webnovel

Confused

.

.

.

.

.

Esok harinya Yuura merasa tidak enak badan.

Suhu tubuhnya panas , kakak nya mengompres dahinya dengan air dingin.

" Kau harus makan agar kau sembuh ".

" Tapi mulutku terasa pahit ".

Yuura mengeluh sambil mengernyitkan dahinya.

" Kenapa kau bisa seperti ini ? ".

" Aku tidak tau , mungkin aku hanya kelelahan ".

" Kau bisa pergi bekerja, aku akan baik baik saja ".

" Mwo? Apa maksudmu ? Kau kira aku akan meninggalkanmu sendirian sementara aku bekerja? ".

" Aku hanya demam, aku akan tidur sampai kau pulang nanti ".

" Aniyo ! Aku akan mengambil izin selama satu atau dua hari untuk merawatmu, jangan membantah aku akan mengganti air nya terlebih dahulu ".

Yuura hanya tersenyum singkat , melihat kakak nya yang benar benar begitu sangat menyayanginya.

Merasa bosan akhirnya Yuura bangun dari tidurnya dan memilih untuk bersandar di bantalnya.

Ia mengambil handphone nya dan melihat ada dua pesan yang masuk.

Terdapat satu pesan dari Jimin, dan satu pesan nya lagi dari Seokjin.

Yuura memberikan nomor handphone nya pada Seokjin.

Mengingat bahwa Seokjin begitu sangat baik padanya walaupun mereka baru mengenal satu sama lain.

Yuura lebih memilih membuka pesan dari Seokjin ketimbang pesan dari Jimin.

Mengingat nama Jimin malah membuatnya semakin sakit.

Kim-Seokjin .

" Bagaimana keadaanmu? Kau baik baik saja ? ".

.

.

.

Yuura .

" Aku baik baik saja, tapi hari ini aku malah demam " 😷

Tak menunggu lama Seokjin langsung membalas pesan nya .

Kim-Seokjin .

" Kau sakit? Ahh sudah kuduga akan seperti ini, kalau begitu istirahatlah . Jangan membalas pesanku ".

Yuura tertawa kecil lalu menaruh kembali handphone nya itu di meja yang berada di sampingnya.

Suasana rumah begitu sepi, Yuura merindukan ayah dan ibunya.

Kakak nya Yuura kembali sambil membawa bubur di atas nampan.

" Kau harus makan ".

" Suapi aku ". Dengan nada manja.

" Baiklah, asalkan kau bisa segera sembuh ".

Yuura memakan bubur itu dengan lahap .

" Rasa bubur buatanmu sama sekali tak berubah ".

" Benarkah? ".

" Umm.. Aku selalu menyukai nya ".

.

.

.

.

.

Jimin sedang duduk di sofa sambil mengutak ngatik handphone nya.

Tidak biasanya Yuura mengabaikan pesan darinya.

Jimin merasa bahwa ada yang aneh akhir akhir ini dengan Yuura.

Yoona datang menghampiri Jimin lalu memeluknya dari samping.

" Kau terlihat murung akhir akhir ini, apa yang terjadi denganmu ? ".

" Aku tidak apa apa ".

Jawab Jimin dengan singkat.

Yoona meraba mengelus dada bidangnya Jimin dengan lembut.

" Apa yang kau lakukan? ".

" Aku ingin melakukan sesuatu ". Yoona kembali melakukan aktifitasnya.

Yoona bahkan berani membuka kancing baju Jimin satu persatu mulai dari kerah nya.

Dengan cepat Jimin menahan lengan nya.

" Jangan lancang padaku , kita bahkan baru saja bertunangan dan belum menikah ". Ucap nya dingin

Jimin kembali mengancingkan baju nya lalu pergi meninggalkan Yoona begitu saja.

Sementara Yoona hanya bisa melihatnya pergi lalu masuk ke kamarnya.

" Aku tau kau masih belum terbiasa, tapi kau akan terbiasa dengan ku nanti ".

Gumam nya.

Jimin melepaskan cincin dari jarinya, lalu melihat cincin itu.

Akhir akhir ini begitu banyak kejadian yang tidak terduga yang terjadi padanya.

Yoona tiba tiba saja datang bersama ayah dan ibunya dan mereka di suruh untuk segera menikah.

Sekali lagi pikiran nya tertuju pada Yuura.

Jimin memutar mutar pikiran nya apa yang terjadi pada Yuura.

Jimin menaruh cincin itu dan menyimpan nya kedalam laci kecil.

.

.

Suhu tubuhnya sudah kembali normal, Yuura sedikit lebih segar hari ini.

Kakak nya tertidur di sofa dekat ranjangnya.

Yuura tersenyum ke arah nya , dia begitu merawatnya dengan baik.