webnovel

?

Di suatu malam... ada seorang remaja laki-laki.

Ia sedang berjalan pulang setelah selesai membeli camilan di toko terdekat.

"Miu."

Suara hewan kecil mengeong ke remaja yang sedang berjalan lewat.

Hewan kecil itu adalah anak kucing yang kehilangan ibunya.

Kucing kecil tersebut sedang mengeong ke remaja itu dari gang sempit yang berada di celah rumah. Kucing kecil itu dengan polosnya memanggil ke remaja laki-laki tersebut.

"..." Setelah remaja laki-laki tersebut menengok sekitar, ia berjalan mendekati kucing.

"Miu. Miu." Kucing tersebut mengeong semakin keras, menandakan kesenangannya.

Kucing bukanlah hewan yang akan dengan santainya mengeong ke orang lain. Kecuali karena kucing itu selalu dirawat dan dikasih cinta oleh beberapa manusia, baru itu, mereka akan dengan lengahnya mengeong ke manusia. Tapi sudah jelas, bahwa kucing kecil ini selalu tinggal di gang sempit ini untuk menghindari manusia... jadi kenapa kucing kecil ini sengaja mengeong ke arah remaja tersebut?

Kebanyakan kucing akan lari hanya karena melihat wujud manusia... tapi kucing kecil ini berbeda. Kucing kecil ini mengeong dengan senangnya ke remaja tersebut karena mereka pernah bertemu sebelumnya.

Ia masuk ke gang sempit itu dan berjongkok di depan kucing kecil tersebut.

"Miu."

'cklik'

Tapi yang remaja itu kemudian lakukan, justru mengeluarkan sebuah pisau lipat dari kantongnya dan membuka pisau lipat tersebut.

"..." Ia kemudian berusaha mengambil sesuatu dari kantong plastik belanjaan dari toko yang baru ia kunjungi.

Setelah berhasil meraih benda yang ia ingin ambil, ia mengeluarkannya dari kantong plastik.

Benda yang ia keluarkan adalah camilan sosis bungkus.

Dengan pisau lipatnya, ia membuka sosis tersebut.

"Miu." Kucing kecil tersebut mengeong lagi, menandakan ketidaksabarannya.

Ia meletakkannya ke tanah, di depan kucing kecil tersebut.

"Miu." Kucing kecil mengeong untuk berterima kasih ke remaja laki-laki yang memberinya makan.

Kucing kecil tersebut kemudian memakannya cepat-cepat.

"Hm..." Ia tersenyum kecil melihat kucing kecil tersebut memakan makanan yang ia berikan.

Ia duduk bersandar ke tembok sambil mengelus kucing kecil yang sedang makan.

Entah ia kerasukan apa, tiba-tiba ada dorongan dalam dirinya untuk menengok ke langit. Dorongan ini sama seperti beberapa bulan lalu, ketika ia tanpa sengaja melihat seorang siswi berdiri di ujung atap untuk bunuh diri.

"Bintangnya tidak terlihat..."

Bapak filsafat, Socrates, tidak meninggalkan satu kalimat atau bahkan sepatah kata pun.

Apa yang dia tinggalkan adalah "percakapan"; percakapan dengan orang lain.

Dan satu-satunya catatan yang masih ada, adalah tulisan-tulisan milik murid-muridnya tentang percakapan-percakapan tersebut.