Javier yang memang tak ada kuliah pagi, secara sengaja tak turun dari lantai dua, bahkan keluar dari dalam kamarnya pun tidak. Sudah pasti alasannya adalah malas bertemu dengan sang papa, karena tak akan ada alasan lain selain itu. Terlebih semalam ia baru saja mendengar pertengkaran yang membuatnya muak. Jadilah laki-laki itu hanya berada di balik selimut dengan ponsel yang menampakkan pesan Gia, wanita pendiam yang sangat polos.
Sesekali sudut bibirnya terangkat saat melihat balasan pesan Gia ang menurutnya cukup bodoh untuk gadis seusia mereka. Terlalu polos tapi dewasa disaat yang bersamaan, pikirnya.
"Kak, ayo turun, sarapan dulu. Sudah ditunggu mama," teriak Jane yang membuat senyum Javier hilang seketika.
Javier mendengus lirih sembari beranjak dari atas tempat tidurnya. Muka malas yang ditampilkan oleh Javier benar-benar membuat Jane yang menatapnya sungguh ingin melayangkan pukulan. Belum lagi suasana kamar yang sangat membuatnya mengusap dada untuk sabar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com