"Selamat malam semua"sapa Bintang.
"Lo ngapain disini"tanya Fino serius.
"Gue lagi jalan jalan,terus tadi gak sengaja liat kalian lagi ngobrol di sini,ya...gue pikir buat gabung aja sama kalian"jawab Bintang dengan santainya.
Bulan tidak mau menjadi penengah antara Bintang dan Fino,dia pun memutuskan untuk pulang.
"Gue pulang"ucap Bulan.
Namun belum saja Bulan berdiri dari duduknya,Bintang langsung menahan Bulan dengan memegang pergelangan tangan Bulan sambil tersenyum.
Bulan merasa jantungnya berdetak 2 × lebih cepat,Bulan langsung melepaskan tangan Bintang dari tangannya.
Fino yang melihat Bulan menjadi aneh dan Bintang yang tersenyum manis pada Bulan,dia langsung menyeritkan dahinya.
"Gue yakin mereka pasti ada hubungan."kata Fino dalam hati.
"Jangan dulu pulang"cegah Bintang.
"Kenapa?"tanya Bulan.
"Temenin gue sebentar"jawab Bintang.
Bulan langsung kembali duduk di kursinya.
Sementara Fino masih bingung dengan apa yang terjadi di depannya.
"Lo berdua ada hubungan apa?"tanya Fino yang masih saja penasaran.
Sontak Bulan dan Bintang langsung beralih menatap ke arah Fino.Bintang hanya tersenyum sementara Bulan bungkam tidak bisa apa apa.
"Kalau kita ada hubungan apa urusannya sama lo"ucap Bintang.
Bulan menatap ke arah Bintang dengan mengerutkan dahinya bingung.
"Kalau kalian memang ada hubungan,berarti ada urusannya sama gue"balas Fino.
"Apa urusannya sama lo"tanya Bintang.
"Karna gue cinta sama Bulan"jawab Fino dengan terus terang.
Jawaban dari Fino membuat keadaan menjadi hening,Bulan terus menatap ke arah Fino dengan tatapan tidak percaya kalau Fino akan mengatakan hal tersebut didepan Bintang sekalipun.
Fino beralih menatap Bulan dan langsung melontarkan pertanyaan.
"Kenapa lan,lo kaget karna gue kasih tau perasaan gue ke lo sama Bintang"ucap Fino.
"Iya,gue kaget"balas Bulan dingin.
"Ok karna sekarang ada Bintang,kenapa gue gak tanya langsung aja sama Bintang tentang hubungan kalian"sambung Fino.
"Apa jawaban dari gue gak bikin lo percaya,lo masih belum puas"tanya Bulan.
"Gue bukannya gak percaya sama lo,tapi gue butuh jawaban yang pasti"jawab Fino.
"Jadi jawaban yang gue berikan itu gak pasti"ucap Bulan.
Fino hanya terdiam tidak bisa berkata kata lagi,sedangkan Bintang langsung memegang tangan Bulan dan membawa Bulan pergi dari caffe.
Fino yang melihat Bintang membawa Bulan dia langsung terdiam tidak bisa apa apa,ini sangat berat baginya.
"Kalau lo bisa bahagia dengan yang lain gue rela Bulan."kata Fino dalam hati.
♡♡♡
Bintang membawa Bulan ke taman dekat caffe,selama perjalanan Bulan hanya terdiam dan mengikuti saja kemana Bintang membawanya.
"Bulan"panggil Bintang sambil menatap Bulan yang menundukkan kepalanya.
Bulan tidak menjawab,dia hanya terdiam dan tanpa sadar dia meneteskan air matanya.
Bintang yang melihat Bulan meneteskan air mata,dia langsung menghapusnya dengan ibu jarinya.
Saat Bintang menyentuh pipinya,Bulan langsung menatap Bintang dan tatapan mereka pun kembali bertemu.
Bulan langsung sadar dan membuang mukanya ke arah lain sambil menghapus air matanya.
"Kenapa lo nangis"tanya Bintang.
"Gue gak papa"jawab Bulan.
"Gue gak yakin sama jawaban lo"
"Terserah"
"Fino cinta sama lo?"tanya Bintang.
Bulan hanya menjawab pertanyaan Bintang dengan anggukan kepala.
"Terus kenapa lo sedih"ucap Bintang.
"Gue gak tau"balas Bulan.
Bintang langsung menghela nafas pelan,dan kembali menatap Bulan serius.
