webnovel

My Beloved Husband [Pink Lemonade]

Pink Lemonade adalah suatu perasaan yang cukup tersembunyi namun selalu menghadirkan pesona alaminya , itu adalah istilah yang tepat untuk seorang gadis yang murni bersikap abnormal dan terkesan bijaksana . Gadis dengan penampilan melebihi batas wajarnya . Gadis yang selalu menggantungkan keluhnya pada sosok pria yang determinannya sangatlah damai . Karakternya menggambarkan pribadi yang penuh pesona . Juga letak struktur sikap pria tersebut yang cenderung manis namun asam jika dirasa . Menarik bukan ? Pink Lemonade hadir seolah membuka ruang bagi sepasang manusia yang usia mereka terpaut jauh sekali . Perjodohan tak masuk akal serta obsesi yang tak terpendam . Lalu dapatkah hal tersebut di artikan sebagai bentuk dari Pink Lemonade ? Diperankan oleh : ●Nayeon TWICE sebagai Nana ●Jungkook BTS sebagai Justin ●Taehyung BTS sebagai Veete ●IU/Lee Jieun sebagai Ayu

alacakaranliik · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Bab 3

Tak berapa lama setelah kejadian mengharukan itu terdengarlah suara bel .

"Ah mungkin itu dia"

Deg

Nana merasa jantungnya berdegup sepuluh kali lebih kencang saat mendengar kalimat ayahnya . Ia saat ini sedang duduk bersama sang ibu dan adik bungsunya Samuel di ruang tamu . Tujuannya ya menunggu suaminya .

"Wuah , ternyata rumahmu tak ada yang berubah ya"

Deg

Ayu menoleh kesumber suara saat mendengarnya . Suara yang sangat ia kenal begitu pula dengan Nana pun Samuel .

"Om Justin"

Samuel langsung berhambur kepelukan sang tamu yang dipanggil dengan sebutan Justin itu .

"Hey , Sam . Kau sudah besar ya"

"Om Justin , Sam kangen"

"Haha , apa kabar jagoan"

"Sam baik , bagaimana dengan paman ? Eoh Ga-eun Noona ?" Samuel sedikit mengecilkan suara saat menanyakan Gaeun .

Justin terkekeh

"Ga-eun noona baik-baik saja . Paman juga baik"

"Sudah ayo" Veete terkekeh melihat kedekatan putra bungsunya dengan sahabat lamanya itu .

"Halo selamat pagi , eh atau siang ?"

Sapa Justin kepada dua perempuan di hadapannya kini .

Ayu mengangga tidak menyangka , benarkah ini ? Batinnya .

"Sayang , ayo beri salam" Veete menyikut pelan istrinya .

"Paman Justin ?"

Itu suara Nana .

Justin tersenyum kearah Nasyila "Oh , halo Na ... wuah kau semakin cantik ya"

Nana hanya tersenyum tipis mendapat pujian itu .

"Eh , Justin ... ah maaf , maksudku tuan Jeon . Salam"

Seolah orang baru dikenalnya , Ayu mulai merasa aneh dengan keadaan .

"Ayo duduk" Ajak Veete

"Em ... ayah , katanya tadi yang datang me ..."

"Ini dia yang datang bu , suaminya Nana , menantu kita"

Justin hanya tersenyum .

Ayu dan Nana sama-sama melototkan mata mereka .

"What ?" Pekik Nana keras .

"Ayah ?" Ayu tidak kalah terkejut .

Bagaimana tidak , tidak lucu bukan jika ternyata mantanmu sekarang menjadi menantumu ? (Ehem)

"Hey kalian tenanglah . Ayah akan jelaskan , jadi Justin sudah ayah nikahkan dengan Nana ... dan bagus bukan ? Setidaknya kita sudah mengenal baik keluarganya bahkan sangat"

"Eum ... salam Na , Yu" Justin agak sedikit risih dengan panggilannya .

"Ei ei ... sekarang kau tidak boleh memanggil kami begitu , Ibu mertua dan ayah mertua . Mengerti ?"

"Ah Vee , kau berlebihan ... itu lucu" Justin sedikit tertawa mendengar ia harus mengubah panggilannya.

