webnovel

MY BLOOD'S DEVIL AND ANGEL !

Namaku Antonio, lahir dari perempuan biasa... tapi tak ada yang tahu dalam darahku mengalir Devil, Angel dan manusia sekaligus tanpa diketahui siapa ayahku ... keluarga besar mamaku memasukan aku ke biara agar pendeta bisa mengawasiku, karena mereka sudah membunuhnya ? atau masih hidup ...

pangeran_Biru · Fantasy
Not enough ratings
51 Chs

Bab Dua puluh Lima

PERJALANAN ANTONIO : MISTERI SEBUAH LUKISAN 2

"Lalu kenapa dia harus ikuf ?" tanya Mr Thomson heran.

"Loh, bukannya dia asisten anda ?" tanya si perempuan, Mr Thomson terkejut sambil melirik ke arahku tapi kemudian mengangguk.

"Oke, kalau begitu besok kita pergi !" ajaknya dan keduanya pamitan. Aku terdiam.

"Mr Thomson ... anu ... aku ..."

"Tidak apa-apa, besok jangan telat! pukul tujuh pagi kamu sudah menunggu di toko !" perintahnya, aku tertegun dan mengangguk. Tanpa di duga dia meminta toko di tutup tidak tahu alasannya dan setelah itu pulang.

Keesokan paginya pukul setengah tujuh pagi aku sudah berada di depan toko barang antik. Tepat pukul tujuh ada sebuah mobil antik Roll Royce klasik datang menjemputku, seorang sopir bertubuh langsing menyapaku dan kemudian diminta naik ke dalam mobil. Aku menurut dan mobil pun melaju untuk menuju rumah Mr Thomson. Dan aku tertegun, aku pikir dia sudah berada di mobil dan berangkat bersama.

Tak lama mobil tiba di sebuah gerbang besar dan melewati halaman luas dan di kejauhan sebuah rumah berbentuk kastil jaman dulu terlihat. Wow ... ternyata semuanya berhubungan dengan karya seni, rumah pun seperti itu. Selama perjalanan Max si sopir bercerita sangat banyak, tentu saja tentang bosnya yaitu Mr Thomson dan sebagian besar cerita para mahluk sama tak salah.

Max membuka pintu mobil dan memintaku turun, aku sempat tertegun bukankah mau pergi kenapa di suruh turun? tapi Max seakan mengerti.

"Tuan besar memintaku untuk kamu datang ke sini! kita akan berangkat ke bandara pukul 10 nanti !" katanya, ya sudah aku pun menurut kata bos saja.

Seorang perempuan bertubuh cukup tinggi datang dan mempersilahkanku masuk ke dalam rumah, aku kembali tertegun dan tak percaya di dalam rumah banyak sekali barang antik dari lukisan, patung, guci dan lainnya, tak ada barang moderen, aku di bawa ke ruang makan katanya diminta sarapan bersama dengan Mr Thomson, sebenarnya sih sudah makan tapi tak boleh menolak dan tidak sopan katanya. Tak lama dia pun datang dengan pakaian rapi, kami duduk berhadapan tapi cukup jauh karena dia di ujung sana dan mejanya memang agak panjang, bisa menampung 10 orang.

"Sebelum pergi, aku ingin membicarakan tentang tugas asisten kepadamu !" katanya sambil menunggu makanan datang, dia pun membeberkan apa tugas tugaa asisten, dan aku hanya mengangguk.

Rumah sebesar ini sepi tak ada seorang pun, setelah selesai sarapan aku menunggu di ruang tengah, ada lemari buku yang lengkap, perapian dan lemari kecil anggur minuman, aku menatap sebuah foto seorang perempuan cantik sambil memang seorang gadis yang sama cantiknya.

"Inikah putri dan istri dari Mr Thomson ?" tanyaku dalam hati. Kemudian berlanjut ke foto keluarga yang lainnya. Sampai sebuah foto gadis cantik sekali, tanpa sadar menyentuhnya dan terlihat kilas balik sebuah peristiwa menyedihkan.

"Antonio !" tiba-tiba seseorang memanggilku.

"Ya Mr Thomson ?" kataku, dia menatapku yang sedang berdiri di depan sebuah foto.

"Ini putri anda? aku turut berduka dan prihatin !" ucapku, dia tertegun.

"Apa maksudmu ?" tanyanya.

"Anu ... tadi Max cerita tentang ..."

"Sudah, kita berangkat sekarang !" tungkasnya, aku hanya mengangguk.

----------------

Tak ada pembincaraan di antara kami, aku tadi pamitan kepada Michael untuk pergi ke New York dia sempat bertanya mau ngapain, aku ceritakan apa yang terjadi dan mengangguk, tak keberatan.

Kami pun tiba di bandara, ternyata suami istri Emerson klien Mr Thomson sudah menunggu di sana. Akhirnya kami pun terbang ke kota New York. Ketika sampai aku tertegun karena ini untuk pertama kalinya ke kota ini dan takjub dengan kebesaran kota yang banyak gedung tinggi ini.

