webnovel

Kesialan atau Keberuntungan

Cintia menatap kursi kosong di seberangnya dengan nanar. Bagaimana tidak jika dia baru saja diputuskan oleh kekasihnya, meski keduanya baru menjalin hubungan satu tahun, tapi Cintia sudah terlalu bergantung dengan Radit-mantan kekasihnya lima menit yang lalu. Cintia merasa sangat sial hari ini karena ibunya juga baru saja memaksanya menikah. Dia seakan ingin menyerah dengan hidupnya, semua ini karena kegagalannya dalam menjalin hubungan.

Cintia Klara menghabiskan masa mudanya dengan belajar tanpa mementingkan sebuah komitmen, hingga akhirnya pada usia 26 tahun orang tuanya mendesaknya untuk segera menikah. Tidak tahukah orang tuanya itu bahwa Cintia sudah membuang dua tahunnya untuk mencari kekasih, terhitung ini adalah putus cintanya yang kelima. Dia jadi menyesal tidak segera mencari kekasih sejak usianya masih segar.

Cintia menjadi curiga, apa sebenarnya ada orang yang memberikannya kutukan untuk menjadi perawan tua, atau yang lebih parah mengutuknya untuk selalu gagal dalam menjalin hubungan. Sedangkan menurut ingatannya dia tidak pernah berbuat dosa dengan siapapun. Cinta menggelengkan kepalanya saat kembali berpikiran macam-macam. Dia harus mengingat ancaman ibunya kalau dia tidak segera menikah pada usia 27 tahun maka orang tuanya lah yang mencarikannya jodoh. Bahkan kalau perlu mereka akan mencari laki-laki di perumahannya untuk menikahi Cintia.

Konyol bukan? Cintia pun mengakuinya. Tidak tahu lagi terbuat dari apa hati orang tuanya itu hingga memiliki niat begitu. Bukannya mencarikan dirinya laki-laki tampan, mapan dan memiliki postur tubuh keren, ini justru asal memilih. Bagaimana dengan anaknya nanti jika itu benar terjadi? Cintia menghela napas berat demi melapangkan dadanya dari segala cobaan cinta yang tidak pernah masuk akal. Diputuskan karena tidak bisa selalu menemani kekasihnya saat kekasihnya membutuhkan Cintia, padahal seingatnya, wanita itu sudah memberikan waktunya pada Radit. Baiklah, sekarang Cintia menganggap Radit lah yang salah, terlebih sudah memutuskannya. Anggap saja Cintia egois, tapi dia memang tidak ingin disalahkan.

"Aku kan sebenarnya minta dia menikahiku kalau tidak meminta putus. Dasar Radit tidak tahu malu, " batin Cintia memaki.

"Oh! jadi ini kelakuan kamu! Dasar cewek tukang selingkuh ya! gak tau malu kalian berdua, " bentak seorang laki-laki sangat keras. Cintia tidak mengenalnya karena memang bukan urusannya.

Kesialan macam apalagi yang harus Cintia terima saat ini. Diputuskan di cafenya sendiri lalu melihat adegan drama perselingkuhan. Tidak habis pikir saat wanita itu tetap memohon jika yang dilihat kekasihnya tidaklah benar.

"Memang laki-laki itu melihat pakai kaki sampai dibilang salah lihat, " batin Cintia memaki.

Cintia baru sadar kalau hari ini sudah mengumpat berkali-kali. Dia jadi takut kalau karena umpatannya ini jodohnya jadi semakin jauh, sungguh dia sangat merasa berdosa saat ini. Cintia akan mengingat kejahatannya hari ini lalu meminta maaf pada Tuhan. Bisa gawat kalau belum apa-apa saja karma sudah menimpanya.

"Tunggu! Adi aku bisa jelasin, ini gak seperti-"

"Gak seperti apa? gak seperti kalau kamu setia iya? " sahut laki-laki itu.

"Adiyaksa! tunggu! "

"Lepas! aku gak sudi disentuh wanita tukang selingkuh seperti kamu! lagipula aku juga selingkuh, jadi jangan merasa menang kamu! hari ini aku juga akan melamar kekasihku dan itu bukan kamu," senyuman miring keluar dari bibir laki-laki yang Cintia dengan bernama Adiyaksa itu.

Cintia paham sekarang. Jadi keduanya memang pasangan selingkuh, tentu saja wajar putus ditengah jalan, tidak seperti dirinya, wanita seksi super setia tapi sayang selalu di sia-siakan. Cintia jadi mengasihani dirinya sendiri.