"Bulan,cinta sejati itu cuma sekali,Fino tulus mencintai lo,dan gue yakin dia adalah cinta sejati lo"ucap Bintang.
"Tapi gue yakin kepada orang lain kalau dia lah cinta sejati gue,bukan Fino,tapi dia yang tulus cinta sama gue"balas Bulan menatap Bintang lekat.
"Siapa?"tanya Bintang.
"Dia adalah orang yang selalu nyakitin gue,tapi gue selalu melihat harapan di matanya"jawab Bulan.
Mendengar jawaban dari Bulan,Bintang langsung terdiam dan meresapi kata kata yang keluar dari mulut Bulan.
"Apa itu gue"tabak Bintang.
"Menurut lo"balas Bulan.
"Menurut gue kalau itu adalah gue"
"Lo pikirin aja"
Bulan langsung pergi dari taman menuju rumahnya,dia tidak mau berlarut larut membahas tentang perasaannya karna itu akan menjadi beban baginya.
Bintang menatap punggung Bulan yang semakin lama semakin menjauh termakan oleh jarak.
♡♡♡
Saat Bulan sampai di rumahnya,dia langsung masuk ke kamar dan menidurkan dirinya di kasur.
Bulan terus menangis dan terisak,saat dia akan mengambil guling di pinggirnya dia langsung menemukan sebuah foto yang biasa di lihat dan di ajak bicara.
Bulan pun langsung mengambil foto tersebut dan menatapnya.
"Apa kamu mengerti dengan apa yang aku rasakan"ucap Bulan pada foto tersebut.
Tidak lama kemudian Bulan pun terlelap kedalam tidurnya.
Mimpi Bulan
Seseorang memanggil Bulan dari depan dengan wajah yang tidak terlihat oleh Bulan karna tertutup kabut.
"Bulan,lo harus tau kalau gue serius sama lo.
Jangan hanya karna gue selalu membuat lo sakit hati,lo jadi berpikir kalau gue jahat.
Percayalah kalau lo adalah satu satunya wanita yang ada dalam hati gue."
Bulan langsung terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya,dia kaget karna menemukan air yang mengalir dari matanya.
"Apa aku nangis"
Bulan terus berpikir keras akan seseorang yang baru saja dia lihat dalam mimpinya.
"Mimpi itu lagi"
Sebenarnya Bulan sudah berulang kali mendapatkan mimpi seperti itu,entah kenapa saat ini Bulan kembali mendapatkan mimpi tersebut.
Saat Bulan kembali mengusap wajahnya dia dikagetkan saat tidak sengaja melihat jam dinding yang menunjukkan jam 07.00 pagi.
"AHHH GAWATTT"teriak Bulan.
Bulan langsung mengambil seragam sekolahnya dari lemari dan bergegas pergi ke kamar mandi untuk bersiap siap.
Setelah selesai bersiap siap Bulan langsung keluar dari kamarnya dan memelankan suara langkah kakinya untuk menghindari omelan dari kedua orang tuanya.
Bulan berjalan sambil bersembunyi ke setiap lemari dan kursi yang ada di hadapannya untuk segera keluar dari rumah,karna kalau tidak bundanya pasti akan langsung menyuruhnya untuk sarapan dulu tanpa penolakan.
Sesampainya Bulan di pintu keluar,dia langsung berlari menghampiri mobil ayahnya dan menemukan Pak Ujang yang sedang mencuci mobil tersebut.
"Pak Ujang,ayo anterin Bulan ke sekolah"ucap Bulan.
"Aduh non Bulan maaf,mobil tuan masih dicuci"balas Pak Ujang.
"Yaudah pake mobil bunda aja"
"Kalau mobil nyonya lagi di bengkel non"
Bulan langsung mengusap wajahnya dengan kasar,dia bingung sekarang harus bagaimana kedua mobil orang tuanya sedang tidak bisa digunakan.
"Jadi gimana non"
"Yaudah Bulan jalan kaki aja deh"
"Gak minta tuan aja yang anterin pake mobil yang satunya"
Ferdi memiliki satu mobil lagi yang selalu ia gunakan khusus untuk acara penting dan kuncinya yang pasti di simpan oleh Ferdi sendiri.
Kalau Bulan minta ayahnya untuk mengantaranya pake mobil yang lain sudah pasti dia akan bertemu dengan Wati bundanya,yang pastinya akan membuatnya semakin terlambat ke sekolah.
