webnovel

Tata Letak

Saat aku ketiduran setelah mengerjakan tugas, di dalam mimpi ada sebuah pintu di depanku, aku membukanya lalu masuk ke dalam, sesaat setelah aku masuk tiba-tiba ada yang menyapa ku "Sudah lama tidak bertemu "The Worst Creature Of Void" kau masih ingat aku bukan?" aku ingin langsung menoleh untuk memastikan siapa yang memanggil ku. Tapi tempat itu tiba-tiba menjadi sangat terang, akan tetapi aku hanya bisa melihat senyuman dan mata itu saja, dan langsung terbangun. Miltia yang datang ke kamar ku untuk membawakan makan dan minum untuk sarapan langsung kaget dan bertanya "Wah! Kau sudah bangun? Mau sarapan dulu?" katanya "Makasih, ah itu Miltia, apa kamu tahu siapa itu "The Worst Creature Of Void"? Karena tadi di mimpi ku ada yang menyapa ku dengan julukan seperti itu" si Miltia kaget setengah mati dan dengan gugup memberitahu ku "I-itu.. yang menyapa adalah Matthow yang sekarang menjadi penguasa kekosongan yang baru" aku masih tidak paham apa yang dimaksudkan oleh Miltia dan malah bertanya balik "Matthow? Nama panjang nya siapa?" Miltia terkejut akan perkataan ku, aku merasa ada yang aneh dengan perilaku nya dan akhir aku menunggu nya untuk bicara.

Setelah beberapa detik dia menjawab nya dengan sedikit gugup "Na-nama panjangnya.. Ma-Matthow Do-Doctorise ia memiliki skil bernama "Creating Chaos" untuk menciptakan kekacauan yang dia inginkan, beberapa pengikut nya sudah mencegahnya menggunakan skill itu lagi tapi masih dia gunakan. Po-pokoknya dia itu seseorang yang berbahaya ja-jadi jangan berurusan dengannya dulu apalagi kondisi tuan masih belum sehat" kupikir sangat menakutkan kalau menyebut namanya lagi mungkin saja dia akan datang ke rumah ku lalu menghancurkan sekitarnya, ah! Aku baru ingat sudah hampir terlambat untuk ke sekolah jadi sarapan nya langsung ku habiskan dan langsung bersiap untuk berangkat. Setelah mandi dan mengganti baju ku dengan seragam aku langsung memakai sepatu sekolah ku dan berteriak untuk memberitahu Miltia "Miltia! Tolong jaga rumah dan jangan kemana-mana, oh ya! Bersihkan juga rumahku saat aku di sekolah ya?!" kata ku saat berteriak "Tentu, jangan khawatir aku bisa kau andalkan kok!" sambil mengeluarkan jari jempol nya, yah.. ngapain juga khawatir kepadanya dia sudah berkata bisa diandalkan ya sudah ku biarkan saja dan langsung berangkat ke sekolah "Aku berangkat dulu!" kataku.

