1 CIUMAN DI SEMAK BELUKAR

Dengan keras Maya menendang batang milik Anton yang selalu memaksanya bercinta dengan kasar, dan sifatnya yang cenderung berjiwa piskopat selalu mengikat tangannya dengan sebuah tali dari dasinya kemudian mencambuk pantatnya dengan sebuah ikat pinggangnya.

Cukup sudah bercinta dengan Anton dengan gaya bercinta Anton yang gila yang selalu menyiksa dirinya. Belum lagi gaya bercinta yang Anton yang suka oral seks dan anal seks atau dengan bahasanya sodomi sungguh sangat menyiksa Maya hingga membuat Maya nekat untuk melarikan diri dari kungkungan Anton.

Setelah berhasil menendang batang milik Anton hingga merintih kesakitan, Maya berusaha melepaskan ikatannya dan berlari cepat keluar dari kamar pribadinya.

Karena anak buah Anton bertebaran di mana-mana, Maya tidak bisa leluasa keluar dari Hotel yang di tempatinya.

Sambil mengendap-endap Maya berusaha keluar dari lorong kamar hotel lewat pintu belakang Hotel.

Dengan bersembunyi di semak-semak Maya melihat ke seluruh halaman depan hotel yang sangat luas agar bisa keluar dari pagar hotel yang cukup jauh dari tempat persembunyiannya.

Maya sedikit terkejut saat melihat dan mendengar suara sirine beberapa mobil polisi memasuki halaman hotel.

"Gila!! apa Anton memanggil polisi untuk menangkapku?" tanya Maya dalam hati melihat beberapa polisi yang keluar dari mobil dengan membawa senjata api dan menyebar ke semua arah seperti sedang mengejar seseorang.

Dengan hati berdebar-debar Maya masih tetap dalam persembunyiannya takut tertangkap oleh anak buah Anton atau beberapa polisi yang sudah menyebar.

"BRUKKKK"

Tiba-tiba tubuh Maya tertindih oleh sebuah tubuh seseorang yang tinggi tegap dan kekar yang menghadap ke tepat ke arahnya.

"Akkkhhh!!! belum lagi Maya berteriak panjang sebuah tangan kokoh itu membungkam mulutnya dengan sangat kuat.

"Jangan berteriak!!! kalau kita tidak ingin ada masalah. Di luar sana ada polisi yang sedang mencari ku, kalau kamu berteriak kamu pasti akan tertangkap bersamaku." ucap Edgar dengan suara berat dan penuh tekanan.

Karena Maya takut tertangkap anak buah Anton dan polisi, Maya hanya mengedipkan matanya setelah mendengar ucapan Edgar.

Setelah beberapa saat Maya tersadar dari Edgar yang menindihnya. Maya segera mendorong tubuh Edgar dengan keras.

"Apaa...yang kamu lakukan Bodoh?!!" Teriak Maya setelah tubuh besar Edgar berada di sampingnya masih bersamanya sembunyi balik semak belukar tempat di mana dia bersembunyi dari kejaran Anton pelanggannya yang punya jiwa piskopat.

Belum lagi Edgar menjawab pertanyaan Maya terdengar sebuah langkah kaki yang mendekati ke arah mereka bersembunyi.

"Diamlah!! selamatkan aku dari kejaran polisi-polisi itu, dan aku akan menyelamatkanmu!" Bisik Edgar melepas tangannya dari mulut Maya kemudian menyapu bersih bibir lembab Maya dengan nafasnya yang terengah-engah saat tepat langkah kaki itu berhenti di belakangnya.

Maya berusaha menghindar dari sapuan bibir Edgar tapi dengan kuat Edgar kembali menindih tubuh Maya sambil melanjutkan lumatan demi lumatannya untuk menghindar dari polisi yang sedang berdiri tidak jauh dari tempatnya.

"Hai kalian!! kenapa kalian berciuman di situ? Apa kalian tidak bisa menyewa kamar?" teriak polisi itu sambil mengarahkan senter nya ke arah wajah Maya yang terlihat jelas sedangkan Edgar menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Maya untuk menyembunyikan wajahnya.

Tanpa memperdulikan polisi yang sedang melihatnya Edgar terus melanjutkan ciumannya pada Maya sampai merambah ke leher Maya yang jenjang untuk meninggalkan tanda jejak di sana.