"Udah gak papa Bulan pergi sendiri aja"
Bulan pun pamit kepada Pak Ujang dan bergegas lari dari halaman rumahnya untuk segera keluar,untungnya gerbang rumahnya tidak dikunci jadi memudahkan Bulan untuk lewat.
♡♡♡
Selama perjalanan Bulan terus berlari tanpa henti dan melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 07.45.
"Aduh udah terlambat banget ini"ucap Bulan.
Bulan terus berlari tetapi di tengah jalan hujan turun dengan derasnya dan membuat seragam yang Bulan kenakan menjadi basah kuyup.
"Hujan lagi,gimana ini"
Bulan kembali melanjutkan aktivitas lari nya,dia tidak memperdulikan kalau hujan terus mengguyurnya.
♡♡♡
Bintang kini sedang berada di atas motornya dengan seragam sekolah lengkap yang sudah basah kuyup dengan hujan.
Bintang terlihat santai tidak memperdulikan bahwa kini dia sedang diguyur oleh derasnya hujan,dia juga tidak memperdulikan bahwa sekarang bisa dikatakan dia sedang dalam waktu terlambat ke sekolah.
Di tengah jalan Bintang melihat seorang gadis menggunakan seragam sekolah yang sama seperti dirinya yang kini sedang berlari dipinggir jalan.
Bintang pun melajukan motornya ke pinggir jalan dan menyamakan posisi motornya dengan gadis tersebut.
Gadis itu cukup terkejut dengan kedatangan Bintang yang tiba tiba.
"Bulan"kaget Bintang.
Bintang langsung menghentikan motornya begitupun dengan gadis tersebut yaitu Bulan yang sama sama menghentikan larinya.
"Bulan,lo ngapain di sini?"tanya Bintang.
Bulan yang mendengar pertanyaan dari Bintang,dia langsung memutar bola matanya malas.
Apakah Bintang tidak melihat kalau dia kini sedang terburu buru karna terlambat sekolah.
"Kok lo diem aja"ucap Bintang.
Bulan langsung melihat ke arah Bintang,dan dia langsung melihat ke arah motor yang di naiki Bintang.
"Motor,iya motor"ucap Bulan sambil menatap ke arah motor Bintang dengan wajah berseri.
Bintang menyeritkan dahinya bingung,ada apa dengan Bulan.
"Lo kenapa?"tanya Bintang.
"Bintang,lo harus anterin gue sekarang juga ke sekolah pake motor lo ini ok"ucap Bulan.
"Ya,gue juga mau ke sekolah"
"Yaudah bareng aja."
Bulan langsung naik ke atas motor Bintang tanpa meminta izin terlebih dahulu.
Bintang yang melihat tingkah Bulan dia hanya tersenyum.
"Ayo jalan"ucap Bulan.
Karna Bintang tidak juga menjalankan motornya,Bulan memukul pundak Bintang dan sontak membuat Bintang terkejut.
"Ayo cepet jalan!"tegas Bulan.
"Iya iya"balas Bintang lalu menyalakan kembali motornya.
♡♡♡
Sesampainya Bulan dan Bintang di depan sekolah,hujan sudah berhenti dan mereka hanya melihat gerbang sekolah yang sudah tertutup rapat.
Mau bagaimana lagi mereka sampai tepat pukul 08.00 pagi.
Bulan turun dari motor Bintang dengan lesu,diikuti dengan Bintang yang hanya santai saja tanpa ada beban apa pun.
"Udah di tutup"ucap Bulan lesu.
"Ya iyalah udah jam delapan pagi pasti ditutup gerbangnya"balas Bintang.
"Terus gimana dong"tanya Bulan.
Bintang mengangkat pundaknya tidak tau harus menjawab apa.
Bintang tersenyum menatap Bulan yang sedang berdiri lesu dengan wajah cemberut.
"Bulan,udahlah lo tenang aja jangan lesu kayak gitu"ucap Bintang.
"Gimana mau tenang,kita ini udah terlambat!"tegas Bulan.
"Galak juga ya lo"ledek Bintang.
"Bodo"ketus Bulan.
Tidak lama kemudian Fino yang berada di dalam sekolah datang menghampiri mereka lengkap dengan jas osis miliknya.
Dia pun langsung membuka kunci gerbang dan membukanya.
Bulan dan Bintang langsung menatap ke arah Fino yang sedang membukakan gerbang untuk mereka.
"Ayo masuk"ucap Fino dengan ekspresi dingin.