"Ayah , apa maksdunya ini ?"

Nana masih bingung dengan keadaan , sedangkan Ayu masih menunggu apa ini kenyataan atau hanya mimpinya .

"Ayah , ibu perlu bicara dengan ayah"

Setelahnya Ayu langsung bangkit dan menuju kamarnya .

Veete hanya mengangkat bahunya saat tatapan Justin mengarah padanya .

"Baiklah , kalian perlu bicara .. silahkan"

Sepeninggal Ayu dan Veete tidak ada percakapan . Disini yang ada Samuel , Nana dan Justin . Namun tak ada satupun yang berbicara . Terlebih Samuel yang sibuk dengan game kesayangannya .

"Ah ... Na , apa kabar"

Justin memulai percakapan .

Nana agak sedikit aneh "Baik paman ..."

Justin terkekeh "Mulai sekarang jangan memanggilku begitu"

Nana mendongak setelah ia menunduk tadi .

"Maksud paman ?"

"Kau pasti mengerti maksud ayahmu tadi kan ?"

Bukannya menjawab , Justin malah kembali bertanya .

Nana tampak berfikir kecil lalu kembali menunduk .

"Em .. sungguh aku tidak tau jika orang itu paman"

Justin mulai menatap Nana .

"Kenapa ? Lalu ada apa denganku ?"

"Ti .. tidak"

Nana terlihat tercicit . Gadis itu tidak seperti biasanya .

"Na , kau baik-baik saja ? Kenapa kau menunduk ?"

Justin menyentuh kecil dagu Nana berusaha mengangkatnya .

"Ma af"

Nana menghindari tangan Justin .

"Oh , maaf ... tap ..."

"Paman suamiku ?" Potong Nana cepat .

Justin menjadi salah tingkah .

"Ah ... iya , kau pasti terkejutkan ?"

"..."

Tidak ada jawaban , Nana hanya kembali menunduk sangat dalam sehingga membuat Justin khawatir .

"Na , ada apa ?"

Justin mulai kembali berani mengangkat wajah Nana dan betapa terkejutnya ia melihat buliran air mata membasahi wajah cantik itu .

"Hei kenapa ?"

"Na ?"

"Nasyila ?"

Tak berapa lama hanya suara tangis yang terdengar . Justin mulai merasa bersalah , dirinya tak kuasa melihat keadaan gadis muda di hadapannya ini .

Perlahan ia mulai membawa gadis muda yang berstatus istrinya itu keadalam pelukannya . Sangat kecil bagi Justin , Nasyila tenggelam penuh di dada bidangnya . Gadis muda bersurai coklat itu semaikin tersedu-sedu .

"Shuut , tenanglah"

Sementara Ayu dan Veete hanya mematung melihat kejadian itu .

***

Nasyila p.o.v

Rasanya berat , sangaaat berat . Disaat aku harus meninggalkan orangtuaku dan memilih untuk ikut dengan suamiku .

Ternyata orang yang dipilih ayah untukku adalah orang yang sudah lama sekali aku kenal . Bahkan mungkin dulu aku pernah digendongnya , mungkin .

Memalukan sekali , sebenarnya aku sangat mengagumkan sosok pria seperti paman Justin - eh , maksudnya suamiku . Dulu aku dan bibi Yewon - mendiang istrinya Justin , sangatlah dekat . Bahkan saat ibu dan ayah harus pergi keluar negeri aku dititipkan bersama mereka .

Tak bisa ku duga , ini terlalu aneh bagiku . Pria yang selalu kusebut dengan kata 'paman' sekarang berubah menjadi suamiku .

Saat ini kami sedang dalam perjalanan kerumahnya paman . Entah mengapa perasaanku bercampur aduk . Tentu saja sedih dan kecewa , aku tidak menginginkan pernikahan semacam ini . Lagi pula aku tidak pernah sekalipun berfikir akan menikah secepat ini , apalagi dengan seorang duda .

Ah iya , paman Justin kan punya seorang anak . Astaga , bagaimana denganku ? Ini sungguh membuatku ingin menangis lebih kencang . Kenapa takdirku begini ? Apa lucu diusiaku yang sekarang ini sudah mempunyai seorang anak ? Ya walaupun bukan anak kandungku .

