9 Bagian Ke Sembilan

SEKTE IBLIS DI KAMPUS 2

Aku pun berhasil di terima di kampus ternama ini, aku kemudian dibawa kesebuah apartemen biasa yang agak berjarak dari kampus.

"Hmmm ... jadi, seperti ini asrama kampus beasiswa ?" ucap Pastor Mitchel mengeleng kepala, apartemen kami di sini lebih bagus dari pada ini. hanya terdiri dari dua tempat tidur besi dan kasus tipis dan selimut yang sudah lapuk.satu meja dan kamar mandi yang terdiri toilet dan shower yang agak berkarat dan lantai dan dindingnya kotor agak berjamur.

"Coba bandingkan dengan apartemen sebelah sangat bagus dan mewah, sangat kontras dengan bangunan tua yang berlantai tiga ini !" ucapnya marah dan sinis. Aku tersenyum. Sambil menatap apartemen di sebelah yang bagus dan moderen.

"Kurasa ini lebih baik di banding di biara! ini sih ebih mewah !" kataku tertawa dan memang betul, di Biara tak butuh peralatan mewah untuk apapun karena hanya ada kesederhanaan dan tidak butuh keduniawian.

"Antonio kamu harus berhasil masuk kesana !" perintahnya.

"Pa, mungkin saja di sana lebih ketat !" jawabku, pastor Mitchel terdiam.

"Kamu hebat sayang !" dia menepuk pundakku.

"Maksud papa ?" tanyaku heran, dia tak menjawab, sepertinya menyerahkan semuanya kepadaku, pastor Mitchel pun pamitan dan memberikan tas koper untukku.

"Tok ...tok ... !"

Terdengar suara pintu di ketuk tak lama setelah pastor pergi, ketika di buka! aku melihat seorang anak lelaki bertampang Chinese berdiri.

"Ini kamar no 45 ya ?" tanyannya. Aku mengangguk.

"Kenalkan aku Michael Chang !" sapanya dan masuk, sambil melihat sekeliling ruangan kamar.

"Aku Antonio, salam kenal !" jawabku.

"Itu apa ?" tanyanya sambil menunjuk gedung sebelah, aku menggeleng.

"Kamu, penerima beasiswa ?" tanyaku, dia mengangguk.

"Kalau begitu, ini tempatnya !" jawabku.

"Sekolah bagus dan terkenal, kamarnya seperti ini ?" tanyanya tak percaya. Aku hanya mengangguk.

"Bagiku tak masalah !" kataku tak perduli, tapi tidak dengan raut wajahnya.

"Tidak denganku, kedua orang tuaku orang kaya di Hongkong! aku mendapat beasiswa karena di tawari oleh teman ayah! aku sebenarnya pengen kuliah di Amerika ! akan ku telpon mereka !" ucapnya tidak senang, dia pun memotret kamar itu sebagai bukti dan mengirimkannya. Tak lama ponselnya berbunyi.

"Hallo ? iya itu kamar asramanya! oke !" dia pun menutup telponnya. Tak lama, pintu di ketuk seorang pria tua datang,

"Maafkan kami, tuan Michael Chang ? kami akan memindahkanmu ketempat semestinya, mari ikut aku !" ucapnya dan kini aku ditinggal sendiri sambil tertegun, tak tahu apa yang terjadi.

-----------------

Beberapa waktu kemudian. Aku baru mengerti, bahwa hanya aku yang tinggal di lantai tiga di apartemen itu, yang lainnya tinggal di lantai satu. Banyak rumor kalau apartemen ini sudah berumur 40 tahun, berbagai peristiwa banyak terjadi disini, dari kebakaran sampai bunuh diri sehingga bisa disebut angker.

Bagiku tak masalah, selama ini tidak ada gangguan apapun. Toh aku kan seorang Devil. masa begitu saja takut. Memang sih malam pertama ada sedikit gangguan, dengan satu jentikan jari Devilku semuanya diam. Dan aku langsung tahu mahluk apa disana hanya mahluk recehan alias arwah tersesat. Mereka langsung takut kepadaku.

"Hai, kamu yang tinggal di lantai tiga ?" tanya lelaki berkaca mata dan dua temannya menatapku heran. Aku mengangguk.

"Memang kenapa ?" tanyaku heran.

"Di kamar no 45 ?" tanya mereka lagi dan aku kembali mengangguk.

"Memang kenapa ?" tanyaku heran, walau aku tahu maksudnya.

"Engga, kamu tidak tahu? kalau itu kamar Eliza yang bunuh diri beberapa bulan lalu ?" jelasnya, aku tertegun.

"Oh, begitu ?" aku menggeleng tapi sebenarnya sudah tahu karena arwahnya sering ada di situ.

"Oh iya, kenalkan aku Joe dan ini Isabel !" mereka memperkenalkan diri dan sama seperti ku sebagai penerima beasiswa.

"Aku Antonio !" jawabku, aku dan Isabel satu kelas di jurusan sejarah.

