"Kau ingin mengobrol? Kalau begitu apa yang harus kita bicarakan?"
Rendra memiringkan kepalanya saat mengemudikan mobil untuk waktu yang lama, dan akhirnya tertawa dengan canggung, "Istriku, kau tiba-tiba memberi aku kesempatan, dan aku tidak punya kesiapan untuk mendengar itu, dan sekarang aku tidak tahu harus bicara apa!"
"Kau tidak tahu harus bicara apa?" Siska mengerutkan mulutnya, dan berkata dengan marah, "Kau punya mulut dan lidah, bukankah itu artinya kau bisa bicara?"
"Itulah yang aku katakan, tapi aku harus melihat situasi sebelum memanfaatkan lidahku dengan fasih." Rendra melirik Siska dan berkata, "Apa kau pikir aku berani berbicara omong kosong, pada orang seperti dewi gunung es, istriku?"
Siska tercengang ketika dia mendengar kata-kata itu. Apakah dia memang begitu sulit untuk diajak berbicara?
Support your favorite authors and translators in webnovel.com