webnovel

MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL !

Namaku Antonio, lahir dari perempuan biasa... tapi tak ada yang tahu dalam darahku mengalir Devil, Angel dan manusia sekaligus tanpa diketahui siapa ayahku ... keluarga besar mamaku memasukan aku ke biara agar pendeta bisa mengawasiku, karena mereka sudah membunuhnya ? atau masih hidup ...

pangeran_Biru · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Bagian Dua Puluh Sembilan

PETUALANGAN ANTONIO : LIBURAN 2

Mrs Rossmerry membiarkan aku memilih barang yang akan dibawa, kecuali beberapa barang yang memang milik pribadi di simpan terpisah. Aku memperhatikan semua barang-barang selain boneka Peter, mataku menatap sebuah lukisan biasa tapi ada aneh yang kurasakan. Ku ambil dan tersenyum.

"Kenapa lo tersenyum ?" tiba-tiba ada yang bertanya dan itu Viona. Dia datang dan mengambil lukisan kecil seukuran buku dari tanganku.

"Ini kan hanya foto lukisan biasa ?" katanya.

"Bukan itu Kristina! putri Mr Thomson !" jawabku, dia tertegun.

"Benarkah? kok beda ?" tanyanya heran. Aku hanya mengangguk.

"Dia bahagia! atas apa yang dilakukan ayahnya !" kataku mengambil lukisan dan menyimpannya di tas ranselku. Viona menatapku.

"Lo bisa melihat ?" tanyanya, aku mengerti maksudnya, aku mengangguk.

"Seperti Nathan ?" tanyanya lagi, aku tertegun.

"Kamu tahu ?" tanyaku kini. Dia mengangguk.

"Dia suka berbicara yang aneh-aneh! aku kasihan padanya selalu dibully !" ujarnya terdiam, aku menatapnya.

"Jangan khawatir, dia kuat kok !" jawabku, dia tertegun.

"Kok lo bisa sih jadi asistennya Om Thomson? lo kan masih sekolah !" katanya heran, aku hanya tertawa saja.

"Kenapa tertawa ?" Viona menatapku.

"Kamu salah sangka! aku sudah kuliah loh di Havard !" jawabku.

"Benarkah ?" dia tak percaya, ku perlihatkan kartu mahasiswaku. Dia tertegun.

"Viona ...! ada temanmu tuh !" seru neneknya dari bawah.

"Iya, nek !" teriaknya dan memberikan kartu mahasiswaku kemudian turun.

Tak lama aku pun beres melakukan pengambilan barang di gudang. Aku turun ke bawah, cukup berat juga tas ranselku yang memang cukup banyak yang ku bawa. Untunglah tas bisa dikecil dan besarkan kapasitas ranselku.

"Sudah selesai ?" tanya Mrs Rossmerry, aku mengangguk.

"Sudah nyonya! aku membawa yang sekiranya tidak menimbulkan bahaya bagi rumah ini dan berseni tinggi !" jawabku, dia menatapku tertegun, entah tahu atau tidak apa yang kumaksud.

"Ya sudah, aku sudah menyiapkan minuman dan Pai Blueberry di bawah !" ajaknya sambil memasukan tangga ke atas. Ketika melewati sebuah kamar ada tiga gadis cantik salah satunya Viona sedang mengobrol asyik.

-------------------

Kami pun tiba di dapur, tercium aroma pai panggang yang menggugah selera, dia mempersilahkan aku duduk dan memotong pai kemudian diberikan kepadaku. Secangkir teh panas yang harum pun sama dia sodorkan kepadaku. Mrs Rosemerry kemudian duduk bersama dan menceritakan pertemuannya dengan Mr Thomson di waktu lalu, sampai dia akhirnya cerita kisah cinta putranya dan juga putri bosku, dia tak keberatan dengan hubungan itu karena sudah mengenal Kristina dari kecil, dia tak menyalahkan Mr Thomson karena ketidak setujuannya, dia mengerti setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya.

Tapi dia tak menyangka peristiwa tragis dapat menimpa putranya dan juga menantunya, dan meninggalkan seorang cucunya. Rumor mengatakan ada sebuah jalan angker disini. Sudah banyak yang kecelakaan disitu, bahkan malam atau siang sangat mencekam. Jalan itu alternatip untuk mencapai tujuan dengan cepat di banding jalan resmi yang agak jauh memutar.

Tidak banyak orang ke sana, hanya satu atau beberapa mobil saja yang nekad menggunakan jalan itu, bahkan banyak orang berjalan pun menghilang. Jalan ini bernama 666 road. Entah bagaimana, jalan itu di beri nama seperti itu. Konon 666 adalah angka setan atau Devil. Mrs Rossmerry tidak percaya seperti itu, dia seorang taat beribadah, itu hanya tulisan takdir bagi keduanya, dia pun menghela nafas. Akupun membuka tas ransel dan memberikan sesuatu kepadanya, dia terkejut bukan main.

