webnovel

My Arrogant Husband

Niat Shenna untuk membalas dendam kepada seorang pria, malah membuatnya menjadi tawanan dari pria tersebut. Namun dibalik kesalahpahaman yang muncul membuat Shenna membenci pria tersebu. Sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu yang membuat Shenna membenci pria itu?

Miss_Aidheralyn · History
Not enough ratings
5 Chs

Bab 2

Hari pernikahan telah tiba, dilaksanakan dengan gaya Chriss Alexander, menjadi sebuah pesta pernikahan bergaya mewah seperti pesta yang selalu dia adakan. Segalanya selalu yang terbaik. Gaun pernikahan mereka dirancang khusus oleh desainer ternama dari Perancis, makanan terenak yang dibuat langsung oleh koki terkenal. Perempuan-perempuan menatap iri dan para lelaki memujinya karena akhirnya mendengar kabar pernikahan lelaki yang terkenal sombong dan playboy.

Tetapi tidak dengan Shenna, ia bahagia karena akan segera membalaskan dendam keluarganya pada iblis itu.

Akad telah selesai dilaksanakan, Shenna berjalan menuju kamar untuk mengganti gaun. Namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara desahan dari kamar tamu, ia lalu mengintipnya dari lubang kunci, dan Shenna kaget dan berjalan mundur beberapa langkah. Rupanya itu Chriss sedang berhubungan intim dengan perempuan kemarin, ia semakin membenci pria itu.

Di dalam kamar Shenna terus mendengus kesal, ia heran kenapa lelaki itu begitu rakus terhadap perempuan. Ia terus mengoceh sambil mondar-mandir di dalam kamar.

"Benar-benar lelaki gila, dia memang tidak cukup dengan satu wanita, dia--" ucapan Shenna terpotong oleh seseorang yang tiba-tiba menarik lenganya.

Chriss, rupanya dia mendengar apa yang di ucapkan oleh Shenna barusan, ia menarik lenganya hingga Shenna berada dalam pelukanya.

Deg!

Jantung Shenna tiba-tiba berdetak kencang, ia menatap ke wajah Chriss yang rupanya sangat tampan jika dilihat dari dekat, Chriss mendekatkan wajahnya namun Shenna langsung mendorong dada bidang pria itu untuk menjauh.

"Kenapa kau mendorongku?" tanyanya.

"Jangan dekati aku!" Shenna mengerutkan wajahnya karena melihat Chriss berjalan mendekatinya.

Chriss menunjukan senyum simpulnya, ia tersenyum sambil berjalan memojokan Shenna ke tembok, kedua tangannya mengurung Shenna agar tidak bisa lari.

"Sekarang kau istriku, dan ini adalah malam pertama kita Shenna. Jangan kau fikir aku akan melewatkanya," ujarnya.

"Ck! Dasar."

***

Shenna hendak bangkit dari ranjang untuk mencari dokumen perusahaan lama milik ayahnya yang disimpan di brankas kerja milik Chriss. Namun sebuah lengan kekar menarik tanganya ke atas pelukan tubuh Chriss yang sedang terbaring, rupanya sudah bangun tidur.

"Pagi sayang, kau mau kemana?" tanyanya sambil tetap memejamkan mata.

"Aku--aku mau mandi," jawab Shenna dengan berpura-pura.

Chriss tersenyum sinis, ia lalu melepaskan pelukanya dan duduk di samping Shenna sambil memeluk tubuh istrinya.

"Dengar, dalam satu jam kau harus segera bersiap-siap. Kita akan makan di luar," ujarnya.

Chriss turun dari ranjang, kemudian dia pergi keluar kamar, mungkin dia akan mandi dan bersiap-siap. Dengan terpaksa, Shenna segera bangkit menuju kamar mandi.

Ia melajukan mobilnya menuju restauran Italia miliknya. Setelah tiba, Chriss menggandeng tangan Shenna dengan formal ketika memasuki restauran itu, sang kepala restauran sendiri yang menyapa mereka dan mengantarnya ke meja.