Mata kuliah disini yang paling populer adalah jurusan bisnis manajemen, hukum dan sosial politik. Dari sini banyak lulusan yang menjadi orang sukses. Walau pun tidak, mereka akan dikoneksikan bekerja di perusahaan senior.

Aku duduk di kelas sambil mendengarkan paparan dosen, kelas sejarah adalah yang paling sedikit muridnya hanya 20 orang saja, termasuk aku. Dosennya seorang pria tua yang tak perduli ada yang mendengarkan atau tidak.

"Oke, sekian dulu untuk saat ini ! sampai jumpa lagi besok !" ucapnya langsung pergi setelah bel kuliah selesai.

"Membosankan, kamu tahu kenapa aku ikut ini? karena aku tidak bisa berhitung !" ujar salah satu mahasiswa.

"Benar, eh kalau tidak salah! murid yang bunuh diri itu dari kelas sejarah bukan sih ?" tanya yang lain.

"Diam, kamu tidak boleh membicarakan itu di kampus !" bisik seseorang dengan mata melotot memperingatkan. Semua pergi begitu saja.

"Eliza temanku !" aku tertegun ketika Isabel berkata.

"Kami berteman, tapi sebulan sebelum kejadian itu dia berubah menjauh! padahal awalnya sangat ceria dan bersemangat ! ujarnya menghela nafas.

"Apa benar dia bunuh diri ?" tanyaku, menyelidik. Dia menggeleng.

"Tidak mungkin, hanya ... ia berubah setelah bertemu seseorang !" Isabel terdiam.

"Siapa ?" tanyaku penasaran.

"Kami di undang kesebuah pesta di klub mahasiswa yang paling di segani di kampus ini! mereka menyebutnya kelompok omega ! Anggotanya para orang kaya jadi exsklusif hanya orang-orang pilihan saja yang bisa masuk, kebetulan kami berdua mendapat undangan! Eliza sangat senang sekali, aku tahu dia ingin merubah hidupnya menjadi lebih baik! kami bukanlah anak berada tapi tidak kekurangan, ketika masuk ke Universitas ini dan mendapat beasiswa siapa tak senang dan bangga !" jelasnya. Aku tertegun dan mengangguk.

"Disana ia bertemu dengan seorang lelaki dan akhirnya mereka berdua mengobrol! sementara aku merasa terasing di pesta itu, karena mereka tidak aku kenal dan seperti melihatku dengan tatapan aneh ketika di sana !" lanjutnya, dan terdiam.

"Setelah itu dia mulai berubah, bahkan sikapnya pun! kami bertengkar dan dia menjauh! setelah itu tak ada kabar! sampai .... satu bulan kemudian aku tak melihatnya dan akhirnya mendengar ada sesosok mayat dan itu Eliza !" Ucapnya sambil mengusap air matanya. Aku terdiam.

Kami ke kantin untuk makan, setelah mengambil makanan. Isabel mengajakku je pojokan padahal banyak bangku kosong.

"Kenapa kita tidak duduk di sana ?" tanyaku.

"Bukan tempat kita !" ujarnya, tak lama datanglah sekelompok mahasiswa dengan jas khusus berwarna merah sedang kami warna biru. Mereka duduk di bangku kosong dan salah satunya Michael Chang yang dulu sempat salah tempat.

"Mereka kelompok orang kaya dan para Omega !" bisik Isabel.

"Oh !" sambil melirik sebentar hanya itu, dan aku tak perduli.

"Coba lihat lelaki itu! dia mantan Eliza !" Isabel menunjuk seorang lelaki tampan. Aku menatapnya dan tertegun, dia memakai cincin khusus di jarinya dan itu adalah lambang sekte Iblis !

Aku mengetahuinya dari file yang diberikan ketua, cincin itu menandakan sebagai anggota khusus. Ada tingkatan di organisasi mereka dari pemula sampai tingkat tinggi dan itu ada tandanya dari warna cincin yang di pakai. Eliza pun dalam foto di file menggunakannya yaitu berwarna coklat berarti pemula atau baru masuk sedang berwarna merah levelnya cukup tinggi bisa disebut ketuanya.

-----------------

Aku pun memberitahu semuanya yang terjadi kepada pastor Mitchel. Dia senang sekali karena ternyata organisasi sekte ini memang ada.

"Tapi pa, aku sedikit heran !" ujarku.

"Heran kenapa ?" tanyanya.

"Kepala sekolah yang kita temui juga menggunakan cincin yang sama !" jawabku, pastor Mitchel tertegun dan baru menyadarinya.

"Wah, kita sedang menyelidiki kasus yang sulit dan kompleks !" ucapnya.

"Apa dia mengetahui semuanya ?" tanyaku.

"Mungkin saja, oh iya aku berhasil meretas sistem keamanan asrama elit ini! dan lihat hasilnya !" pastor Mitchel memperlihatkan gambar-gambar dari laptopnya sambil menjelaskan semua.

"Antonio, kamu harus selalu bersama Isabel !" perintahnya.

"Memang kenapa pa ?" tanyaku heran,

"Mungkin saja Isabel target selanjutnya !" ujarnya, aku tertegun.

Bersambung ....

avataravatar
Next chapter