Sesampainya di sekolah sahabatku Wichon langsung menyapa sambil menguap dan bertanya kepada ku tentang kondisi ku kemarin "Hei.. kenapa kemarin tiba-tiba kau sakit..? Hoam.. lalu yang menelepon pihak sekolah apakah bibi mu? Ah! Maafkan aku karena berkata seperti itu! Maaf! Maaf! Maaf!" aku sedikit susah menjelaskan nya kepada Wichon "Ahh.. aku sedikit susah menjelaskan nya nanti kau ke rumah ku saja, agar kau bisa mengerti alasannya" kataku untuk memberitahu nya "Benarkah?! Aku boleh kerumah mu?! Yaaa!! Aku sangat menunggu hari ini! Baiklah nanti aku ikut ke rumah mu saat pulang sekolah!" melihat respons nya seperti dia sangat senang karena biasanya aku tidak pernah mengajak nya ke rumah ku "Hei, kau kemarin sudah mengerjakan tugas yang sudah diberi itu? Ada tiga loh, apakah sudah??" jangan heran dia bertanya seperti itu karena biasanya dia tidak mengerjakan tugasnya sama sekali jadi dia memastikan ku untuk mencontek milikku "Sudah, memangnya kenapa?? Kau belum lagi? Dasar.. di otak mu itu hanya ada game ya?" jawabku "Yahh.. mau bagaimana lagi kan? Aku saja anak yang bodoh, apalagi aku selalu tertidur di kelas" jawabnya "Ya sudahlah, nanti akan kupinjami" kata-kataku dari hati nurani yang kumiliki. Setelah pulang sekolah, aku mengajak nya "Hei! Cepatlah, kau mau ikut ke rumahku atau tidak?" dia langsung menuju ke arah diriku dan berkata "Baiklah! Sebentar aku ke sana!" jawabnya. Sesampainya di rumah, aku dan Wichon langsung disambut dengan Miltia, yang kaget bukanlah aku melainkan si Wichon karena tidak percaya apa yang dilihat di depannya "E-E-Eh!!! Kau puny adik yang imut seperti ini tapi tidak memberitahu ku?!" aku langsung membungkam mulut nya dengan tanganku, dan langsung memperkenalkan nya Wichon kepada Miltia, Miltia menatap Wichon dengan ekspresi yang agak kosong. "Miltia perkenalkan ini Wichon dan Wichon perkenalkan ini Miltia. Sekarang berjabat tangan dan berkenalan lah" mereka melakukan apa yang kusuruh, Wichon yang angkat bicara duluan "Perkenalkan nama ku Wichon Taraum, umurku 17 tahun dan aku masih jomblo" dan akhirnya Miltia berkenalan dengan Wichon tapi sepertinya kata-katanya agak sedikit kasar, mungkin "Namaku Miltia, umur 2011 tahun dan aku tidak peduli kau jomblo atau tidak", dengan ekspresi yang kaget si Wichon mendekati ku dan berbisik "Kata-katanya sedikit membuat hati orang sangat sakit hati.. dan lagi apa-apaan dengan umur nya itu? Me-menakutkan.." aku dengan ekspresi sedikit meledek nya pun membuat dia sedikit marah, si Miltia tiba-tiba memberitahu ku " Tuan, apa kau mau makan malam? Atau mau langsung istirahat dulu? Atau mau membersihkan diri dulu?" katanya. "Pertanyaan mu banyak sekali.. tentu saja aku mau langsung makan lalu membersihkan diri ku dan juga jangan panggil aku William lagi ya? Panggil Jackster saja" dia dengan mengangguk pelan berkata "Baiklah, akan ku ingat hal ini" dan aku langsung di suruh ke meja makan dulu dan dia menyiapkan dalaman dan pakaian ganti ku, tiba-tiba si Wichon berkata kepada ku "Hei, psst.. kau tahu dia asalnya dari mana? Dia elf bukan? Apalagi elf tidak ada di abad ini bukan? Walaupun dunia ini masih dunia sihir tapi bukan kah agak aneh saja?" baru saja Wichon berkata seperti itu si Miltia langsung berada di belakang Wichon "Aneh bagaimana ya? Apakah kau masih meragukan kehadiran elf di depan mu ini? Kalau begitu aku akan membuat mu tidak meragukan nya.. hihihi.." si Wichon dengan ekspresi kaget langsung menyemburkan minumannya ke makanannya sendiri "Ti-tidak, bukan begitu! Kau salah paham! Ak-aku tidak meragukan hal ini!".

Setelah selesai makan, diriku dan Wichon langsung ke ruang tamu untuk sekedar mengobrol, dan Miltia mencuci piring bekas aku dan Wichon makan tadi. Saat sudah jam 5 sore si Wichon berpamitan untuk pulang karena sudah hampir gelap, aku berpikir untuk mandi dan nanti menanyai tentang kubus kekosongan itu. Saat aku mandi aku terpikir tentang perempuan yang memanggil diriku di dalam mimpi (si cewek dari bagian prolog), pikir ku "Wajahnya.. aku melihat nya dengan jelas saat itu, beda sekali dengan Miltia. Dia.. sebenarnya siapa ya? Hahh.. sudahlah, tidak usah dipikirkan lagi" setelah itu aku langsung memakai baju yang sudah disiapkan oleh Miltia, setelah nya aku langsung ke ruang tamu karena Miltia berada di sana "Hei.. Miltia" si Miltia langsung menoleh dan bertanya "Apa?" Jawaban yang sangat dingin, apa mungkin karena aku menggangu nya melihat acara kesukaan nya ya? Sudahlah, aku akan langsung bertanya kepadanya "Itu.. tentang letak kubus itu, ada di mana?" dia hanya menghembuskan nafas nya "Hahh.. dasar.. padahal ada di belakang sofa tapi tidak tahu sama sekali? Menjengkelkan kau ini" mendengar kata-katanya yang seperti itu sangat menusuk hati ku "Ba-baiklah, akan kuambil sendiri haha.." aku langsung melihat dimana yang dia maksud dan langsung menemukannya, kubus itu hanya berbentuk seperti kardus biasanya tapi berwarna hitam pekat di seluruh bagiannya. Aku bertanya ke Miltia tentang penggunaan kubusnya "Hei.. ini bukankah seperti kardus pada umumnya? Tapi.. kenapa semua bagian nya berwarna hitam pekat? Ah! Dan juga cara menggunakan nya bagaimana?" Si Miltia agak sedikit jengkel dengan perkataan ku "Aduh.. kau ini menyebalkan sekali, kau lihat sendiri dalamnya dulu baru kau akan menemukan caranya" suruh nya dengan wajah sedikit jengkel, aku ikuti saran nya saja dan di dalamnya ternyata hanya ada beberapa bintang-bintang kecil dan ada beberapa lubang black hole juga, walaupun tidak ada planet lain sih, tapi tetap saja kenapa dalamnya sangat aneh. Disaat aku mengeluarkan kepala ku dari dalam kubus itu dan ingin bertanya "Hei, Mil-" tiba-tiba wajahku langsung dipukul dengan ditambah memakai skill "Art Of Strength" diriku pun langsung pingsan karena tidak bisa bertahan dari serangan tersebut.