Semua tiba di sebuah hotel, rencana lelang akan di lakukan besok lusa. Tuan dan Nyonya Emerson berencana untuk datang ke kantor balai lelang Christy untuk memberitahu lukisan yang akan di jual itu. Aku menempati kamar bersebelahan dengan Mr Thomson, sementara kliennya satu lantai di atasnya.

Malamnya mereka mengundang kami makan malam di restoran hotel, keduanya bertanya tentang aku.

"Jadi kamu mahasiswa di Havard ?" tanyanya tak percaya. Aku mengangguk, tak ada menduga bisa masuk ke sana, awalnya ke universitas lain tapi ketua bimbingan merekomendasikan untuk masuk saja. Dan akhirnya di terima.

"Ya, hanya jurusan sejarah saja kok !" jawabku.

"Bagaimana tanggapan balai lelang ?" tanya Mr Thomson, keduanya mengatakan bisa menerima untuk bertemu.

"Oh syukurlah !" kata Mr Thomson. Kliennya ternyata seorang pengusaha kaya raya, mereka di karunia dua putra dan putri yang sudah menikah.

Keesokan paginya kami pergi ke tempat balai lelang, balai lelang Christy terdapat di berbagai negara di dunia. Mereka mengelola penjualan benda berharga kepada para pelanggan di seluruh dunia, dengan berbagai mata uang dunia. Waktu pelelangan di antur sesuai penawar tertinggi, nilai barang di tentukan keaslian dan langkanya atau seni tinggi.

Kami di terima oleh direktur balai lelang, demi kerahasiaan pembeli dan penjual maka dengan berat hati tidak di beritahu, tapi dia membawa ke sebuah ruang pameran dimana benda yang akan di lelang disini, dan lelaki itu menunjukan lukisan yang di maksud, kedua suami istri Emerson terkejut dan menyatakan ini asli dan miliknya.

"Anda membawa buktinya ?" dan mereka memperlihatkan foto sebelum di curi, karena ini pemberian dari seseorang maka tak ada bukti transaksinya.

"Maaf, klaim anda tidak bisa kami terima !" ujar Direktur balai lelang.

"Ya kami tahu, tapi kami hanya ingin membatalkan acara lelang lukisan ini karena suatu hal !" Mr Emerson mencoba menjelaskan.

"Apa itu ?" tanya Direktur.

"Lukisan ini terkutuk !" jawabnya, Direktur terdiam dan tersenyum.

"Kami tidak perduli tentang hal itu, ketika semua sudah sah semua sudah boleh di tawarkan ke pembeli !" jelaanya.

"Tapi ini sangat berbahaya! hanya kami yang berhak untuk menyimpan lukisan itu !" jelaa Mrs Emerson dan menceritakan asal muasal lukisan ini, tapi tetap direktur pelelangan tidak mau tahu dan percaya.

"Menarik, setidaknya ada beberapa benda terkutuk lagi disini !" kataku tanpa sadar semua tertegun.

"Apa maksudmu Antonio ?" tanya Mr Thomson sambil menatap kepadaku.

"Ya, selain lukisan itu, ada beberapa yang terkutuk! dari kesialan, kematian dan juga kebangkrutan! karena masing-masing benda mempunyai energi hitam yang tersimpan di dalamnya !" jawabku dan kemudian mendekati kalung permata batu Safir berwarna biru.

"Seperti kalung ini, memang sangat cantik dan indah! tapi kalian tahu, baru Safir biru berdarah sejak awal di temukan, rebutan antar penambang, kecelakaan kerja hingga dibuat kalung yang terbagi menjadi tiga kalung berbeda bentuk! satu terjual kepada seorang bangsawan kaya sebagai hadiah ulang tahun untuk istrinya, kedua di curi dan kemudian jatuh ke tangan seorang selir atau gundik sebuah kerajaan dan terakhir di ambil pemilik toko perhiasan dan di simpan! bisa disebut ini yang terakhir! dan semuanya mendapat tragedi yang sama !" jelasku tersenyum. Direktur lelang tertegun dia tak percaya bahwa apa yang di jelaskanku sama dengan sejarah kalung itu.

Satu persatu aku jelaskan benda dan kufukan yang menyertainya. Semua tertegun dan terdiam tanpa kata, entah percaya atau tidak.

"Sepertinya, orang tak perduli dengan itu! ya sudah kita biarkan saja! toh bila terjadi sesuatu! anda yang akan menjelaskan sejarah benda itu kepada pembeli anda bila salah satunya menyadari hal itu !" kataku tersenyum. Tuan dan Nyonya Emerson mengangguk setuju, Mr Thomson hanya diam dan kami pamit pergi.

Tanpa di duga sehari sebelum pelelangan, mereka di undang secara khusus ke acara pelelangan di balai Christy. Kami datang tak keberatan. Kami di bawa ke sebuah kursi khusus, sementara para pembeli yang datang langsung duduk di kursi depan, ada juga lewat telpon atau apapun itu...

Bersambung ....