webnovel

Mr. Bodyguard Don't Love Me (Bhs Indonesia)

Ini Kisah Versa Yanng dan Bodyguardnya Gale, Versa yang serorang model dan aktor terkenal tak bisa menghindar saat seorang bodyguard misterius tiba-tiba muncul dalam hidupnya.

Sweet_SourKiwi · LGBT+
Not enough ratings
49 Chs

Upaya Penculikan

Arland tak bisa mencegah Verss yang kian menjauh, melihat pemuda itu berjalan semakin menjauh tanpa membalik ke arahnya sama sekali, tampak beberapa pria berjalan dari depan jalan menuju ke arahnya, mungkin hanya pendaki lainnya, Arland menarik tubuhnya bangun duduk kembali merenungi perbuatannya saja di sana, Verss mungkin sudah muak padanya, tapi, sesuatu menarik perhatiannya, tanpa pikir panjang ia bangun dengan cepat dan berlari mendekati Verss.

"Levi!"

Verss mengangkat kepalanya saat tiga orang pria di depannya mendekat ke arahnya dengan cepat dan ia hanya termangu diam.

"Ekh"

Arland menarik tangan Verss tepat sebelum salah seorang dari pria itu menarik tangan Versa, dua di antaranya sudah mengeluarkan senjata tajam dari balik pakaian mereka dan menyerang ke arah Arland yang memeluk tubuh Verss cepat.

"Sheett!!"

Mata Verss membuka lebar, melihat darah merah yang muncrat di udara saat Arland menahan tubuhnya ke sisi jalan.

"Kak!"

Tiga pria itu mendekat cepat salah satunya menarik tangan Versa sementara duanya menarik Arland agar melepaskannya, Arland dengan sekuat tenaga berusaha memeluk tubuh Verss erat agar tidak terlepas tapi lagi-lagi pisau yang tadi menggores tangannya dihunuskan ke arahnya.

"Bunuh saja dia!"

Versa tak sanggup melawan saat satu pria besar menarik tangannya lepas dari pelukan Arland, ia mencoba melawan tapi tangan besar pria yang menahan tubuhnya dengan cepat membungkam mulutnya.

"Ump!"

Mata Versa membelalak lebar melihat Arland yang dijatuhkan dan ditendang dua pria bertubuh besar itu, tapi matanya semakin berat tubuhnya juga semakin lelah, orang yang menahannya membungkamnya dengan saputangan penuh obat bius.

Arland menutupi kepalanya dari kaki-kaki dua pria besar yang mengeroyoknya, tapi ia tidak bisa diam melihat Verss yang semakin jauh darinya, ia masih melihat Versa yang tak sadarkan diri dibopong di atas punggung pria bertubuh besar yang membawanya semakin jauh.

"Tidak Levi!"

Arland berusaha melawan, ia menangkap kaki salah seorang yang menendangnya dan mendorongnya sekuat tenaga hingga orang itu jatuh, walau darah keluar dari lengan dan juga kakinya yang terkena sabetan pisau tadi tapi ia tidak bisa diam saja.

"Ekh kurang ajar lepaskan Levi!"

Dengan sisa tenaga yang ia miliki Arland berusaha berdiri dan melawan, ia melabrak satu pria lainnya hingga jatuh dan bergegas mengejar pria yang membawa Versa, tapi baru satu langkah satu pria yang ia jatuhkan tadi berhasil menahan kakinya.

"Ekh lepaskan aku!"

Satu pria lainnya yang jatuh ditendang Arland tadi berdiri dan meraih batang ranting besar di atas tanah, menghempaskannya kuat ke punggung Arland hingga ia terjatuh kembali.

"Akh!"

Dua pria itu menginjak punggung Arland yang sudah jatuh di atas tanah hingga ia tidak bisa bergerak lagi, ia berusaha menggapai Versa yang semakin jauh, dua orang itu terus menendangnya hingga Arland hampir kehilangan kesadarannya.

"Tidak Levi!"

Ia hampir tak sadarkan diri, saat melihat dengan samar pria yang membawa Versa jatuh dengan keras, dan seseorang sudah memegang tubuh Verss sebelum jatuh ke atas tanah.

"Hoh hoh Levi"

Tepat saat Arland kehilangan kesadarannya ia masih bisa mendengar rintihan keras dua pria yang menginjak punggungnya.

Bukk!!

"Akkh!"

Mata Arland terpejam, setidaknya masih bisa melihat wajah Versa tak jauh di depannya.

"Ekh Levi"

Gale datang tepat waktu, sementara Derek memegang tubuh Verss yang tak sadarkan diri, Gale dengan mudah menjatuhkan dua pria yang mengeroyok Arland hingga babak belur.

.........................

Burung Pipit terbang hinggap di atas conblok area vila yang penuh dengan ranting kecil yang jatuh dari pohon dan terbawa angin, dengan paruhnya yang kecil burung itu mengambil sekali banyak dan terbang kembali menuju ke dahan pohon tinggi di mana ia tengah membangun sarang bersama pasangannya.