Disaat aku pingsan, aku merasa sedang di alam bawah sadar ku tapi entah kenapa ada orang lain di alam bawah sadarku apalagi menanyai ku dengan pertanyaan yang aneh "Kau.. apakah kau Andreius Goldora sang pemburu dewa dan yang menjadi dewa itu sendiri..?" aku bingung apa yang harus kukatakan, lagipula siapa itu Andreius Goldora? Apalagi disaat itu aku sedang sendirian dan sangat gelap sampai-sampai aku tidak bisa melihat apapun. Aku mencoba untuk menyadarkan diriku kembali dari pingsan ku tapi terus-terusan gagal, dan akhirnya malah berpikir yang tidak-tidak "Aduh.. kalau aku mati bagaimana dengan rumahku yang berharga, bagaimana dengan Miltia jika dia mengkhawatirkan ku? Bagaimana dengan kubus nya, sekolah ku, ya, sekolah ku bagaimana dengan semua hal itu..?" suara itu tiba-tiba muncul lagi "Bukan, ya? Sungguh mengecewakan, rugi sekali diriku hanya untuk menakuti mu tapi malah menggunakan skill "Pitch Black Dome" ku" pikir ku dia ini agak aneh, tapi aku tidak terlalu memikirkan nya dan langsung bertanya ke intinya "Siapa dirimu?! Ini dimana?! Apakah di alam bawah sadarku?!" setelah menanyai nya suara itu kembali dan suara menjadi semakin keras "Yah.., selamat datang di dunia kekosongan tuan tidak berguna William Jackster, kekeke". Tiba-tiba kubah itu terbuka dengan sendirinya.

Saat aku sedang menutup mata dengan tangan karena takut jika aku diserang tiba-tiba tempat itu menjadi seperti kegelapan malam dan tidak ada planet apapun seperti yang orang lain katakan, hanya ada beberapa bintang kecil dan beberapa black hole. Disaat aku melihat sekitar untuk memastikan aku berada di mana tiba-tiba ada suara yang mirip dengan Miltia "Tuan Jackster! Pergi dari sini secepatnya! Tinggalkan aku sendiri juga tidak apa!" insting ku mengatakan jika ini adalah Miltia hingga saat aku menoleh dan ingin berlari untuk mendekati nya aku langsung tertahan dengan sebuah suara yang menyapa ku "Yah.. lama tidak berjumpa Jackster sialan, selamat datang di bagian wilayah milik ku".

Saat aku menoleh ke arah suara itu aku melihat seorang dewa dengan delapan bole kegelapan yang berukuran seperti bola sepak di bagian belakang nya, "Siapa dirimu? Apa yang kalian semua lakukan terhadap Miltia?" tanyaku. "Kamu tidak ingat diriku? Kurang ajar sekali.." sambil membuka bajunya untuk memperlihatkan bekas-bekas sayatan di sekujur tubuhnya "Kamu lihat ini? Haha.." tertawa sambil memakai kembali bajunya "Kamu lah yang membuat ku seperti ini" aku heran sekaligus jengkel dengan apa yang dikatakan nya, akan tetapi aku tidak punya pikiran untuk hal itu karena keselamatan Miltia juga harus di utamakan "Sialan.. aku tidak peduli dengan luka bekas sayatan itu! Sekarang lepaskan Miltia atau kau yang akan kuhabisi!" kataku dengan sedikit mengancam.