"Jadi, hanya kita berdua sekarang benarkan?" Tanya Lloyd duduk di kursi kayu menghadap Nessie yang juga duduk di kursi kayu.
Mereka berada di dalam kubus kayu yang di lihat Lloyd tadi sore. Suasana di antara mereka begitu canggung sampai-sampai dapat membunuh nyamuk.
Wajah Nessie menjadi serius bersamaan dengan dirinya yang menaruh kedua siku nya di paha.
"Ya, sekarang kita harus mengungkapkan seluruh rahasia yang kita pendam." Melihat Nessie menjadi begitu serius membuat Lloyd gugup.
Perasaan terintimidasi dirasakan Lloyd layaknya seorang anak yang dimarahi ibunya. "Kalau begitu, kamu dulu saja."
"Apa?" Tanyanya dengan nada bicara santai dan senyuman manis terpampang diwajahnya.
Lloyd segera menundukkan kepalanya. 'Gawat, gawat, gawat!!! Harusnya aku tidak bilang seperti itu!!!'
Kembali ke tiga puluh menit lalu. Lloyd yang ditarik Nessie menuju kubus berhenti saat melihat kubus masih dalam proses pembersihan dan perbaikan.
Raut muka Nessie yang awalnya bahagia menjadi kecewa karena harus menunggu beberapa menit lagi.
Lloyd menyadari kekecewaan dan berusaha menghiburnya. "Hei ayolah, kita bisa menghabiskan waktu dengan makan ataupun mengobrol dulu dengan semua orang."
Nessie segera berbalik menatap Lloyd dengan tatapan penuh semangat. "Benar juga aku ingin mengobrol dengan seseorang."
Menghela nafas sembari menggelenggkan kepalanya, Lloyd tak menyangka kalau membujuk Nessie semudah itu.
"Ayo." Nessie kembali menarik Lloyd menuju suatu tempat.
Sembari mengikuti Nessie Lloyd bertanya. "Kita mau kemana memangnya?"
"Temanku, dia adalah orang paling aneh disini." Nessie membalas dengan santai pertanyaan Lloyd.
"Pria atau wanita?" Lloyd kembali bertanya. "Wanita." Balas Nessie singkat.
"Oh." Saat Nessie melihat ke depan, mereka kemudian melihat seorang wanita yang mengenakan dress hitam sedang berdiri sendirian di belakang balai desa.
"Itu dia!" Katanya sambil menunjuk ke arah gadis itu. "Ah, Nessie bukannya kamu akan menikah?"
Wanita itu merasa kebingugan mengapa Nessie ada disana. Nessie kemudian melepaskan lengan Lloyd dan langsung pergi memeluk wanita itu.
Sementara mereka berbincang, Lloyd memperhatikan wanita itu dengan seksama.
Wanita itu memiliki rambut dan mata hitam yang begitu dalam sampai tak bisa terasa seperti melihat jurang yang amat dalam, dengan mata yang lesu dan senyum tipisnya dia terlihat seperti orang depresi.
'Walau begitu, tak bisa dipungkiri dia sangat cantik sama seperti Nessie.' Tatapan Lloyd membuat wanita itu menyadari dirinya sedang di perhatikan.
Wanita itu mendekat dan bertanya dengan nada lembut yang menusuk. "Apakah kamu calon suami Nessie?"
Lloyd saat mendengar suaranya merasa ada sesuatu yang sangat mengerikan di balik senyumannya itu.
"Iya, itu benar." Lloyd sedikit mengerutkan alisnya karena merasa terganggu dengan perasaannya.
"Lloyd, dia adalah-." Sebelum dapat menyelasaikan perkataannya, Lloyd menutup mulut Nessie dengan jari telunjuknya.
"Hei, bukankah nama disini begitu penting?" Tanya Lloyd sembari mencubit bibir Nessie.
Nessie baru mengingatnya dan menarik tangan Lloyd lalu membenarkan perkataannya. "Ah, benar juga maafkan aku Erys."
Mendengar Nessie tidak sengaja menyebut wanita itu Erys membuat Lloyd menggelengkan kepalanya seraya menghela nafas sementara Erys hanya tertawa kecil melihat Nessie.
Nessie masih belum menyadari apa yang di katakannya dan bertanya dengan polosnya. "Apa?"
Membuat suasananya menjadi lebih mengelikan.
"Kau bahkan belum menyadarinya." Perkataan terasa seperti mengejeknya tapi Nessie tidak menyadari apa yang telah diperbuatnya dan kembali menanyakannya.
"Kamu menyebutkan namaku tanpa sadar." Erys akhirnya memberitahu kesalahan Nessie, membuatnya menyadari kesalahannya dan segera memeluk Erys sembari meminta maaf.
"Kau seperti anak kecil saja." Lloyd dengan sarkas mengejek Nessie. "Iya, iya aku sudah minta maaf kok." Balasnya dengan suara kesal.
"Tidak apa-apa, lagipula aku sudah menduga kamu akan melakukan hal seperti itu." Kata-kata pedas dari Erys membuat Nessie semakin merasa bersalah.
