webnovel

Unexpected

Melihat tanamannya telah tumbuh Lloyd segera memanennya. Saat ia menarik salah satu tanaman didekatnya, Lloyd kembali terkejut melihat kualitas dari tanaman itu yang sangat baik.

"Hahahaha, ini luar biasaaa!" Teriak Lloyd dengan bahagia seperti telah memenangkan hadiah yang besar.

Secara mendadak tawa Lloyd berubah menjadi senyuman lalu melirik pada pohon yang ada di belakangnya menyadari ada sesuatu dibaliknya.

"Hei nona, kemarilah!" Seru Lloyd pada seseorang yang ada dibalik pohon.

Awalnya orang itu tidak merespon, tapi pada akhirnya gadis itu menunjukan dirinya, Gadis yang ia temui disungai tadi.

Gadis cantik berambut coklat itu masih merasa takut saat mendekati Lloyd. "Tidak apa-apa, datanglah kemari." Ucap Lloyd melambaikan tangannya.

Gadis itu semakin waspada dan berhenti mendekati Lloyd. Lloyd yang melihat nya berhenti, kembali melambaikan tangan. "Tidak apa-apa! Kemarilah nona."

Meski Lloyd berusaha bersikap baik Gadis itu masih mencurigai dan mewaspadai dirinya.

'Yasudah.' Lloyd dalam hati sudah tidak mempedulikan gadis itu lagi dan lanjut memanen.

Hampir semua sayuran yang ada di panen oleh Lloyd memiliki kualitas yang luar biasa baik bentuk, aroma bahkan rasa.

Sampai Lloyd menyadari tanah yang ada disana memiliki tingkat kesuburan tak masuk akal dan saat Lloyd memperhatikan lebih lanjut apa penyebab tanah itu bisa se-subur itu.

Lloyd terus memperhatikan dan meneliti tanah itu. Kemudian ia menyadari bahwa di dalam tanah itu terdapat sebuah senyawa yang keluar dari makhluk yang ada di dalam tanah.

Makhluk itu berbentuk seperti landak dengan duri berwarna perak yang mengeluarkan sebuah senyawa.

"Apa ini?" Lloyd penasaran dengan apa yang ia temukan.

Lloyd kemudian mengambil sebuah lasi yang ada dibelakangnya lalu memotongnya dan mmenanamnya di atas landak itu.

Sekitar satu detik setelah Lloyd menanam sayuran itu, sebuah lasi baru mencuat dari tanah dan tak berhenti smapai sana. lasi yang ditanamnya berlipat ganda menjadi tiga.

Lloyd hanya bisa tercengang tak percaya melihat fenomena itu. Lloyd kemudian menoleh kebelakang tempat dimana seorang gadis sedang duduk di kelilingi sayuran yang di panen Lloyd.

"Hei Nona, apakah kamu tahu sesuatu?" Lloyd dengan nada lembut bertanya pada gadis itu.

Gadis itu menjawab Lloyd dengan semangat, meski masih menganggap Lloyd sebagai orang asing.

"Itu adalah Lanadi, makhluk itu biasanya kami makan sebagai cemilan karena cairan yang dikeluarkannya terasa sangat manis dan menyegarkan." Penjalasan panjang lebar dari gadis itu membuat Lloyd sedikit tertawa.

"Terima kasih atas informasinya, omong-omong kamu cerewet juga, ya?" Lloyd berterima kasih sekaligus mengejek gadis itu.

Si gadis yang mendengar perkataan Lloyd sedikit kesal karena di ejek Lloyd.

"Kau sungguh kasar, ya?" Ucap si gadis dengan wajah yang mengekspresikan kekesalannya.

Lloyd yang melihat ekspresi gadis itu menyadari bahwa gadis itu adalah seseorang yang tempramen. Mengetahui hal tersebut Lloyd semakin memancing emosinya.

"Memangnya kenapa? Padahal kamu juga sama saja saat melihat ku? " Kata Lloyd seraya tersenyum menyebalkan.

Gadis itu kemudian tersenyum halus pada Lloyd, Lloyd yang melihat gadis itu tiba-tiba tersenyum tahu apa yang ada dipikiran si gadis.

