Asap itu membuat ku pingsan, tapi aku merasa kalau asap ini bukan sembarang asap, sepertinya ini asap yang bisa membuat orang lain pingsan dalam 2 detik.
Setelah aku memikirkan beberapa pertanyaan di kepala ku, aku terbangun.
"Ha! Aduh! Apa-apaan ini?! Kenapa lenganku ditali?" kataku sehabis bangun dari pingsan.
Setelah memberontak beberapa kali, aku mendengar suara langkah kaki seseorang. Pikiran ku kemana-mana karena suaranya semakin mendekat diriku "Gila.. apa aku akan mati? Kalau aku mati bagaimana keadaan si Kima? Kalau kenapa-napa aku bisa saja merenung sendiri karena dia mati padahal baru sehari pacaran, aduhh".
Langkah kaki itu suaranya makin mendekat ke diriku. Saat aku menutup mata ku dengan reaksi yang ketakutan suara seorang pria tua.
"Maafkan aku menakutimu, tapi aku sekarang tidak ada waktu yang boleh di sia-siakan". Aku seperti pernah mendengar suara ini, tapi dimana? Saat di mimpi kah?atau di tepi jalan? Masalahnya aku takut makanya aku tidak mau membuka mataku.
Suara nya malah mendekat ke telinga ku "Tuan.. bangunlah jangan seperti itu, tadi aku cuma bercanda. Ini masih di rumah mu kok, hanya saja lampunya yang saya matikan". Aku sedikit membuka mataku dan melihat ruangan yang sangat cerah.
Aku melihat ke arah suara tadi dan aku melihat seorang kakek tua.
"...." aku mellihati nya terus menatap tanpa sepatah kata pun ku ucapkan. "Tu-tuan, tolong jangan menakutiku, aku hanya bermain-main tadi". Aku tidak bergerak sedikit pun karena tanganku masih diikat dengan ketat, "Aku tidak takut denganmu tapi, kenapa kamu mengikat ku sampai erat?" tanyaku untuk sedikit mengintimidasi nya.
Dia malah mendekati ku "Maafkan saya tuan, saya adalah pelayan anda juga. Saya sudah mengikuti anda sampai 3000 tahun lamanya, kenapa malah menyakiti perasaan saya begitu?". Aku menatapnya terus dan menghela nafas "Huft.. kau kenapa tidak peka sama sekali? Aku ini cuma minta lepaskan tali ini saja".
Dia mengangguk. Lalu melepaskan talinya begitu saja.
"Baik, terimakasih. Tapi, aku juga punya satu permintaan. To long beritahu aku dimana tiga cewek yang kau ikat tadi". Dia mengangguk tanda mengerti.
Aku diajak jalan ke kamar ku untuk menemui Kima, Miltia, dan Antarisk.