5 Bagian Ke Lima

KERASUKAN BONEKA 1

Aku dan Pastor Gerry tiba di kota Toronto di Kanada, menurutnya kami akan berkendara mobil selama 3 jam kesebuah kota kecil tempat kejadian perkara terjadi. Rupanya sudah ada penjemput kami di bandara.

"Selamat datang, aku Pastor Frank !" ucapnya seorang pria bertubuh gemuk menyapa kami.

"Aku Pastor Gerry dan ini Antonio !" dia memperkenalkan kami kepadanya. Dan kami pun masuk ke dalam mobil, udara cukup dingin.

"Pendengar dimanapun berada, saya baru mendapat laporan berita sebuah pesawat tergelincir di bandara udara London yang terbang dari Roma Italia !" terdengar sebuah berita dari radio. Pastor Gerry tertegun dan melirik kepadaku tapi hanya sebentar, aku pun kembali menikmati pemandangan di luar.

"Maafkan saya !" ia pun mematikan radio mobilnya.

"Tidak apa-apa! bisa diceritakan apa yang terjadi ?" tanya pastor Gerry.

"Oh, baiklah !" katanya, Ia pun bercerita bahwa kejadian ini sudah terjadi selama 5 bulan. Merry putri seorang kaya raya di kota tersebut kerasukan iblis di tubuhnya, sudah beberapa pendeta melakukan Exorcist terhadapnya tapi hanya sebentar saja sembuh kemudian terjadi lagi, bahkan makin lama makin parah, keluarga itu pun kini kena dampaknya.

Menurut informasi gadis berusia 15 tahun kerasukan sebuah boneka dari iblis, katanya sekarang sedang di tangani oleh seorang paranormal.

"Kalau begitu kenapa meminta kepada kami ?" tanya pastor Gerry heran.

"Kami memintanya sebulan yang lalu, tapi baru kali ini kami mendapatkan jawabannya !" ujar Pastor Frank. Pastor Gerry mengangguk mengerti

"Apa berhasil ?" tanya Pastor Gerry, dia menggeleng.

"Aku baru mendengar kabar, dia ... meninggal !" jawabnya, menghela nafas kemudian terdiam.

"Oh astaga, kami turut prihatin !" ucap pastor Gerry.

"Bukan gadis itu! tapi paranormalnya, dia ... tercekik oleh iblis dan tertempel di dinding kamar yang cukup tinggi, polisi kini turun tangan dengan kasus ini! berita pun cepat menyebar !" jawab pastor Frank. Kami tertegun.

"Oh, begitu! aku sudah banyak menghadapi ritual ini! dari yang terparah sampai biasa! aku harus melihat situasinya dulu baru bisa menyimpulkan semuanya !" ujar pastor Gerry.

"Betul dan saya ucapkan terima kasih mau datang kemari !" jawab pastor Frank.

"Musim dingin sudah datangkah ?" pastor Gerry bertanya, karena sepanjang perjalanan jalanan nampak putih tertutup salju.

"Belum musimnya masih satu bulan lagi, tapi awal musim selalu seperti ini! besok lusa pasti cerah dan lumer kembali !" ucap Pastor Frank.

"Oh ...!" kata pastor Gerry, aku cukup hangat karena jubahku cukup tebal, sebenarnya dari ketika turun dari bandara atau pun di pesawat kami menjadi pusat perhatian dari para penumpang pesawat atau pun yang ada di bandara.

Tak lama kami pun tiba di sebuah kota kecil, dan langsung menuju tempat kejadian ternyata sudah ada garis polisi yang dipasang di rumah yang cukup besar ini. Kami turun dan Pastor Frank meminta untuk menunggu sebentar, dia masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana menurutmu ?" tanya pastor Gerry kepadaku. Aku memperhatikan rumah besar ini.

"Ya, aku bisa merasakan aura mistis di rumah ini !" jawabku. Pastor Gerry mengangguk, tak lama pastor Frank keluar dengan seorang lelaki berumur, dan memperkenalkan kami namanya Mr Tomson

"Maafkan aku, kemarin ada kejadian yang mengejutkan! madame Lauren baru saja tewas karena iblis yang berada di dalam tubuh putriku! padahal dia seorang paranormal yang sangat terkenal! aku ingin putriku kembali seperti dulu! ini semua salahku harusnya aku tak membeli boneka porselen itu untuk ulang tahun Merry !" ada raut menyesal, sedih dan lelah.

"Kami akan menolong putrimu Mr Tomson, biarkan kami melihatnya !" kata Pastor Gerry.

"Anu ... entahlah, dia sedang dalam kondisi ... kerasukan !" ucapnya tak yakin dan ketakutan.

"Wah, itu kebetulan Mr Tomson justru itu yang kami harapkan! lebih cepat lebih baik bukan? kasihan putrimu !" jawab Pastor Gerry terlihat senang dan mengambil tas hitamnya, akhirnya kami masuk ke dalam rumah besar dan luas itu, aku mengikutinya.

"Ini kamar anakku! maaf aku tak berani membuka pintunya! seperti ada kekuatan besar yang menghalangi !" kata Mr Tomson menunjuk sebuah kamar di lantai tiga.