Lloyd kemudian mendekati si gadis yang anehnya gadis itu tidak menjauh dari Lloyd, justru terlihat seperti akan menyerang Lloyd.

Saat berada tepat di hadapannya, Lloyd berdiri dengan sombongnya menatap rendah Gadis itu. Prilaku Lloyd membuat gadis itu ikut berdiri dan saling bertatapan.

Mereka saling berhadapan membuat Lloyd merasa seperti kembali melawan Oksa tadi pagi. 'Gadis ini ternyata cukup kuat!' Ucap Lloyd dalam hati.

Lloyd melihat gadis itu dari atas sampai bawah dan menyadari bentuk otot yang dimiliki gadis itu sangat ramping dan padat.

"Dengan kepadatan otot itu, aku yakin kamu adalah wanita yang sangat cepat, benarkan?" Lloyd bertanya pada gadis itu.

Gadis itu tidak menggubris pertanyaan Lloyd dan berkata dengan lantang.

"Siapapun yang kalah akan mematuhi semua permintaan si pemenang!!" Seru si gadis dengan perasaan emosi yang memuncak.

Lloyd tahu gadis itu berkata tanpa berpikir oleh karena itu Lloyd bertanya pada gadis itu. "Apakah kamu yakin?"

Mendengar perkataan Lloyd membuat gadia itu semakin kesal menganggap Lloyd telah menghinanya.

"Ya!!!" Teriak gadis itu pada Lloyd.

Lloyd hanya bisa menerima pertaruhan itu dan bersiap lalu menyuruh gadis itu menyerang duluan.

Si Gadis yang terprovokasi dengan pernyataan Lloyd kemudian membuat sebuah tombak dari sisiknya lalu mengayunkannya pada Lloyd.

Lloyd sudah memperkirakan hal itu kemudian melompat ke belakang dengan cepat, menghindari ayunan tombak itu.

Setelah menjaga jarak aman Lloyd kemudian merubah celananya menjadi celana yang cukup ketat dengan sepatu hitam.

Si gadis kembali mengayunkan tombak itu dengan membabi buta yang dapat dihindari oleh Lloyd dengan mudah.

Lloyd hanya dengan sedikit gerakan dapat menghindari dan membelokan serangan Gadis itu dengan mudah layaknya seorang penari profesional.

Gadis itu kemudian menendang batu yang cukup besar ke wajah Lloyd untuk menutupi pandangannya.

Saat Lloyd menghindari batu yang mengarah ke wajahnya, sebuah ujung tombak telah berada di dekat matanya.

Lloyd dengan tenang menendang dan mengangkat kepalanya keatas untuk menghindari bagian ujung tombaki itu.

Tombak itu melayang di langit tetapi gadis itu tidak terlalu peduli dan melanjutkan pertarungan dengan tangan kosong.

Setiap pukulan dan tendangan yang di layangkan gadis itu dapat ditangkis oleh Lloyd dengan kakinya saja.

Gadis itu merasa tidak akan bisa menang melawan  Lloyd kemudian memanggil tombak yang terbang sebelumnya untuk membantunya.

Lloyd terkejut dengan kemampuan gadis itu yang sangat membingungkan. "Hahaha, kemampuan yang luar biasa nona! Bagaimana caramu melakukan itu?"

Pertanyaan membuat gadis itu tersenyum licik menganggap Lloyd akan kalah jika dirinya mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Gadis itu kemudian membuat banyak jarum dengan satu sisiknya untuk menyerang Lloyd dari segala arah.

Melihat gadis itu tersenyum tanpa menjawab pertanyaannya, Lloyd mengacungkan satu jarinya ke pelipis kirinya layaknya orang yang akan bunuh diri.

Si gadis kemudian melihat Lloyd tanpa wajah itu akhirnya merasakan seperti sebuah teror sesungguhnya berada tepat di hadapannya.

"A-Apaan itu?" Gadis itu dengan perasaan takut tetap mencoba menyerang Lloyd yang telah berada di kondisi yang tidak diketahui.

Lloyd yang berada di tengah serbuan serangan itu, Lloyd menginjak tanah dengan sangat keras hingga membuat debu di sekitarnya.

Gadis itu terkena debu dari tanah yang diinjak Lloyd membuat pandangannya terganggu membuat seluruh serangannya meleset.

Lloyd kemudian bergerak dengan cepat menuju gadis itu dan memukulnya di bagian pelipis kirinya membuat gadis itu hampir pingsan larena bobot serangan Lloyd.

Gadis itu berusaha untuk tetap mempertahankan kesadarannya dan menyerang balik memggunakan kemampuannya.

Dan dalam waktu satu detik Lloyd telah berada dibelakang gadis itu dan mengunci kedua tangan gadis itu dengan tangan kirinya lalu mencekik lehernya membuat gadis itu tak bisa apa-apa.

Saat gadis itu mencoba menggunakan kemampuannya, Lloyd semakin mengencangkan kunciannya membuat gadis itu tak sadarkan diri.

Lloyd akhirnya kembali ke kondisi awalnya dan mengangkat gadis itu lalu melihat ke sekitarnya.

"Hmm, pertarungan tadi sudah cukup baik untuk membuatku menggunakan serpihan ingatan." Kata Lloyd seraya menggendong gadis itu layaknya seorang putri.

Lloyd juga melirik ke belakang dan melihat seluruh tanaman hasil panennya selamat dari pertarungan.

Sejak awal alasan Lloyd tidak menyerang si gadis adalah karena untuk memancingnya menjauh dari hasil panennya.

"Yah, begitulah hasilnya." Lloyd puas dengan hasil yang ia dapatkan dari usahanya yang tak seberapa.

Lloyd kemudian menaruh gadis itu di sebelah pohon yang berada di belakangnya. Lloyd menaruh gadis itu menghadap sungai karena ingin gadis itu melihat keindahan dari sungai itu.

Setelah menaruh gadis itu Lloyd kemudian menyadari kalau Oksa sudah lama pergi dan belum kembali.

Tapi dengan insting Lloyd yang sangat tajam, Lloyd merasa bahwa Oksa sedang mempersiapkan sesuatu untuk nya.

"Hahhh, aku harus melakukannya sendirian." Lloyd merasa sedikit kecewa karena harus melakukan semua nya sendiri walau itu lah yang dia dapat dari pernyataanya.

Lloyd kemudian pergi ke tempatnya mengumpulkan sayuran dan terkejut  melihat banyak sekali anak-anak di sana.

"Hei anak-anak! kalian sedang apa di sana!!" Seru Lloyd pada anak-anak itu.

Anak-anak terkejut dengan Lloyd yang memanggil mereka. Salah satu gadis kemudian mendekati Lloyd kemudian berkata dengan nada takut.

"A-Apakah kamu pemilik dari semua sayuran itu?" Tanya seorang gadis dengan rambut biru dan mata peraknya.

Lloyd mengenali gadis itu sebagai anak Oksa yang ditemuinya di rumah Oksa tadi pagi. Tersenyum lembut Lloyd kemudian berkata sembari menekuk lututnya.

"Bukan, ini milik semua orang!" Ucap Lloyd.

"Benarkah?" Ucap gadis itu dengan ceria.

"Iya, benar ini milik kita."

"Kalau begitu bolehkah kami memakannya?"

"Tentu, tapi sebelum kalian memakannya ayo olah dulu." Lloyd yang mendapatkan lebih banyak serpihan ingatannya semakin tahu dengan pengetahuan dasar.

"Baiklah!" Kata anak itu dengan antusias.

"Ahhh." Si gadis kemudian terbangun dengan merintih kesakitan.

Beberapa menit kemudian si gadis sadar dirinya kalah, mencari keberadaan Lloyd untuk mematuhi peraturannya meski dengan penyesalan di hatinya.

Saat menoleh Ke belakang, Gadis itu melihat Lloyd bersama anak-anak yang sedang makan lasi mengelilingi api unggun.

Melihat anak-anak itu makan dan tertawa bersama membuat Gadis itu tersenyum menghilangkan seluruh penyesalan dan kecurigaan didalam hatinya.

"Hei jangan hanya diam disana, kemarilah dan makan bersama kami!" Seru Lloyd pada Gadis itu.

Ekor Gadis itu tiba-tiba bersinar membuat Gadis itu langsung mematuhi perkataan Lloyd dan mendekat dengan cepat.

Lloyd yang melihat gadis itu merasa sedikit aneh karena tiba-tiba mematuhinya. Lloyd penasaran kemudian memberi gadis itu salah satu lasi panggang.

"Ini, makanlah nona." Ucap Lloyd seraya memberikan lasi itu.

Gadis itu hanya menerimanya dengan wajah pasrah tak mengucapkan sepatah kata apapun.

Lloyd yang memperhatikan gadis itu makan dengan tenang tanpa komplain membuat Lloyd penasaran, apakah itu 'hadiah' yang ia dapatkan dari pertarungan tadi.

Terlintas di pikiran Lloyd untuk menanyakan nama gadis itu karena mengingat perkataan Oksa.

"Sebutkan namamu." Kata Lloyd dengan rasa penasaran yang cukup kuat, Lloyd akhirnya menanyakan nama gadis itu.

"Namaku Nessie." Tanpa pikir panjang gadis itu mengatakan namanya yaitu Nessie.

'Wah, aku tidak mengira itu.' Kata Lloyd dalam hati.

Saat Lloyd mendengar nama Nessie, Lloyd hanya tersenyum menyembunyikan rasa terkejutnya di dalam hati.

Lloyd merasa terkejut karena nama itu sama seperti nama yang ia buat untuk memanggil Oksa saat pertama kali melihatnya.

Melihat Lloyd kebingungan anak Oksa kemudian mendekati Lloyd.

"Ada apa kak Lloyd?" Tanya gadis kecil itu.

"Ah, tidak apa-apa! Kakak hanya terkejut melihat Nessie menjadi seperti itu." Lloyd akhirnya tersadar dari lamunannya.

Gadis kecil itu kemudian berdiri dihadapan Lloyd dengan wajah percaya diri.

"Kalau begitu aku, Cecilia, akan menjelaskan peraturan pertarungan khusus kami." Gadis kecil itu menyebutkan namanya yaitu Cecilia dengan bangga.

"Tunggu, apakah kamu melihat pertarungan kami? Dan kenapa kamu menyebutkan namamu begitu saja?" Lloyd bertanya-tanya dengan pernyataan Cecilia.

"Karena kami menganggap mu spesial, benarkan teman-teman?"

"Itu benar!" Secara serentak anak-anak itu menjawab perkataan Cecilia.

Lloyd tertawa kecil melihat ke kompakan anak-anak itu.

"Begitu kah?" Lloyd dengan senang hati menerima pernyataan Cecilia.

"Baiklah, aku akan menjelaskan tentang peraturan pertarungan. Singkatnya peraturan itu membuatmu mempertaruhkan apa yang diucapkan, Apapun itu."

"Ahh, aku mengerti! terima kasih." Lloyd akhirnya tahu mengapa Nessie begitu patuh terhadapnya karena Nessie mempertaruhkan dirinya sendiri sebagai budak.

Lloyd kemudian melirik ke arah Nessie dan mencoba menganggunya dengam cara menyentuh pipinya berkali-kali.

Meski Nessie merasa sangat kesal dirinya hanya diam menerima perlakuan Lloyd terhadapnya.

Lloyd terus menerus mengganggu Nessie berusaha membuat nya marah, tetapi Nessie bukannya marah.

Justru seperti akan menangis karena sudah sangat kesal karena tak bisa apa-apa, terlebih dilihati oleh anak-anak.

Lloyd cukup terkejut dengan perubahan sisi lemah Nessie yang ternyata hanyalah seorang gadis cengeng.

Cecilia yang melihat Lloyd sejak tadi mencoba menghentikannya mengganggu Nessie. "Kakak, bisakah kamu tidak membuli kak Nessie?" Ucap Cecilia khawatir dengan Nessie.

"Ka-kakak tidak membulinya! Kakak hanya mengetes saja!" Kata Lloyd merasa panik.

"Begitukah?"

"I-Iya, itu benar!"

"Baiklah kalau begitu."

Nessie yang di tolong oleh Cecilia merasa harga dirinya jatuh dan terinjak-injak oleh Lloyd. Nessie kemudian menatap Lloyd dengan sedih membuat Lloyd merasa sedikit canggung.

"A-Aku minta maaf!!!" Teriak Lloyd meminta maaf pada Nessie.

Nessie hanya bisa menghela nafas karena masih tak bisa bergerak tanpa seizin Lloyd. "Tenang saja, sekarang aku adalah budakmu." Nessie memberitahu Lloyd tentang pertaruhannya.

Lloyd akhirnya sedikit tenang lalu menyuruhnya untuk bebas.

"Kalau begitu, aku memperintahkanmu untuk mematuhiku jika kamu menginginkannya."

Ekor Nessie kembali bersinar mematuhi perintah Lloyd, Nessie yang dibebaskan dari kekangan peraturan Lloyd merasa seperti dirinya tidak berguna.

Dengan matanya yang mengeluarkan air mata, Nessie mendekati Lloyd dan berkata di hadapan wajahnya.

"Apakah aku begitu tidak berguna?" Tanya Nessie dengan air mata di wajahnya.

Lloyd melihat wajah Nessie yang dipenuhi air mata dan menganggapnya menggemaskan.

"Aku tidak pernah berkata kalau kamu itu tidak berguna." Kata Lloyd sembari menepuk-nepuk kepala Nessie berusaha membuatnya marah.

Nessie tidak marah merasakan tangan Lloyd menepuk kepalanya dan justru menarik tangan Lloyd yang menepuk kepalanya sembari mengambil salah satu sisik ekornya yang diberikan pada Lloyd.

Lloyd kemudian mengubah sisik Nessie menjadi kemeja putih, Lloyd merasa sangat kebingungan dengan tingkah laku Nessie yang berubah drastis hanya dalam waktu enam jam saja.

"Aku sekarang menyadari bahwa anda adalah seorang penyelamat sekaligus pejuang sejati." Jelas Nessie seraya menggenggam lengan Lloyd.

"Itu benar! kakak adalah penyelamat desa!" Cecilia ikut menyebut Lloyd sebagai penyelamat.

Lloyd tersipu malu kemudian menarik lengannya dari genggaman Nessie, membuat Nessie sedikit sedih.

Tak lama dari itu Cecilia menarik dengan pelan celana Lloyd dan memanggilnya untuk memberi tahukan sesuatu.

"Kakak, aku lupa menyampaikan sesuatu, kemarilah." Bisik Cecilia memanggil Lloyd.

Lloyd kemudian membungkuk menekuk kakinya hingga setinggi Cecilia.

"Apa itu?" Tanya Lloyd pemasaran.

"Kalau pria mengalahkan seorang wanita dalam pertempuran dalam pertarungan maka selain dari memenuhi taruhan mereka juga di haruskan menikah." Pernyataan Cecilia membuat Lloyd terkejut.

"Bukankah kamu bilang kalau peraturannya adalah harus memenuhi pertaruhan?!" Lloyd bertanya dengan sedikit panik.

"Memang, jika itu hanya untuk bermain-main tetapi semakin aku lihat, sepertinya kak Nessie menganggapnya serius jadi mungkin kakak akan di haruskan menerimanya sebagai istri." Jelas Cecilia.

Lloyd panik karena dirinya yang bukan siapa-siapa secara mendadak di haruskan menikah dengan seorang gadis yang baru ia kenal enam jam yang lalu.

Lloyd kemudian mendekati Nessie lalu menaruh kedua tangannya di pundak Nessie dengan ekspresi tenang berusaha menutupi kepanikannya.

"Umm, nona Nessie kamu tidak bertarung secara serius dengan ku, benarkan?" Tanya Lloyd.

"Aku tidak tahu." Balas Nessie dengan ekspresi yang semakin sedih, Lloyd yang melihat ekspresi di wajah Nessien semakin sedih sedikit takut.

'Bagaimana ini?!' Lloyd semakin panik mengetahui Nessie menganggap pertarungan itu sangat serius.

Tak lama kemudian Oksa datang bersama dua orang kembar satu pria dan satu wanita yang diangkat di pundaknya.

"Lloyd aku mem-." Sebelum Oksa menyelesaikan perkataannya, Oksa dibuat terkejut dengan keadaan disana bukan karena anak-anak yang sedang makan tapi karena Nessie berada disana.

"Apa yang terjadi disini?" Bingung dengan keadaan di hadapannya, Cecilia mendekati Oksa lalu menjelaskan seluruh kejadian yang terjadi.

"Jadi begitu." Oksa akhirnya paham dengan situasi yang terjadi.

Mereka sekarang duduk mengitari api unggun yang dibuat Lloyd. Oksa duduk bersama dengan anak-anak dan si kembar, sementara Lloyd dan Nessie duduk di seberang mereka.

Lloyd duduk dengan cara menyilangkan kakinya dan mencondongkan tubuhnya ke depan sementara Nessie duduk dengan cara melipat kakinya kedalam seperti wanita dewasa.

"Jadi bagaimana ini, tuan Oksa?" Lloyd bertanya dengan ekspresi serius.

"Meski kamu baru mengetahui budaya kami, kamu tetap harus mematuhinya karena menyangkut perasaan Wanita." Oksa membalas perkataan Lloyd.

"Apakah tidak ada cara lain seperti aku menjadikannya budak dan membebaskannya memilih pria yang dicintainya? Dan juga sepertinya dia membenciku!" Lloyd kembali bertanya.

Nessie yang mendengar pernyataan Lloyd, kemudian berkata pada Lloyd.

"Aku tidak pernah membencimu aku hanya takut kamu melakukan sesuatu yang membahayakan desa." Ucap Lloyd sembari meratapi tanah dibawahnya.

Perkataan Nessie membuat Lloyd semakin terbebani dan kemudian menoleh ke arah Oksa dengan keringat yang membasahi kepalanya.

"Karena ini pertarungan serius dan melihat cara duduk Nessie kamu seharusnya sudah tahu jawabannya." Oksa berkata menunjuk pada Nessie agar dilihat oleh Lloyd.

Lloyd tidak ingin kalau Nessie merasa sakit hati karena Lloyd meninggalkannya tanpa mempedulikan perasaannya sama sekali.

"Jadi apakah kamu akan menerimanya, Lloyd?" Oksa menanyakan keyakinan Lloyd.

"A-Aku....umm." Lloyd kesulitan menjawab pertanyaan Oksa.

Melihat Lloyd yang tak berdaya membuat Oksa menyadari bahwa Lloyd bukanlah seorang monster, tetapi merupakan seorang pria yang bertanggung jawab dengan apa yang ia perbuat.

Oksa yang menyadari hal tersebut tersenyum hormat pada Lloyd yang di pandang nya sebagai pria sejati.

"A-Aku setuju." Lloyd tak bisa menolak sama sekali budaya mereka.

"Heh, baiklah kalau begitu aku akan mengumpulkan semua orang didesa untuk menggelar pesta pernikahan kalian berdua." Ucap Oksa senang dengan pilihan Lloyd

Semua orang yang berada disana bersorak pada pasangan baru di depan mereka termasuk si kembar yang baru saja datang.

Lloyd kemudian menoleh ke arah Nessie yang tersipu malu. Lloyd tidak menyangka Gadis yang menatap nya dengan tatapan membunuh kini menjadi istrinya.

Lloyd kemudian bangkit dari duduknya dan mendekati Oksa.

"Apakah mereka berdua datang untuk membantuku?" Bisik Lloyd.

"Iya itu benar gunakan lah mereka sesukamu." Balas Oksa dengan berbisik.

Lloyd kemudian mendekati si kembar itu dan memegang pundak mereka. "Kalau begitu, mari kita mulai pertanian ini." Ucap Lloyd pada kedua orang itu.

Si kembar itu dengan antusias mengangguk karena ingin belajar hal baru dari Lloyd.

Lloyd tersenyum dan mengajak mereka berdua bersama dengan Nessie yang bergandengan tangan dengan Lloyd.

"Ayo kita buat jamuan untuk pernikahan kita!" Lloyd dengan lantang menyerukan rencananya pada mereka semua.

Mereka berdua bersorak menjawab seruan Lloyd dan diikuti oleh anak-anak yang di pimpin oleh Cecilia yang memutuskan untuk membantu.

"Kalau begitu, ayo mulai!" Ucap Lloyd dengan percaya diri.

menulis dalam keadaan sakit memang sulit, ya?

Zanenuincreators' thoughts