Chriss tampak akrab dengan kepala restauran itu, dan Shenna melihat kepala restauran, seorang lelaki keturunan Italia dengan logat bahasanya yang kental, sesekali Chriss berbicara bahasa Italia yang lancar dan tersenyum menanggapi perkataan kepala restauran itu.

Shenna ingat, dulu Chriss pernah bilang bahwa ayahnya keturunan Amerika dan ibunya Korea. Namun dia di besarkan di Italia, pantas saja dia begitu fasih dalam berbicara bahasa Italia, meskipun itu bukan urusanya. Shenna cepat-cepat mengalihkan fikiranya dari Chriss.

Ketika kepala restauran itu pergi, Chriss menarikkan kursi untuk Shenna dan duduk di depan Shenna.

"Restauran ini dulu milik ayahmu," Chriss menatap kepergian kepala restauran itu.

Shenna terdiam menatap Chriss, ia teringat kepergian ayahnya yang begitu mengenaskan, dimana jasadnya tergeletak di tengah jalan dengan isi perut dan tangan bertebaran sepanjang jalan. Darahnya mengalir di jalanan maupun di mobil bekas menabraknya.

Pelayan datang dan Chriss segera memesan lagi dalam bahasa Italia yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Shenna terpesona dengan tampilanya,

Chriss menjelaskan bahwa itu adalah Fusilli yaitu salah satu jenis pasta dan Antpasto hidangan hangat atau dingin yang terdiri dari ikan, sayuran dan aneka pilihan daging olahan berbentuk lembaran.

Chriss memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, karena dia ingin berbicara serius dengan Shenna.

"Sayang, aku ingin meluruskan kesalah pahamanmu padaku," ujarnya sambil menatap Shenna yang sedang menikmati hidanganya.

"Aku tidak mengerti maksudmu." Shenna menjawab perkataan Chriss dengan tenang.

Seorang pelayan membawakan hidangan utama, yaitu Parmentier de canard et son bouquet de verdure, hidangan daging bebek yang dipanggang hingga coklat muda dan berminyak bersama kentang lembut yang dihancurkan, dan disajikan dengan semangkuk salad. Rasanya sungguh lezat dan luar biasa khas, pantas saja restauran ini di anugrahi lima bintang.

"Kau menyukainya?" tanyanya ketika melihat Shenna begitu menikmati hidanganya.

"Ya, coba kau jelaskan maksudmu tadi." Pintanya dengan nada suara pelan.

"Hmm, aku tau kau membenciku. Tapi asal kau tau, penilaianmu terhadapku itu tidak benar, aku tidak pernah merebut perusahaan ayahmu, Shenna." Chriss menjawab dengan penuh perasaan.

Shenna terdiam, ia sejenak memikirkan kata-kata yang ia dengar dari mulut Chriss. Entah benar atau tidak saat ini Shenna sedang tidak ingin membahas itu, tapi Chrisss selalu saja menjelaskanya padanya.

"Sudahlah Chriss, aku tidak mau kau merusak nafsu makanku," ujar Shenna.

Shenna mengalihkan pandangan tertariknya pada hidangan penutup yang baru datang yaitu Brown sugar pannacotta dessert lembut yang begitu manis di mulut.

Sore itu mereka pulang dengan perut kenyang karena makanan mewah yang di berikan oleh Chriss, ketika tiba di rumah Chriss menatap tajam kepada seseorang yang tengah duduk di sofa putih di ruang tamu rumahnya.

Pria itu membalikan badanya ketika mendengar langkah kaki dari arah pintu.

"Ada apa kau kesini?"

Pria itu tersenyum ketika melihat kedatangan Chriss, lalu menatap tajam ke arah Shenna. Dia berjalan mendekati Chriss dengan santai.

"Dia..." Dia melirik ke arah Chriss setelah melihat jelas wajah Shenna.

Chriss sudah bisa membaca apa yang ingin dikatakan oleh pria itu, lalu Chriss menyuruh Shenna untuk masuk kedalam kamarnya. Setelah Shenna tidak terlihat dari pandanganya, Chriss melirik ke arah pria itu.

"Kita berbicara disana," ajaknya.

