webnovel

MUSUH TERINDAH

Adry melarikan diri dari kekuasaan ayahnya untuk menemui seorang wanita yang sangat dicintainya, tapi wanita itu menolak dan mengusirnya, adry sakit hati karna cinta wanita itu bukan lagi untuknya. dan saat dia bertemu dengan orang yang merebut cintanya itu dia ingin balas dendam tapi keadaan membuatnya berubah, dan orang itu menjadi musuh terindahnya.

Linda_Mamuaja · Urban
Not enough ratings
22 Chs

Cerita 2

Jessica merasa tak mengerti dengan apa yang dilakukan Reyn sekarang, reyn yang biasanya akan sangat cemburu pada jessica jika dia duduk ataupun berada didekat laki-laki lain, walaupun dia tahu itu temannya jessica, demikian juga pada orang asing yang duduk disampingnya saat di kendaraan umum atau ditempat umum lainnya, pokoknya yang berjenis kelamin laki-laki tidak boleh berdekatan jessica, reyn begitu posesif. kali ini dia membiarkan jessica duduk disamping laki-laki lain bahkan menyuruhnya menuangkan minuman untuk laki-laki itu, jessica berusaha memahami pikiran reyn, pasti karena orang ini sangat penting buat reyn, dengan agak takut jessica ingin melihat laki-laki yang disampingnya itu seperti apakah orangnya, dan sial buat jessica laki-laki itu sedang memandangi jessica dengan berani dan tersenyum mesum, dia seperti sedang membayangkan sesuatu yang nakal. melihat tingkah orang itu secara spontan jessica melihat kearah reyn seakan ingin mengkonfirmasi tingkah orang itu, tapi reyn seperti tak peduli, dia sedang asik atau mungkin pura-pura asik ngobrol dengan temannya yang lainnya. Jessica jadi kecewa, dia biasanya selalu merasa senang jika reyn cemburu dan posesif padanya karena dia merasa jadi perempuan istimewa bagi reyn, tapi hari ini dia gelisah reyn sepertinya tak menghargainya bahkan berkesan menjualnya. Masih dengan rasa marahnya pada reyn tiba-tiba jessica merasa ada sesuatu yang aneh di atas pahanya, ternyata tangan laki-laki itu sedang berusaha bergerilya diatas pahanya, menyentuh dan membelai pahanya, saat jessica sadar yang telah dilakukan laki-laki itu secara naluri jessica menepis tangan orang itu dan otomatis berdiri dari tempat duduknya.

"maaf.." kata jessica sangat kesal tapi berusaha menahannya.

"ada apa?" tanya reyn, dia dan semua orang yang berada ditempat itu langsung memandangi jessica.

"eh itu..itu..anu.." jessica tak ingin mengatakan secara langsung, dia hanya berusaha memberitahukan reyn dengan memberi isyarat, tapi  reaksi reyn tak seperti dugaan jessica. Reyn menarik jessica dengan kasar keluar dari ruangan itu dan membawanya di daerah yang lebih sunyi yang tidak terlalu bising.

"APA YANG KAMU LAKUKAN, KAU MAU MEMBUATKU MALU DIDEPAN MEREKA" bentak reyn pada jessica,

"orang itu melakukan pelecehan padaku dan kamu memarahiku?"

"dia hanya memegang pahamu bukan menidurimu, kenapa kau begitu kasar padanya!"

"kau melihat apa yang dia lakukan?! Aku Hanya Menepis Tangannya Yang Kurang Ajar, Kau Bilang Itu Kasar!.. reyn aku ini pacarmu bukan pelacur"

PLAAAAK.. sebuah tamparan diwajah jessica, tapi tak berselang lama seseorang datang dan memukul wajah reyn. Jessica yang sedang menahan rasa sakit, keget melihat reyn jatuh karena ditinju oleh seorang laki-laki bertubuh begitu besar dan menakutkan.

"ku peringatkan kamu jangan membuat kekacauan disini, aku paling benci laki-laki yang memukul wanitanya.." reyn kaget dan menahan sakit karena kena pukulan orang itu, dia hendak membalasnya tapi kemudian dia sadar siapa yang memukulnya itu

"ini urusanku dengan pacarku, ku pikir bos adry bukan orang yang suka mencampuri urusan orang lain"

"Kuperingatkan Kau sekali lagi.. Jangan Membuat Kekacauan Disini, Apalagi Membuat Transaksi Narkobamu Ditempatku, jangan coba-coba atau Kau Akan Tau Akibatnya" adry menggeram dengan marah, tatapannya mengancam reyn. Dengan diam dan agak takut reyn meninggalkan adry dan jessica dan kembali keruangannya. Setelah reyn pergi adry berniat menarik tangan jessica untuk pergi tapi jessica dengan kasar menepis tangan andry.

"apa yang mau kau lakukan.." tanya jessica dengan ketus.

"membawamu keluar dari sini, lebih baik kamu pulang.. pacarmu itu bukan laki-laki yang baik" kata andry tenang.

"siapa kamu?!..maaf ya aku nggak megenalmu.. jadi jangan merasa dirimu baik" jessica kesal dengan orang itu, dia telah memukul pacarnya dan masih menghina pacarnya juga. andry kaget dengan perkataan jessica, dia mengerutkan alisnya.

"aku hanya berniat menolongmu.." jawab adry tenang.

"Kau Pikir Tadi Itu Pertolongan?!.. Kau Tau Apa Yang Kau Lakukan?!.. Brengsek!!.. itu semakin memperkeruh masalah kami, jadi tolong bos jangan sok menjadi pahlawan dalam hal ini.." jessica marah

"dasar manusia nggak punya otak hanya mengandalkan otot.." kata jessica lagi dan berjalan melewati adry yang terdiam, dia kembali ke ruangan tempat pacarnya berada. Theo yang sejak tadi berdiri tidak terlalu jauh dari bosnya kaget tapi juga merasa lucu melihat bosnya diperlakukan seperti itu.

"WHAAT!!!.. waaah bos dia bukan cewek yang biasa.. para cewek biasanya akan melambung tinggi saat di bela oleh laki-laki ganteng seperti bos.." puji theo, dan dia mendapatkan tatapan tajam bosnya, tapi kali ini tatapan bosnya tak membuatnya gentar, keinginnya untuk menceritakan kejadian itu pada bram membuatnya bersemangat mengikuti bosnya kembali ketempat mereka tadi.

"sepertinya bos kita kali ini kena batunya," theo memulai gosipnya.

"maksudnya?" tanya bram penasaran.

" tadi sesaat setelah mendapat laporan kalau gadis itu sedang diseret keluar ruangan oleh pacarnya, kau lihatkan bos begitu bersemangat datang ketempat itu untuk menyelamatkan cewek itu, meninggalkan buku yang lagi seru dibacanya, tapi apa yang didapat.. bukan ucapan terima kasih, cewek malah menyalahkan bos.. katanya bos membuat masalahnya jadi tambah keruh" bram tertawa kecil mendengar cerita theo itu.

"dan cewek itu juga bilang kalau bos manusia yang nggak punya otak, hanya mengandalkan otot.."

"apaaa?! Itu kalimat terlucu buat bos.." kata bram dan tertawa, dan dia baru diam saat bosnya menatap mereka dengan tatapan tajamnya.

"bos.. anak buahku masih harus mengikuti cewek itu? atau kutarik aja.." tanya theo mengalihkan cerita.

"aku nggak menyuruhmu menarik anak buahmu, jangan membuat keputusan sendiri" kata adry dengan tegas.

"baik bos.." jawab dua anak buah adry dengan patuh.