Melihat Erys yang kemudian mengelus kepala Nessie dengan lembut dan saat melihat mata Nessie yang mulai berkaca-kaca.
Lloyd menyadari sesuatu, ia kemudian mendekati Erys dan berbisik ke telinganya. "Jadi kau lah penyebab Nessie menjadi manja dan cengeng, bukankah begitu?"
Erys tersenyum dan melirik mata Lloyd yang tajam menatapnya. "Kalau benar memangnya kenapa?" Balas Erys seperti menantang Lloyd.
"Tidak, aku hanya kagum melihatnya." Kata Lloyd sambil berjalan mundur. "Kau sepertinya sangat hebat dalam mengendalikan emosi seseorang ya?"
"Hampir benar, tapi pada kenyataannya aku hanyalah memanjakannya, itu saja." Balas Erys.
"Apa yang sebenarnya sedang kalian bicarakan dari tadi, itu terdengar seperti sangat serius?" Dengan masih memeluk Erys, Nessie bertanya sambil melirik ke arah Erys.
"Tidak, kami hanya membicarakan tentang sifat cengengmu saja." Balas Erys dengan santai. "Tidakkah itu sedikit kejam?" Nessie terlihat seperti akan menangis.
Merasa lelah Lloyd kemudian menarik Nessie, melepaskannya dari Erys. "Eh, ada apa lagi?" Nessie terkejut melihat Lloyd tiba-tiba menariknya.
Melihat Lloyd yang berprilaku seperti itu, membuat Erys menyadari Lloyd telah mengetahui apa yang telah disembunyikannya.
"Jadi kau sudah menyadarinya, ya?" Senyuman diwajahnya berubah menjadi datar menatap langsung Lloyd.
Lloyd langsung menyadari apa yang akan dilakukan Erys dan segera mengajaknya berbicara empat mata. "Ayo mengobrol sebentar."
"Nessie bisakah kamu tunggu disini sebentar? Aku ingin membicarakan sesuatu dengannya." "Tunggu apa?" Nessie tidak paham dengan apa yang dikatakan Lloyd.
Dengan senyuman di wajahnya Lloyd kemudian menarik Erys ikut dengannya meninggalkan Nessie yang bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Setelah yakin mereka hanya berdua, Lloyd melepaskan tangannya dari lengan Erys.
"Astaga, kasar sekali." Ucap Erys sambil memegangi lengan yang Lloyd cengkram. "Yah, tidak ada alasan pribadi juga." Lloyd membalas sambil mengangkat kedua lengannya.
"Jadi kau ingin berkata apalagi?" Tatapan Erys kembali berubah menjadi tatapan kosong.
"Sudah berapa lama?" Pertanyaan singkat dari Lloyd. "Apanya?" Erys balik bertanya.
"Kau yang 'merusak' nya, bukan?" Tanpa basa basi Lloyd langsung menuduh Erys. "Merusak ya? Kata yang begitu berlebihan bahkan untuk ku." Bukannya menjawab Erys berusaha memancing emosi Lloyd.
"Ya, ya. Aku tahu kau yang membuat kepribadian Nessie menjadi berubah-ubah dan tak stabil." Ucap Lloyd menyilangkan kedua lengannya.
Tak lama kemudian helaan nafas keluar dari mulut Erys. "Lalu? Bukankah itu lebih baik ketimbang Nessie menjadi gadis liar dan kasar?" Erys membalikkan pernyataan Lloyd dengan pertanyaan sederhana.
"Itu memang benar, tapi aku dapat merasakan dengan jelas caramu melakukannya. Kau menggunakan pengendali pikirankan? Bahkan saat ini juga dan padaku?" Ucap Lloyd mengancamnya.
"Yang benar saja, kau sudah tahu berapa banyak sebenarnya?" Sambil memegangi kepalanya Erys kembali bertanya.
Mendengar pertanyaan Erys, Lloyd menjadi menyeringai. "Aku tahu sampai kau yang telah mengganggu ingatan semua orang agar percaya kalau ada sesuatu yang memakan semua tanaman yang mereka tanam agar bisa kamu nikmati sendiri, benarkan?"
Penjelasan Lloyd begitu teoritis tapi Ia tak peduli karena telah yakin dengan apa yang dipikirkannya.
"Yah, semua yang kau katakan memang benar aku tidak membantahnya tapi kau sendirikan yang bilang kalau aku punya kekuatan untuk mengendalikan pikiran, iyakan?" Erys kemudian tersenyum sinis.
Masih dengan seringai di wajahnya, Lloyd tak bisa membayangkan apa yang dapat dilakukan oleh Erys. "Kau psikopat sialan."
"Ada apa? Kau pikir kenapa aku memberitahu segalanya padamu? Kau memang cerdas karena dapat mengungkapkan seluruh kesalahan ku hanya dengan petunjuk yang minim bahkan dalam waktu yang sangat singkat."
Erys mengejek sekaligus memuji Lloyd karena dapat membongkar kebusukannya dalam waktu singkat.