Mereka lalu memasuki ruangan favorit Chriss di rumahnya, disana terlihat sebuah papan billiard, rak-rak dipenuhi anggur, wine dan banyak minuman beralkohol mewah lainnya. Pria itu duduk di sebuah sofa hitam dihiasi meja bulat di depanya, Chriss datang membawa sebuah wine dan menuangkanya ke gelas untuk pria itu.

"Chriss! coba kau katakan, apa dia..." Chriss memotong perkataan yang dilontarkan pria itu.

"Iya dia wanitanya. Hah! aku lega bisa menepati janjinya," desisnya sambil mengambil gelas berisi wine.

Semua kenangan itu menyeruak kembali di dalam benaknya, kejadian sebelum Edward kecelakaan. Chriss dan Edward saling bertemu, mereka membicarakan Shenna. Edward meminta untuk membantu perusahaanya yang di ambang kebangkrutan karena hutang perusahaanya yang dimana-mana, namun Chriss siap membantu membayarkan hutangnya asalkan Edward menyerahkan Shenna padanya.

Saat itu, Edward menyetujuinya dan dia meminta Chriss untuk memimpin di perusahaanya.

Ponsel Chriss berbunyi, ia lalu berbicara dengan seseorang. Ketika sudah beres, ia bersama pria itu keluar untuk sebuah urusan.

Satu jam kemudian, ketika Shenna menyeduhkan kopi untuknya, Chriss datang ke dapur dengan memakai kaos hitam dan celana jeans. Dia meletakan kantong kertas berisi makanan yang masih panas, berlogo nama hotel bintang lima.

"Tadi itu Gio, aku dan dia pergi ke hotel untuk rapat dengan klien, lalu aku ingat dulu kamu menyukai makanan Cina. Kudengar makanan Cina di hotel ini terkenal enak."

Chriss mengedipkan sebelah matanya, "Siapkan ya, aku mandi dulu."

Dengan langkah anggun Chriss membalikan badanya menuju kamar.

Shenna mengatur masakan berbau harum itu pada piring saji, sambil mengatur poci kopi di nampan untuk Chris, untuk dirinya dia menyeduh teh.

Chriss muncul di dapur setengah jam kemudian, dengan jubah satin hitamnya, lalu duduk di kursi meja dapur.

"Aku lapar sekali, tadi jalanan macet."

Shenna duduk di hadapan Chriss, memperhatikan lelaki itu menyantap makanannya dengan penuh minat.

"Apa tadi di hotel kau tidak makan?" Shenna menyesap tehnya.

"Aku tidak nafsu makan, tadi hanya minum kopi saja."

Shenna lalu termenung sambil menatap lelaki dihadapanya, ia mulai merasa kalau Chriss itu pria baik. Namun jika ia mengingat masa lalu, selalu saja membuatnya muak padanya.

'Dia itu baik, tapi tetap saja...' batinya.

"Hmm... ini lezat, kau tidak makan?"

"Ah iya!" Shenna mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Shenna, jika kau mau apa-apa bilang saja padaku, mobil, pesawat, hotel mewah, gaun mewah atau apapun itu akan kuberikan. Secara aku ini orang kaya," ujarnya sambil tersenyum ke arah Shenna.

'Iya, dia itu arrogant.' batin Shenna.

Shenna hanya membalas ucapan Chriss dengan seulas senyuman. Ia tidak menyukai sifatnya itu.

Selesai makan Chriss kedatangan tamu, ya dia itu Gio Rutherford. Lelaki tampan nan rupawan yang siang tadi datang ke rumahnya. Mereka berbincang-bincang di ruang keluarga, Gio selalu melirik ke arah Shenna yang tengah menonton tv sambil menyantap sup jagung.

"Dia cantik," bisiknya pada Chriss.

"Ya, tapi aku tidak tertarik." jawab Chriss.

Gio menoleh ke arah Chriss, ia menaikan sebelah alisnya.

"Apa maksudmu? bukanya kau tadi begitu romantis mengajaknya keluar?" tanyanya.

"Aku hanya peduli padanya," Chriss menyesap rokok di tanganya dengan penuh kenikmatan.

Gio melirik Shenna yang tengah memakai celana jeans di atas lutut yang memperlihatkan kulit mulusnya, ditambah kaos polos yang terkesan sederhana.

