webnovel

Misteri Sinden Pasar Rebo

Karsih adalah seorang wanita cantik yang memilih untuk menjadikan sinden sebagai profesinya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Karsih adalah pesinden baru namun dengan keahliannya Karsih berhasil memberikan banyak sekali tepuk tangan juga sanjungan dari banyak orang yang mendengar setiap tembang yang dibawakan. Jelas sekali membuat para pesinden lainnya merasa sangat iri sebab sejak kedatangan Karsih banyak dari kawan-kawan Karsih yang tidak mendapatkan job untuk manggung. Hingga suatu hari sebelum Karsih bernyanyi seorang laki-laki bernama Fajar melihat Karsih sedang berdandan tetapi wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah Karsih melainkan wajah seorang wanita yang sangat cantik rupawan wajahnya mirip seperti wajah seorang Ratu. Sejak hari itu Fajar menjadi yakin bahwa Karsih tidak sendiri, melainkan ada kekuatan gaib lain yang menemaninya. Fajar sangat ingin menjaga Karsih karena dia iba kepada Karsih dan juga anak yang saat ini diasuh oleh Karsih. Tapi rasa iba tersebut kemudian diartikan berbeda oleh Pak Broto laki-laki kaya pemilik gudang beras yang berada di kotanya. Pak Broto merasa bahwa Fajar akan mengambil Karsih, itu sebabnya Pak Broto berambisi untuk menyingkirkan Fajar. Pak Broto adalah laki-laki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Pak Broto acapkali mengirimkan hadiah kepada Karsih namun Pak Broto juga seringkali menggoda Karsih. Mampukah Karsih bertahan dengan segala godaan yang datang? Lalu sebenarnya siapa wanita yang ada di tubuh Karsih?

LANINA · Horror
Not enough ratings
24 Chs

CAHAYA GEMINTANG

Hari itu Karsih datang ke rumah Mbak Tina bersama Bi Minah.

Bibi memaksa untuk mengantarkan Karsih nyinden hari ini karena beliau tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada Karsih.

"Assalamualaikum," suara Karsih dari depan rumah Mbak Tina.

"Wa'alaikumussalam, akhirnya kamu datang juga. Dari tadi aku khawatir kalau kalau kamu masih sakit dan tidak bisa tampil hari ini," Mbak Tina berbicara sambil membuka pintu dan mempersilakan Karsih masuk.

"Alhamdulillah Mbak, aku sudah agak mendingan. Sudah dari dokter dan juga sudah minum obat tapi ini suaraku memang agak serak. Bagaimana ya, Mbak?"

"Serak bagaimana maksudnya?"

"Nggak tahu Mbak, rasanya tenggorokanku kering. Sudah dari tadi aku coba minum jahe hangat tapi tetap saja rasanya enggak enak. Kira-kira nanti aku bisa bernyanyi dengan baik nggak ya?" Mbak Tina nampak memandang Karsih dengan serius.

Kemudian matanya berpindah kepada Bibi yang ada di samping Karsih.