Tepat pukul sebelas malam, Javier menuruni anak tangga rumahnya satu persatu. Lelaki itu berjalan dengan santai menuju dapur, tentunya dengan pakaian rapi, jaket jeans yang menutupi kaos putih miliknya, tidak lupa dengan celana jeans yang kali ini tidak robek. Javier meneguk air dingin, menikmati tenggorokannya yang kini tak lagi kering. Lelaki itu sudah menghabiskan waktunya di dalam kamar untuk bermain game, lalu kini bersiap untuk pergi ke arena balap. Sungguh hidup yang sempurna, pikir Javier.
Tapi baru saja meletakkan gelas ke arah wastafel, tubuh laki-laki itu berdiri dengan aku saat mendapati Cintia berada di belakangnya. Javier yang baru saja berbalim itu pun hanya bisa tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Cintia langsung saja menelisik Javier mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, begitu pula anaknya yang sangat wangi sekolah bermandikan parfum. "Mau kemana? Mama tahu ini sudah malam, dan kamu baru saja keluar dari kamar."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com