"Na , kau baik-baik saja"

Paman Justin sepertinya hampir mati kutu karena sedari tadi aku hanya mengalih pandanganku keluar jendela . Perlu ku beri tahu , aku sangat sangat tidak ingin pernikahan ini dan posisiku sekarang duduk dibelakang juga mataku yang hentinya menetes air mata .

Yap , memang terlihat seperti seorang nona muda dan sopir pribadinya tapi kenyataannya sopir itu - suamiku .

Kulihat sekilas raut wajah paman yang masih tersenyum tipis karena pertanyaannya yang tadi tak kujawab dan tak ku peduli .

"Sudahlah , berhenti menangis dan tidur . Kau terlihat lelah"

Lagi tak kupeduli . Aku lebih memilih kembali menatap jalanan yang lumayan sepi . Mungkin itu bisa menyimpulkan suasana hatiku sekarang .

Tak berapa lama akhirnya kita sampai di rumah paman Justin. Sudah lama sekali aku tidak kesini , terakhir waktu usai pemakaman bibi Yewon.

"Ayo turun"

Ajak paman Justin yang sudah siap membukakan pintu untukku . Aku memilih acuh dan menunduk , sungguh ini memalukan dan memuakkan . Aku terus merapal dalam hati mengapa Tuhan tega memberiku cobaan seberat ini .

"Daddy"

Teriakan seorang anak kecil menggema di telingaku , ku palingkan pandanganku ke belakang dan ternyata ada seorang gadis kecil yang sedang berlari . Bisa kutebak jika dia berlari kearah paman dan kejadian selanjutnya pasti memeluk .

Dan ya , itu terjadi . Aku memilih diam hanya menatap mereka berdua . Pandanganku justru terarah pada anak perempuan kecil itu yang sangat ku kenal , dan tingginya juga tak jauh berbeda dari Samuel . Ah , aku jadi rindu bocah itu .

"Daddy , kenapa pulang cepat ? Have not meeting ?"

Paman Justin tersenyum mendengar celotehan anak itu .

"Cause Daddy was make a long time with you , happy ?"

Anak itu mengangguk lalu kembali memeluk paman .

"Eum dad , kenapa ada kak Nana disini ?"

Walaupun berbisik tapi masih bisa ku dengar . Sungguh aku sedikit ingin tetawa melihat tingkah konyol Gaeun yang sangat pemalu itu .

Paman pun menurunkan gendongannya lalu menatap kearahku .

"Mulai sekarang , Kak Nana akan tinggal disini dan kau bisa bermain dengannya kapan saja"

Gaeun hanya sedikit tersenyum kearahku setelah paman menjelaskan . Aku yang merasa perlu menyapa anak kecil ini pun tersenyum kepadanya .

"Hello Gaeun , nice to meet you"

Gaeun hanya kembali bersembunyi dibalik kaki nya paman Justin .

"Come on , Grand Pa pasti sudah menunggu kita"

Aku hanya menatap nanar perkarangan rumah sederhana ini . Kulihat Paman dan Gaeun mendahuluiku lalu tak lama mereka kembali dan paman sedikit merangkulku .

"Aku bisa paman"

Ucapku merasa tidak ingin disentuh pria duda ini . Sungguh aku ingin kabur saja dan kalian tau ? Aku seorang Nasyila Vreeyu sudah berpuasa kalam sejak dari beberapa jam yang lalu . Oh itu sesuatu yang luar biasa , kalian perlu mencatatnya di buku atau perlu kalian beri tanda merah .

Tapi sepertinya tidak perlu , karena mulai dari tadi kehidupan seorang Nana sudah benar-benar berubah . Mungkin tidak ada lagi Nana yang pecicilan , abstrak , urakan , bad girl maybe . Kini yang akan muncul adalah Nasyila yang akan kalian simak kisahnya . Memilukankah atau Menggemaskan seperti novel romansa ?

Nasyila p.o.v end

To be continued...

Mohon dukungan dan sarannya 😊