Maya yang menikmati ciuman Edgar yang brutal dan sangat panas membuat hati hasrat Maya terdorong untuk membalas ciuman panas Edgar dengan lebih dalam.

Karena merasa malu sendiri dengan apa yang di lihatnya, akhirnya polisi itu meninggalkan Maya dan Edgar yang masih melanjutkan ciuman panasnya.

Hampir setengah jam Edgar menindih tubuh Maya seraya merambah kulit leher Maya yang putih bersih dengan bibir seksinya.

"Sialan, cepat minggir dari tubuhku!" ucap Maya menyingkirkan tubuh Edgar dengan kasar setelah tahu polisi meninggalkan halaman Hotel.

Dengan tersenyum puas Edgar berbaring di samping Maya yang sudah posisi duduk setelah menarik nafas dalam-dalam karena merasa sesak untuk bernapas.

"Terima kasih kamu telah menolongku, sekarang apa yang harus aku lakukan untukmu?" tanya Edgar dengan tatapan tenang.

"Bawa aku pergi dari sini dan beri aku tempat tinggal, aku harus segera pergi dari sini karena anak buah Anton masih mencariku saat ini." Jawab Maya menatap penuh wajah Edgar.

"Itu masalah mudah, aku akan segera membawamu pergi dari sini." ucap Edgar seraya bangun dari tempatnya seraya mengambil jaketnya yang dia lempar ke semak-semak tidak jauh dari tempatnya agar bisa lepas dari kejaran polisi yang mengincar orang yang pakai jaket.

"Masalah mudah bagaimana? lihat di depan pintu pagar itu? anak buah Anton sudah berjaga-jaga di sana?" ucap Maya dengan tatapan kesal melihat Edgar yang meremehkan anak buah Anton.

"Masalah ini lebih mudah di banding dari kejaran polisi yang siap-siap menembak kamu setiap waktu." ucap Edgar seraya menutupi punggung dan kepala Maya dengan jaketnya kemudian mengangkat tubuh Maya yang menggendongnya ala bridal style berjalan dengan santai melewati halaman hotel dan anak buah Anton yang berdiri dengan menatap penuh curiga.

Untuk menutupi kecurigaan anak buah Anton, sambil berjalan Edgar mencium bibir Maya dengan sangat dalam hingga kepala Edgar dan wajah Maya tertutup dengan jaket Edgar yang menutup punggung dan kepala Maya.

"Ccckkk!!! tidak punya malu!!! seperti dunia milik berdua saja! yang lain kontrak!!" gerutu anak buah Anton sambil memalingkan wajahnya dengan tatapan kesal dan iri.

Edgar semakin memperdalam ciumannya dengan sengaja menggigit bibir Maya agak keras hingga Maya mengeluarkan suara jeritan tertahan agar anak buah Anton tidak konsentrasi pada pandangannya.

Dan benar saja, tiga anak buah Anton yang awal muka berdiri tegak dengan curiga hanya bisa saling pandang dengan tatapan kesal karena mereka juga menginginkan hal itu.

Setelah melewati anak buah Anton dan berjalan keluar agak jauh dari pintu pagar dengan sigap Edgar menurunkan Maya dari gendongannya.

"PLAKKK"

"Kurang ajar kamu!! kenapa kamu menggigitku bodoh?!!" ucap Maya setelah menampar keras pipi Edgar.

Edgar meraba pipinya yang terasa panas, dengan tatapan semakin nakal pada Maya.

"Galak juga kamu! pantas saja Anton tergila-gila padamu." ucap Edgar seraya mengambil jaket dari yang masih di punggung Maya.

"Aku pergi! terima kasih tamparannya!" ucap Edgar lagi dengan santai berjalan pergi meninggalkan Maya yang termangu sesaat.

"Eeeh!!! tunggu!! mana janjimu yang akan membantuku untuk mencarikan aku tempat tinggal!" teriak Maya seraya menahan bahu Edgar.

"Yakin? masih mau bersamaku yang telah kurang ajar padamu? karena aku tidak bisa lepas dengan kebiasaan ku menikmati indahnya tubuh wanita yang tinggal bersamaku." ucap Edgar dengan santai menatap wajah Maya setelah menghentikan langkahnya.

avataravatar
Next chapter