Sesampainya di sekolah, Deby perlu menegakkan bahunya kuat-kuat. Ia harus terlihat kuat di depan orang-orang yang berusaha menjatuhkannya. Deby tidak boleh lemah, meski ia adalah orang yang paling rapuh sebisa mungkin ia menyembunyikan semuanya. Deby! Hwaiting! Menghirup udara segar begitu Kayla nikmati.
Menelusuri kooridor dan mampir ke lokernya untuk menaruh novel yang kemarin dibelikan oleh Gabriel. Sebenarnya Deby belum membaca sampai selesai. Tapi, moody nya sedang turun. Ketika Deby sibuk dengan loker, tiba-tiba ada beberapa cewek menghampirinya.
Menarik pundak Deby agar berbalik ke arah om. Deby menghela nafasnya jengah. Moody nya sedang tidak bagus, emosi juga tidak bisa dikendalikan. Malah cewek-cewek ini mengusiknya.
"Mau apa lagi?" tanya Deby sembari memutarkan bola matanya malas. Cewek itu mulai bersidakep memandang Arsi penuh kebencian.
Aku sudah bahagia, nggak mau mengingat masa lalu lagi yang hanya akan membuat ku terluka. Sudahlah lepas kan saja semuanya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com