"Yah, aku juga tidak terlalu peduli akan hal itu tapi jangan kau sentuh lagi dia, karena dia telah menjadi milikku." Lloyd memperingatkan Erys untuk tidak macam-macam dengan Nessie.
"Baiklah, lagipula aku tidak sebodoh itu sampai-sampai hanya mempedulikan diriku sendiri."
"Bohong. Kau hanya mempedulikan dirimu sendiri dan juga kau pasti menganggap seluruh warga desa sebagai alat memuaskan keinginanmu." Ucap Lloyd sambil menunjuk tepat ke dahi Erys.
Erys hanya tersenyum, ia kemudian meraih dada Lloyd dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Lloyd.
"Siapa tahu." Ucap Erys sambil berusaha mencium Lloyd, tapi Lloyd menolaknya dan menggenggam bahu Erys lalu menjauhkannya.
Tak lama dari itu Nessie datang dan melihat keduanya seperti sangat dekat, membuatnya sangat cemburu.
"Sebenarnya apa yang kalian lakukan disini sih?!" Lloyd dan Erys melihat Nessie yang berteriak pada mereka, mereka kemudian melirik satu sama lain dan tertawa kecil.
"Tidak ada, kami hanya membicarakan bagaimana cara membuatmu tidak manja lagi." Ucap Lloyd melepaskan bahu Erys dan mendekat pada Nessie.
Tak lama setelah Lloyd berada di samping Nessie, sebuah teriakan terdengar memanggil keduanya.
"LLOYD!!! NESSIE!!!" Mereka bertiga mengenalinya sebagai suara Oksa.
"Sepertinya kubus pengakuan sudah siap, sebaiknya kita pergi sekarang." Ucap Lloyd pada Nessie.
Nessie dengan tatapan mata sinis masih menyimpan kecurigaan, tapi ia mecoba mengabaikannya.
Ia kemudian mengangguk dan segera menarik Lloyd pergi menuju kubus itu. Lloyd menoleh ke arah Erys yang tersenyum tipis dan melambaikan tangannya.
"Ingat saja janjimu!" Lloyd mengingatkan kembali peringatannya. "Tentu." Balas Erys dengan suara senang.
Lloyd membalas perkataan Erys dengan melambaikan tangannya sambil berjalan pergi bersama Nessie. Setelah mereka berdua telah pergi, Erys menghela nafas panjang dan menggumamkan sesuatu.
"Astaga, sepertinya aku memang beruntung tidak terlibat dengan orang sepertinya. Yah lagipula aku hanya berbuat sesukaku." Erys bergumam.
'Ini lucu juga, untuk sesaat dia terlihat sseperti pahlawan yang akan menghentikanku, tapi aku baru menyadari kalau dia hanya ingin memastikan saja haha, dia sama sekali tidak mempedulikan semuanya.'
Erys tertawa kecil karena baru menyadari Lloyd sama sekali tudak peduli dengan urusannya dan hanya peduli dengan dirinya sendiri dan apa yang dimilikinya.
Sampai di tempat kubus itu, Oksa segera mnyuruh mereka masuk kedalam dan memberikan sebuah gumpalan air yang bercahaya pada Lloyd.
Lloyd dan Nessie mengikuti arahan Oksa tanpa bertanya sama sekali. Setelah Oksa menjelaskan tata caranya dan keduanya masuk kedalam kotak itu lewat sebuah pintu kecil di tengahnya.
Kubus itu segera di tutup dan di kubur kedalam tanah. Mendengar seperti mereka dikubur hidup-hidup Lloyd menjadi panik dan bertanya pada Nessie apa yang terjadi.
"Apa kita akan dikubur hidup-hidup?" Nessie hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Lloyd.
Saat suara dan guncangan itu menghilang Lloyd kembali tenang.
'Tapi kita sekarang berada dibawah tanah loh!!!' Lloyd berteriak dalam hati.
Melihat ada dua kursi yang saling berhadapan di depan mereka, mereka segera duduk disana. Lloyd yang sedari tadi membawa jel itu akhirnya menaruhnya si antara dirinya dan Nessie.
"Jadi sekarang hanya kita berdua ya?"
Tanya Lloyd duduk di kursi kayu menghadap Nessie yang juga duduk di kursi kayu.
Mereka berada di dalam kubus kayu yang di lihat Lloyd tadi sore. Suasana di antara mereka begitu canggung sampai-sampai dapat membunuh nyamuk.
Wajah Nessie menjadi serius bersamaan dengan dirinya yang menaruh kedua siku nya di paha.
"Ya, sekarang kita harus mengungkapkan seluruh rahasia yang kita pendam." Melihat Nessie menjadi begitu serius membuat Lloyd gugup.
Perasaan terintimidasi dirasakan Lloyd layaknya seorang anak yang dimarahi ibunya. "Kalau begitu, kamu dulu saja."
"Apa?" Tanyanya dengan nada bicara santai dan senyuman manis terpampang diwajahnya.
Lloyd segera menundukkan kepalanya. 'Gawat, gawat, gawat!!! Harusnya aku tidak bilang seperti itu!!!'