"Itu tak masalah Mr Tomson! Antonio ?" Pastor Gerry melirikku aku mengangguk.

---------------------

Aku menatap pintu itu, kurasakan hawa hitam menyebar. Benarkan dia iblis, yang sama denganku ? sebanyak apa mereka sebenarnya, apa aku hanya salah satunya ? perlahan aku menyentuh kenop pintu kamar dan membukanya dengan mudah. Semua terlihat terkejut.

"Aneh, padahal kami sudah berusaha membukanya tapi tidak bisa !" ucap Mr Tomson.

"Sayang, ada apa ?" tiba -tiba ada seseorang perempuan yang menyapa.

"Oh istriku, kamu kenapa kesini? istirahatlah !" ujar Mr Tomson khawatir melihat seorang perempuan cantik tapi lesu serta pucat pasi.

"Aku tidak apa-apa sayang !" ucapnya pelan.

"Maafkan ini istriku Margareth, kemarin ia menjadi saksi atas terjadi tewasnya paranormal itu dan ia masih terkejut !" ujar Mr Tomson.

"Pintunya bisa dibuka ?" tanya perempuan itu, suaminya mengangguk dan dia menunjuk kepadaku.

"Dia yang membukanya !"

"Tentu saja, iblis melawan Devil !" ucap Pastor Gerry. Semua terkejut, aku hanya terdiam.

"Maksud anda apa Pastor Gerry ?" tanya Pastor Frank heran.

"Sudahlah, Antonio masuklah !" perintahnya. Aku tak menolaknya dan pintu itu terbuka. Semua tertegun, kamar itu gelap dan berantakan.

Aku masuk dan tertegun melihat kondisi Merry yang ... aneh ? dia merangkak dengan posisi terbalik ?

"Merry oh my god ... tolong putriku !" jerit mamanya dan kemudian pingsan untung suaminya cepat tanggap dan membawanya pergi dari sana. Sementara Pastor Gerry dan Frank membuat salib di dadanya tanda berdoa.

"Siapa kamu ?" tanya gadis itu dengan suara yang berbeda, dia menunjukku.

"Kamu siapa ?" tanyaku balik bertanya. Sambil menatap tajam ke arah gadis.

"KAMU IBLISS ...!!"

Teriaknya keras, kurasakan angin besar menghantamku, tapi aku tak bergeming, tapi tidak dengan yang lain, semua agak terlempar ke samping. Boleh juga kekuatannya.

"Aneh sekali, lalu kamu siapa ?" tanyaku dengan tenang.

"Jangan banyak bicara, walau kamu Devil! kamu tak diterima oleh mahluk dari neraka! semua membencimu! bahkan mahluk surga pun sama! ha ... ha ...! kasihan sekali tak ada yang mau menerimamu !" ucap mahluk itu sinis dan mengejek kepadaku.

"Aku tak perduli, apa yang kamu katakan !" jawabku tenang.

"Justru mahlukmu sepertinya harus dimusnahkan !" ucapku sambil tersenyum misterius.

"Kurang ajar !" teriaknya beberapa benda melayang ke arahku tapi aku tak bergeming benda itu hanya lewat saja tak ada satu pun yang terkena atau menggores tubuhku sedikit pun.

"Hanya itu kemampuanmu? aku pikir kamu seorang iblis yang kuat, ternyata hanya rendahan! hi ... hi ...!" tanpa sadar aku tertawa.

"Siapa dia pastor? apa yang dikatakannya ?" tanya pastor Frank heran dan tak mengerti.

"Diam saja, Pastor! kita tak usah turut campur !" ujar Pastor Gerry memperhatikan dari jauh.

"Kurang ajar !!" mahluk itu marah.

Tiba-tiba kamar itu bergetar seperti gempa, tapi hanya di sekitar ini saja. Itu belum seberapa rupanya, karena aku merasakan tubuhku panas, dan api membungkus tubuhku.

"Mampuslah kau Devil !! ha ... ha ... !" dia tertawa mengerikan, mukanya menyeringai.

"Suamiku itulah yang dilakukannya kepada Paranormal itu! setalah itu mendorong dan mencekiknya ke dinding !" seru Margareth yang telah sadar kembali dan ikut menyaksikan.

"Kamu tahu aku Devil bukan? aku adalah berasal dari api !" aku keluar dari api yang membungkus tubuhku tanpa ada yang terbakar termasuk jubahku.

Tiba-tiba seperti ada yang mendorong dan menekanku ke dinding, leherku tercekik sesuatu tak yang terlihat.

"Ha ... ha ... !" aku malah tertawa, tak ada rasa sakit yang kurasakan.

Semua menatapku tak berkedip, karena kini aku telah berubah sepenuhnya wajah, tubuhku berbeda. Ada tandukku yang tumbuh walau masih pendek, sedang tangan dan kuku memanjang serta runcing.

"Mahluk apa itu ... Iibliss !" teriak Margareth, kemudian pingsan. Pastor Frank dan Mr Tomson tidak berkata apapun hanya terdiam, Pastor Gerry menatapku.

"Jadi ini wujud asli Devil itu ya !" ucapnya, semua menatapnya.

Bersambung ...

avataravatar
Next chapter