sebal, tentu saja kesal, dia menunggu di parkiran hampir satu jam, berdiri mondar mandir seperti setrika, di dekat mobil Porche putih milik Eunhyuk, dan pria itu malah nongol dengan tampang jutek, jelek dan jas yang sudah lusuh, di lepas dari tubuh nya.
"Ayo palli masuk jangan bawel atau kau mau ku tinggal di sini?!" "Aish bos menyebalkan, sok memerintah seenaknya!" Jin Hye menutup pintu mobil dengan kasar, duduk dengan tampang tak kalah juteknya lalu memakai safe belt masih mengomel gemas.
"Diam!! Jangan bawel terus, Atau aku akan mencium mu!! Mau??" Jin Hye langsung spontan menggeleng, bibirnya langsung bungkam dengan ajaib.
"Tidak....."
Astaga bosnya ini mirip harimau mengamuk saja semua taring nya sudah keluar, benar benar seram. Eunhyuk menyalakan mesin mobil itu, jujur hatinya masih tak karuan terlebih lagi shok, karena ucapan jujur Jung Jina tadi yang kini berganti marga menjadi Lee Jina. Jika saja dulu mereka benar benar menikah delapan tahun lalu, saat dia baru lulus kuliah maka mungkin marga wanita itu tetap akan Lee- namun dia istrinya saat ini, bukan istri ayahnya, apalagi ibu tiri nya.