"Oh, astaga !" ucapnya tanpa sadar dia menangis sambil mengusap foto itu.

"Itu artinya, mereka sudah bahagia !" kataku.

"Benarkah ?" tanyanya. Aku mengangguk, dia mengusap air matanya.

Tak lama aku pamitan untuk pulang tak terasa hari sudah sore, dia memintaku untuk menginap tapi ku tolak.

"Ya sudah, mudah-mudahan masih ada tìketnya! kalau tidak kembali ke sini saja untuk menginap !" katanya seperti khawatir, aku mengangguk. Dan kemudian pergi ke stasiun kereta, tapi sayang sudah habis tiketnya, besok baru ada lagi. Walau pun begitu, petugas disana menyarankan ke pemberhentian bis. Katanya masih ada bis yang akan membawa menuju ke tempat tujuan.

Aku menunggu di halte bis, tanpa sadar aku teringat dan penasaran dengan jalan 666 yang di ceritakan Mrs Rossmerry. Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan jalan yang angker itu kepada seorang lelaki yang lewat, dia tertegun dan menatapku aneh. Tapi dia pun menunjukan apa yang aku cari, dan aku berterima kasih dan pamitan pergi.

Aku menatap sebuah jalan di hadapanku, di sisi kiri ada papan nama yang sudah agak pudar tapi bukan jalan nomer 666 tapi hanya 66 saja yang kulihat. Mungkin saja karena angker maka mendapat tambahan satu lagi angka 6. Dari jalannya biasa, hanya .... harus akui walau masih sore tapi sepi ... sekali !

Sangat kontras dengan jalan yang tak jauh dari situ. Semua seperti menghindari untuk berbelok ke arah jalan ini, aku mencium aroma yang sangat kuat di sana. Untuk orang awam semua pasti sudah merinding padahal belum masuk ke dalamnya masih di luar.

"Hmmm ... boleh juga !" kataku dan memutuskan untuk langsung berjalan.

"Tin ... tin ... !" tiba-tiba ada sebuah klakson berbunyi dan menghentikan langkahku.

"Hei ... anak muda mau kemana ?" tanyanya, aku membalik dan terlihat seorang lelaki tua sedang berdiri di samping mobil sedan.

Aku menatapnya. Apa aku tak menghiraukannya atau mendekat. Aku menghela nafas dan berjalan ke arahnya.

"Anak muda, kamu mau kemana? ini sudah sore ?" tanyanya aku mencium aroma bahwa lelaki tua ini adalah seorang pastor atau pendeta. Aku pun menceritakam alasanku kesana. Dia terkejut dan menatapku dari ujung rambut dan kaki.

"Naiklah, kita bicara di mobil !" dia memerintahkanku untuk naik ke dalam mobil, cepat-cepat seperti agak takut. Ya, tiba-tiba ada angin besar lewat di hadapan kami sangat dingin dan membuat siapa pun ketakutan. Tapi ada rasa ingin pergi, aku tersenyum. Menarik kataku ... oke lain kali saja, kataku dan masuk ke dalam mobil ketika akan masuk aku sempat melirik ke arah jalanan itu ada sesosok hitam yang sangat besar seperti kabut menatapku menyeringai.

"Ku tunggu kamu, cucu Lucifer! ha ... ha ...ha .... !" sambil tertawa dan menghilang. Aku tertegun.

"Anak muda kenapa ?" tanya lelaki tua itu. Aku menatapnya dan menggeleng tersenyum.

"Tidak apa-apa !" jawabku dan naik kemudian duduk di depan di samping lelaki tua itu dan cepat-cepat mobil itu pergi dari jalan itu.

Tak lama kami sudah kembali ke kota asal, rasa hangat kurasakan kembali. Suasana sore terlihat indah.

"Jadi kamu, dari rumah keluarga Wooddrow ?" tanyanya, aku mengangguk.

"Apa kamu mau aku membawamu ke sana ?" tanyanya, aku menggeleng dan mengatakan alasannya.

Dia tersenyum dan akhirnya memutuskan untuk membawaku ke rumahnya, tak lama kami sampai di sebuah rumah tak jauh dari sebuah gereja berukuran sedang, perpaduan antara tembok dan kayu. Mr John namanya, mempersilahkanku masuk ada seorang perempuan gemuk berkulit hitam menyambut kami. Rumahnya tidak besar, kecil tapi nyaman. Dia meminta kepada si perempuan untuk menyiapkan kamar untukku, dan aku berterima kasih.

"Syukurlah, kamu selamat !" katanya menghela nafas dan menatapku. Aku tertegun.

"Selamat apanya tuan? justru wanita gemuk itu yang bertanya heran.

"Dia hampir masuk ke jalan road 66 !" jawabnya.

"Oh, my God !" serunya terkejut. Dan menatapku tak berkedip, aku hanya terdiam.

Bersambung ....