"Poor me… " gumamnya miris.

Tapi tunggu, kenapa Cintia merasa bahwa laki-laki itu berjalan ke arahnya. Cintia berkali-kali memutar pandangannya ke segala arah di dekatnya, menunggu dimana tujuan laki-laki itu. Dia sedikit penasaran, lebih cantik mana selingkuhannya atau pacarnya karena menurut pengalaman Cintia, laki-laki selalu berselingkuh dengan wanita yang jauh levelnya dengan kekasihnya. Kalau sampai tebakannya benar, Cintia sudah tidak bisa lagi berkomentar.

"Hai sayang… " mata Cintia membulat saat Adiyaksa duduk pada kursi di depannya, memberikan satu bucket bunga yang indah padanya. Bahkan Cintia juga melihat satu kotak berisi cincin disodorkan laki-laki itu.

Dia benar-benar tidak habis pikir dengan laki-laki itu. Tanpa tahu malu Adiyaksa meneguk minuman milik Cintia, padahal sudah jelas dia melihat bagaimana mata Cintia melotot ke arahnya. Ingin sekali Cintia mencakar wajah laki-laki itu, syukurlah selama ini kekasihnya tidak ada yang bersikap seperti Adiyaksa karena bisa dipastikan dia akan mati muda.

"Ini gila, " batin Cintia. Wanita itu hanya mengerjap tanpa bisa menjawab apapun. Siapa yang tidak kaget saat mendapat perlakuan seperti ini dari laki-laki asing. Namanya saja Cintia baru mendengar lima menit lalu.

"Aku Cinta sama kamu, aku sengaja buat kejutan nih, ini hari anniversary kita yang kedua tahu kan sayang, " ucap Adiyaksa lantang.

"Dua tahunmu itu! Jangan asal bicara ya kamu! Apa maksudmu begitu! Jangan mengusik ketenanganku, san pergi, "usir Cintia dengan ketus.

Sayangnya keinginan Cintia justru diabaikan dengan mudahnya oleh Adiyaksa. Laki-laki itu menggenggam tangan Cintia erat dengan tatapan meminta belas kasihan. Adiyaksa sedang terlihat seperti laki-laki yang butuh belaian sekarang. Sangat jauh dari kesan imut atau perlu dikasihani.

"Gila! hanya karena orang asing dia jadi bahan tontonan di cafenya sendiri, " batin Cintia mengumpat.

"Kamu gila Adiyaksa! kamu selingkuh di belakangku!" ucap kekasih dari Adiyaksa yang terdengar semakin lirih karena ditarik oleh selingkuhannya.

Terlihat Adiyaksa yang sedikit mengangkat tubuhnya melihat kekasihnya yang telah pergi. Hanya memastikan bahwa mengganggunya telah pergi. Tapi kalau Adiyaksa pikir-pikir, dia ini sial atau beruntung. Bagaimana tidak beruntung kalau setelah melihat kekasihnya berselingkuh, dia justru bertemu dengan wanita seksi, berkulit putih mulus, postur tubuh ideal meski sedikit pendek. Tapi Adiyaksa tidak masalah, selama dia yang jadi ayahnya, hasil anaknya tegap menggemaskan nanti.

Wajah Cintia merah padam menahan marah serta malu menjadi satu. Sayangnya berbeda dengan respon laki-laki di hadapannya yang justru tersenyum cerah. Benar-benar jauh dari kata patah hati, Cintia saja bisa dibuat tidak nafsu makan selama tiga hari saat patah hati, dia jadi ragu kalau yang di depannya ini benar seorang laki-laki.

"Pergilah! aku ingin sendiri, lagi pula kekasihmu juga sudah pergi! jangan buat aku malu! " sinis Cintia.

"Kok pergi sih, kan aku calon suami kamu. Yuk nikah, " sahut Adiyaksa santai.

Jantung Cintia seakan lepas dari tempatnya saat mendengar ajakan menikah laki-laki asing di depannya. Benar-benar tidak tahu malu, pantas kekasihnya bisa selingkuh.Tapi memberikan ajakan menikah saat pertama kali bertemu membuat Cintia tidak bisa memasukkan oksigen ke dalam paru-parunya dengan benar. Bahkan musik yang mengalun merdu sejak tadi seakan tidak terdengar kembali di telinganya. Hanya sebuah dengungan ajakan menikah.

Like it ? Add to library!

Elshuangcreators' thoughts
Next chapter