Chriss melirik ke arah pandangan Gio, ia mengeraskan rahangnya seketika ketika melihat apa yang dia lihat. Ya, itu tubuh istrinya.

Chriss menepuk bahu Gio lumayan keras, membuat Gio terlonjak kaget.

"Jangan menatapnya!"

"Kenapa? jika kau tidak menyukainya, buatku saja. Lagipula dia sangat cantik," ujar Gio.

Chriss lalu menarik tangan Gio kemudian menyuruhnya keluar dari rumahnya, ia lalu menutup pintu dan mengabaikan teriakan Gio dari luar, Shenna mentap Chriss yang berjalan mendekatinya dengan wajah kesal.

Chriss lalu menarik taplak meja di depanya lalu melemparkan ke arah Shenna, dia menatap Chriss sambil mengerutkan keningnya. Entah kenapa dengan Chriss kelakuanya sungguh aneh.

"Jangan berpakaian seperti itu jika di depan pria!" ujarnya sambil pergi meninggalkan Shenna yang masih kebingungan.

'Ada apa denganya.' batinya.

Shenna melirik ke arah pakaian yang ia kenakan, seperti tidak ada yang salah. Lalu, kenapa denganya.

Chriss tengah tertidur dengan pulas, namun dering ponsel membangunkanya. Rupanya Gio menelpon. Ketika mendengar perkataan Gio, dia langsung beranjak menuju lemari mencari jaket jeans dan mengganti pakaianya, tidak lupa ia mengenakan sebuah topi hitam.

Sebelum berangkat, ia melirik ke arah kamar tempat Shenna, ia lega dia masih terlelap.

Sampai di sebuah tempat yang Gio beritahukan, terlihat beberapa anak buahnya sedang menyekap seorang pria yang terikat oleh beberapa tali di tangan dan kakinya, wajahnya memar dengan penuh luka yang mengeluarkan darah.

Pria itu melirik ke arah Chriss yang baru datang di hadapanya, Chriss tersenyum simpul lalu mengeluarkan pistolnya kemudian mengarahkanya pada pria itu.

"Ceritakan kejadianya, Gio." Suara Chriss terdengar puas dengan apa yang ia lihat kali ini.

"Begini..."

Gio menceritakan ketika anak buahnya melihat Jonathan, pria yang selama ini menjadi buronan karena telah menabrak Edward, ayahnya Shenna.

Setelah menabrak Edwar, Jonathan keluar dari mobil dan melarikan diri, sejak saat itu Chriss mencari-carinya ke beberapa tempat sampai dia mengerahkan anak buahnya.

"Hah! sayangnya aku tidak punya rasa iba sama sekali, aku hanya akan menghukum mu karena telah membuat air mata keluar dari mata indah milik istriku." Chriss lalu menarik pelatuknya.

Dor!

Chriss menembak Jonathan tepat di kepalanya yang membuat darah menyembul keluar dari kepalanya. Mata Jonathan terlihat melotot ke arahnya, peluru itu menembus kepanya.

Wajah Chriss terkena cipratan darah Jonathan. Gio langsung memberikan sebuah sapu tangan untuknya.

"Cepat bereskan mayatnya," Gio menyuruh anak buahnya untuk mengubur mayat Jonathan.

"Istriku sudah tidur, aku butuh hiburan sekarang." Chriss memijit-mijit kepalanya yang sedikit pusing.

Gio mengerti apa yang di butuhkan temanya sekarang, wanita penghibur.

Hingar bingar malam itu, waktu menunjukan pukul tengah malam. Lampu kerlap-kerlip menghiasi di tambah suara musik keras mengalun membuat semua pengunjung tampak sedang menari-nari.

Chriss tengah minum bersama seorang wanita di sampingnya, begitupun Gio ia sedang bermesraan bersama wanita berambut sebahu yang tampak menggoda dengan berpakaian sexy.

'Jika Shenna berpakaian seperti ini pasti menggoda.' batin Gio.

Sejak bertemu kembali dengan Shenna, terlihat Gio sudah tergoda olehnya. Ia akan berusaha membuat Chriss mentalak wanita itu agar ia bisa mendapatkanya.