14 TEKA TEKI

"Nauraaa ...."

Emosi membuncah dalam dada sehingga aku terdorong untuk memeluk Naura saat bertemu sosoknya di kampus. Ekspresi terkejutnya tampak cantik hari ini. Ah, mungkin ini euforia yang kurasakan saja. Tapi ... sungguh, hanya dengan mendengar logat medok khas Surabayanya, aku tertawa lebar.

"Tumben lo bahagia?" tanya Naura tidak antusias. Namun, aku abaikan sikap cueknya. Kuraih tangannya, lalu kuletakkan di atas dadaku. Dia pun meringis. Apalagi mendengar kalimatku berikutnya.

"Coba tebak, Ra ...." Aku memberinya teka teki, masih dengan wajah semringah.

"Lo jadian sama Senna, ya?"

Eh, kok tiba-tiba menyerempet ke Senna .... Apa cuma itu yang ada dalam pikiran Naura tentang aku belakangan ini?

"Naura .... Sudah gue bilang, kan—"

"Senna masih SMP. Ya, ya, ya," sambungnya benar-benar tidak antusias. "Tapi, dada lo berdebar lebih kencang tuh waktu gue sebut nama Senna."

Apa? Masa? Duh, lagi pula bukan itu yang ingin kubicarakan sekarang .....

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter