webnovel

Baby 48

Rumah Sakit

Zeva baru saja sampai di rumah sakit. Dia kemudian melihat bahwa teman – temannya masih setia menunggu Veve hingga sadar.

Chaca : "Zev lu di sini?"

Zeva : "Hhmm. Gimana keadaan Veve"

Chaca : "Operasinya lancer. Kata dokter pelurunya udah berhasil di keluarin. Jadi sekarang kita lagi tungguin Veve sampai dia sadar"

Zeva : "Syukurlah kalau dia baik – baik aja"

Zeva pun kemudian melihat sekelilingnya. Mencari sosok itu yang kini tidak ada.

Kenan : "Dia ada di taman rumah sakit Zev"

Zeva : "Hah? Apa? Siapa maksud lu?"

Kenan : "Udah buruan samperin dia keburu dia pingsan lagi gara – gara nangis semalaman. Dasar jadi cowok kok cengeng banget.

Chaca kemudian mencubit parut Kenan.

Kenan : "Akh sakit tahu"

Chaca : "Kamu sih lagian. Orang kayak Allen itu laki – laki sejati tau. Gak kayak kamu jahat" Kata Chaca sambil merajuk.

Kenan : "Loh kok kamu ngambek sih sayang"

Semua teman – teman nya yang ada di sana geleng – geleng kepala melihat kelakuan Chaca dan Kenan.

Devan : "Udah sekarang lu susulin dia Zev. Gue takut dia bakalan berbuat hal yang enggak – enggak"

Zeva : "Iya makasih yaa semuanya"

Chaca : "Semangat ya Zevv"

Rosie : "Lu pasti bisa"

Zeva : "Iya makasih"

Zeva pun pergi untuk mencari keberadaan Allen.

Taman Rumah Sakit

Zeva akhirnya menemukan keberadaan sang laki – laki yang sedang dicarinya sejak tadi. Di lihatnya cowok itu. Benar saja apa perkataan teman – temannya bahwa Allen menangis sejak tadi malam terbukti dengan kantung matanya yang membengkak dan matanya terlihat sembab. Tak menunggu lama Zeva pun langsung memeluknya dari belakang.

Allen : "Zevaa? Kok kamu disini?"

Zeva : "Sstt. Biarin kita kayak gini cuma beberapa waktu aja"

Allen : "Hhmm" Sambil tersenyum.

Allen merasa bahwa pundaknya basah sekarang.

Allen : "Zev kamu gak apa – apa? Kenapa kamu nangis? Maafin aku karena selama ini udah buat kamu nangis. Maaf"

Zeva : "Ssstt kamu gak salah. Aku udah tahu semuanya"

Allen : "Maaf" Ujar Allen yang kemudian dibalas anggukan oleh Zeva. Kemudian Allen menarik tangan Zeva agar duduk di samingnya.

Zeva : "Aku mau kita balik lagi"

Allen : "Kamu serius?"

Zeva : "Hhmm" Sambil mengangguk.

Allen : "Makasi sayang" Sambil membawa badan Zeva kedalam pelukannya.

Ruangan Veve

Saat ini semua orang sedang berkumpul di ruangan Veve, karena dia sudah mulai siuman

Chaca : "Vevee. Hiks. Hiks. Hiks. Elu gak apa – apa kan?" Sambil memeluk tubuh Veve.

Veve : "Dih lebay banget sih elu"

Chaca : "Ih jahat banget sih lu"

Kenan : "Beb sini beb peluk aku aja kalau Veve gak mau"

Chaca : "Ihh aku masih marah ya sama kamu"

Kenan : "Beb maaf. Aku bakal lakuin apapun demi kamu asal kamu maafin aku"

Semua orang : "Yee dasar si bucin tingkat dewa" Semua orang menonyor badan Kenan.

Chaca : "Heh kalian kok mukulin pacar aku sih" Sambil membentangkan tangannya untuk melindungi Kenan dari serangan teman – temannya.

Melihat kelakuan Kenan dan Chaca semua orang menggeleng – gelengkan kepalnya. Di saat perhatian semua orang semua orang tertuju pada Chaca dan Kenan, Revo berbicara keada Veve.

Revo : "Kamu enggak kenapa – kenapa kan?"

Veve : "Iya aku baik – baik aja kok"

Revo : "Lain kali kalau kamu mau lakuin sesuatu kamu harus bilang dulu sama aku biar aku bisa bantuin kamu"

Veve : "Iyaa" Sambil senyum malu – malu.

Semua perhatian saat ini tertuju pada Veve dan Revo.

Tara : "Yee nambah lagi nih pasangan couple nya. Jangan lupa yaa pajak jadian nya"

Chaca : "Yee dasar jomblo sirik aja lu"

Tara : "Apalah daya akoh yang jomblo gak laku - laku ini. Gue Cuma rempahan rengginang"

Semua orang tertawa mendengar apa yang dikatakan Tara.

Veve : "Lu sebenernya laku kok. Emang dasar elu nya aja yang gak peka"

Tara : "Maksud lu ada orang yang suka sama gue?"

Veve menjawab hanya dengan anggukan.

Tara : "Hah serius lu? Siapa tuh?"

Lalu kemudian pandangan Veve tertuju pada bagas yang sejak tadi hanya terdiam

saja.

Tara : "Si bagas"

Veve : "Iyaa"

Tara : "Woii gak mungkin lah bagas suka sama gue. Kalian kalo bercanda gak tanggung – tanggung. Wkwkwk"

Bagas : "Emang kenapa kalau gue suka sama elu?"

Tara : "Hah maksud lu Gas? Hei mereka itu cuma bercanda Gas lu gak usah tanggepin seserius ini"

Bagas : "Gue beneran suka sama elu Tar"

Seketika suasana menjdi hening. Lalu tiba – tiba terdengar suara ketukan. Tok. Tok. Tok. Lalu muncullah seseorang.

Polisi Tama : "Apa benar ini ruangan nona Veve? Hmm tampaknya memang benar.

Kenan : "Mau apa lu dateng ke sini"

Polisi Tama : "Kedatangan saya kesini karena ingin menangkap kalian"

Kenan : "Hah maksud lu apaan"

Polisi Tama : "Kedatangan saya ke sini karena kasus kematian saudari Chaca dan juga penyerangan atas saudari Sasha. Maka dari itu kedatangan kami ke sini ingin menangkap saudari Veve, Chaca, Tara, Nora, Zeva, dan juga saudari Rosie"

Polisi Tama : "Kalian semua ayo cepat tangkap mereka berenam" Perintah Tama kepada anak buahnya.

Chaca : "Kalian gak bisa tangkap kita, karena gak ada buktinya"

Polisi Tama : "Kami sudah mengantongi buktinya dan saya akan pastikan para pembully seperti kalian akan membusuk di penjara"

Ruang Introgasi

Di ruang introgasi ini hanya ada Chaca dan Polisi Tama yang sedang melakukan introgasi. Lalu saat itu Polisi Tama

menunjukkan rekaman CCTV.

Flashback On

Hari Senin, Tanggal 22

Kelas 11 A

Pukul 21.15

Pranggg. Tiba – tiba terdengar suara seperti barang jatuh

Chaca : "Kenapa sih kalian berisik lagi"

Nora : "Cha lu jadi orang kelewatan banget sih. Iya gue tahu lu pinter lu ingin focus belajar tapi ya gak gini juga kali"

Chaca : "Maksud lu apaan sih?"

Nora : "Lu dari tadi nuduh kita yang berisik terus sedangkan kita semua focus  belajar"

Chaca : "Terus tadi suara apaan?"

Veve : "Ya kita semua gak tau lah"

Tara : "Ya udah mending kita semua pergi cek aja ada apa sebenarnya"

Veve : "Ayoo"

Rosie : "Gue gak mau ikut"

Zeva : "Kenapa lu takut?"

Rosie : "Bukan urusan lu"

Chaca : "Kalau satu orang pergi berarti semua orang pergi. Jelas gak kalian. Gak ada yang boleh tetep berada di kelas ini"

Rosie : "Kenapa?"

Chaca : "Gue punya firasat yang gak enak. Kalau lu mau tetep stay di sini gue gak setuju. Kalau terjadi apa – apa sama lu sedangkan kita masih di luar gue gak mau ngerasa bersalah sama lu"

Akhirnya meraka berenam keluar kelas untuk mencari tahu apa yang terjadi. Saat sudah lumayan jauh dari kelas 11 A, tiba – tiba terdengar suara seperti orang yang ingin menghancurkan sesuatu. BRAKK. BRAKK. BRAKK.

Lama mereka mencari di mana sumber suara itu, namun nihil mereka tak menemukan apapun. Akhirnya sampai lah mereka di lantai 1.

Nora : "Hhmm bau apa ini. Yekk bau gak enak. Jadi pengen muntah gue"

Chaca : "Seperti bau amis darah"

"HAH" Jawab mereka berlima kompak, karena mendengar omongan dari Chaca.

Nora : "Lu yang bener kalau ngomong"

Chaca : "Gue gak terlalu yakin sih tapi firasat gue mengatakan kalau itu bau darah"

Veve : "Ya udah ayo kita cari lagi"

Cerita Berlanjut

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah

kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.