Keesokan harinya Dilman berbaris dengan enam orang lainnya di ruangan kantor pak Yudha yang sempit dengan banyak tumpukan berkas di sudut lantai. Dari kelima temannya yang merupakan orang baru di cabang Cikarang hanya Baim yang dikenal Dilman, Baim teman satu kos Dilman di Cikarang sekarang. Yang lainnya tampak asing bagi Dilman, Dilman tidak mengenali mereka. Tapi diantara mereka semua ada satu wanita yang berambut panjang terurai dan berkulit putih, terlihat manis diantara yang lainnya.
Pak Yudha sedang duduk dimeja kerjanya, ia sedang membaca buku laporan tadi tapi sekarang sudah selesai. Pak Yudha berkulit sangat cokelat, dengan rambut di potong pendek, dengan postur tubuh tegap.
"Kalian sudah semuanya disini? hah?"
Tidak ada yang menjawab pertanyaan itu karena memang hanya Pak Yudha yang tahu berapa jumlah karyawan yang di transfer ke tempatnya, jadi hanya pak Yudha yang tahu mereka sudah hadir semua atau belum. Pak Yudha mengaruk kepalanya kemudian menunjuk pada Baim.
"Kamu perkenalkan namamu."
"Saya Baim, pak."
"Nah kamu siapa, langsung saja yang berikutnya gak usah saya suruh lagi, capek saya nyuruh-nyuruh terus."
"Doddy."
"Iskandar"
"Alamsyah."
"Frisicilia." saat satu-satunya karyawan wanita itu menyebutkan namanya, Pak Yudha tampak memperhatikannya dari ujung kaki sampai ujung rambutnya, kemudian yang lain tampak diam.
"Ehmm ! lanjutkan kenapa diam?"
"Murdani."
"Dilman."
"Baik, kalian sudah berada disini semua. Satu hal yang harus kalian tahu. Apapun kesalahan yang kalian lakukan ditempat kerja kalian yang dulu begitu sampai disini kita buka lembaran baru, anggap kesalahan kalian sudah di hapus dan sekarang mulai dari nol lagi." kata Pak Yudha. "Ada pertanyaan?"
Semua karyawan baru itu diam.
"Bagus kalau tidak ada kita mulai bekerja. Dari sini segera temui pak Tony."
"Permisi, pak. " Dan mereka semua keluar satu per satu dari ruangan Pak Yudha.