Chiciit chiciit!!"

Alis dengan bentuk yang sempurna dan kelopak mata besar dan panjang yang masih tertutup itu perlahan bergerak, membuka matanya perlahan dan memejamkannya kembali cepat saat sadar cahaya matahari yang begitu terang mengenai wajahnya.

Verss membuka matanya perlahan, menyadari tempat di mana ia berbaring kini, di atas ranjang empuk di dalam kamar vilanya, apa, ia bermimpi? Mencoba menyadur semuanya dalam ingatannya, tapi, ia melihat jelas bagaimana darah yang begitu merah terhempas muncrat di udara, darah yang berasal dari luka di lengan Arland.

Mengingat itu, Verss langsung bangun terduduk.

"Kak Arland!"

Gale yang duduk tak jauh di samping ranjang mendekat.

"Tuan muda anda sudah bangun?"

Efek yang sangat buruk, kepala Verss rasanya ingin pecah, sakit kepala hingga ke belakang telinganya.

"Akh"

Gale membantu Verss menurunkan tubuhnya kembali.

"Pelan-pelan tuan muda anda baru saja dibius, jangan bangun dulu yah"

Verss melirik sekitarnya, ada jarum infus yang masih menusuk di tangan kirinya, harus diakui tubuhnya memang berat sekali, rasanya bagai batu yang sangat besar yang menahannya melekat pada ranjang.

"Gale, kak Arland, apa, ia baik-baik saja?" Tanyanya, sambil menaikkan selimut Verss Gale mengangguk.

"Baik tuan muda, lukanya tidak begitu parah dan dokter sudah memeriksanya, ia sekarang masih beristirahat di kamarnya, tuan muda tidak usah cemas, pikirkan soal kesehatan tuan muda sendiri"

Verss ingat bagaimana ia melihat Arland begitu gigih melawan walau ia bukan lawan orang-orang itu sekalipun, bagaimana Arland melindungi tubuhnya dengan tubuhnya sendiri dan rela terluka demi melindungi dirinya.

Dari arah pintu Derek dan Mimin masuk dengan cepat.

"Verss!! Yah ampun syukurlah kau sudah sadar" suara melengking Mimin yang langsung memeluk Verss, Derek tak mau ketinggalan.

"Oh untunglah kau tidak apa-apa"

Verss tersenyum melihat dua orang paling berisik yang ia kenal di sana, walau berisik tapi keduanya sama sekali tidak mengganggunya.

"Hehe kak Mimin, Derek, aku tidak apa-apa, kalian tidak usah berlebihan deh"

Derek menegakkan tubuhnya.

"Bagaimana tidak berlebihan kau menghilang dan hampir diculik, belum lagi jarak ke rumah sakit di kota tertutup pohon tumbang karena hujan, beruntung kita ada dokter tapi tetap saja kita cemas, aduh bagaimana ini bisa terjadi saat liburan seperti ini?"

Gale melirik Derek tajam agar ia tidak terlalu bawel, tapi Derek justru kembali mendekati Verss.

"Verss si Gale ini tak tidur semalaman menjagamu, ia hampir gila telpon saja sini untuk mengurus orang-orang yang menculikmu, ia seperti mafia" bisik Verss.

Verss melirik Gale yang tetap bersikap keren dan tenang seperti biasanya, lagi-lagi Gale datang tepat waktu menyelamatkannya, ia memang bisa selalu mengandalkan orang itu.

Mimin menepuk kaki Verss pelan.

"Iyah Verss, belum lagi Arland, ia bersikeras tak mau tinggal diam di kamarnya dan ingin ikut menjagamu, walau ia sendiri sudah babak belur tapi ia sangat mencemaskanmu"

Derek mengiyahkan.

"Iyah Arland itu ternyata orangnya bisa diandalkan, walau ia tidak bisa melawan mereka setidaknya ia mengulur waktu hingga kami tiba di lokasi, walau dia sudah terluka seperti itu ia tidak berhenti melepaskan orang-orang itu begitu saja"

Mimin mengangguk lagi.

"Iyah dia boleh juga"

"Eh, kak Arland, sekarang di mana?" Tanya Verss.

"Kurasa masih di kamarnya" jawab Mimin.

"Tapi aku dengar dari Elsa kalau mereka mungkin akan segera kembali ke kota untuk mengobati luka di tangan dan kaki Arland agar tidak menyisakan bekas" lanjut Mimin.

Verss menarik napasnya, melihat ke arah pintu di mana ia masih berharap Arland akan muncul, apa, ia akan muncul di sana? Atau seperti dua tahun lalu, ia akan pergi meninggalkannya tanpa bicara sepatah katapun, seperti dulu, lari dari dirinya, saat ia sendirian dan terpuruk, bahkan tidak memiliki seorangpun yang bisa diandalkannya.

"Heh, semoga kak Arland baik-baik saja"

##########################