webnovel

Miracle For Dark Lord

Yuna harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukan pamannya. Satu kesalahan fatal yang seharusnya membawa sang paman menuju hukuman mati. Dan Yuna menjadi jaminan agar keluarganya selamat. Ia pun dibawa ke istana dimana seorang Raja misterius yang memiliki sebutan Matahari Dalam Kegelapan tinggal. Dan dari situlah, perjalanan nasib Yuna akan dimulai setelah pertemuan pertamanya dengan Sang Raja. Hingga terkuaklah satu persatu rahasia dari Yuna yang tersembunyi.

Kristina_Anjani · Fantasy
Not enough ratings
20 Chs

6. The First Presence

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">「Istana Varrzania」</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Malam bulan purnama yang indah, sedang meraup satu gedung terbesar dan megah. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sebuah istana Kerajaan Varrzanian yang selama beratus-ratus tahun berdiri kokoh. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sebuah kerajaan yang telah banyak menjamin kesejahteraan seluruh rakyatnya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Kerajaan yang terkenal tidak pernah mengalami kekalahan di setiap peperangan selama beratus-ratus tahun. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sebab keseluruh generasinya merupakan generasi terunggul sepanjang masa. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align:</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Saat ini, Kerajaan Varrzanian dipimpin oleh raja generasi ke 10. Generasi yang lebih istimewa dibandingkan dengan generasi sebelumnya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Yang dinobatkan secara langsung oleh Dewa tertinggi dan teragung dalam hirarkinya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Yang melindungi seluruh keturunan Vortexian dan Kerajaan Varrzanian. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Karena keistimewaan dari Dewa tersebutlah, maka keseluruh generasi para raja Kerajaan Varrzanian, diberkahi dengan kekuatan magis supranatural yang luar biasa. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Oleh karena itu,</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ada juga yang menganggap mereka setengah dewa, karena mereka bisa lebih tua dari manusia biasa. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan selalu terlihat awet muda meskipun usia mereka lebih dari 100 tahun. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Ada juga yang menyebutnya sebagai keturunan yang sangat unggul. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sehingga, banyak dari berbagai pihak kerajaan lainnya yang ingin menikahkan putra putri dengan keturunan Vortexian. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Agar terciptalah generasi unggul yang memiliki keistimewaan dari darah generasi Vortexian.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tidak banyak yang tahu pasti tentang keturunan tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Karena terlalu banyak misteri yang ada. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Namun, tidak sedikit kerajaan dari negeri tetangga yang ingin menjalin hubungan bilateral dengan Kerajaan Varrzanian. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Karena telah diakui kemampuannya dalam segala aspek.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Di suatu lorong panjang yang temaram, seorang wanita berjubah panjang dan wajahnya tertutup tudung hitam, berjalan dengan tergesa-gesa. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Suara langkahnya terdengar menggema ke seluruh sudut lorong yang sedang ia lewati.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kemudian, wanita itu membukakan pintu di hadapannya dengan sedikit tenaga. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Suara pintunya terdengar memekik, memecah ketenangan istana. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Ia baru saja memasuki ruangan yang hanya diterangi cahaya dari bulan purnama. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan terlihatlah 3 orang pria tua berambut putih mengenakan jubah serba hitam. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan seorang pria tinggi berambut hitam yang sedang berdiri membelakangi ke 3 pria tua tersebut, sambil memandang keluar jendela. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align:</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Dia sudah kembali! Aku bisa merasakan kehadirannya. Apa itu benar?"</font>< /font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan wanita itu sambil membuka tudung kepalanya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Suaranya terdengar lembut namun tajam. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Kedua matanya berwarna merah, terlihat cantik dan menawan dengan rambut hitam panjangnya yang berkilau. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Tergerai di sebelah kanan pundaknya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Anting berantai panjang berhiaskan permata merah, terlihat berkilau. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Semakin mempercantik penampilan. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align:</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pak Tua 1 : "Benar, Nona Yang Terhormat. Kami juga ikut merasakannya..."</font>< /font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Old Man 2 : "Walau pun keberadaannya terasa begitu kecil..."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Old Man 3 : "Tapi meski kecil, terasa seperti jarum. Menusuk ke dalam kulit secara tiba-tiba... "</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Old Man 1 : "Keberadaannya sungguh mengejutkan batin tanpa peringatan..."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pak Tua 2 : "Kami yakin, yang dimaksud itu ada di suatu tempat..."</font>< /font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Old Man 3 : "Tempat yang masih berada di dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Varrzanian..."</font>< /font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pak Tua 1 : "Dan Yang Mulia harus segera menemukan..."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Old Man 2 & 3 : "Demi masa depan yang lebih baik untuk keturunan Vortexian dan Kerajaan Varrzanian yang termahsyur... "</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Kalian benar. Aku juga merasakan hal yang sama. Yang Mulia, apa yang akan kau lakukan sekarang ? Saya yakin, Anda merasakannya juga. Terlebih lagi, karena Anda memiliki kemampuan untuk merasakan kehadirannya melebihi semua penghuni istana."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan wanita berjubah hitam itu dengan tatapan lurus ke arah pria yang sedang membelakanginya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Kau benar. Semua bisa merasakannya. Kecuali, hanya akulah yang bisa merasakannya lebih dari siapa pun. Aku yakin itu dia."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suaranya terdengar lembut.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Aku percaya kau bisa merasakan kehadirannya. Tapi, kau tidak bisa sampai melupakan sesuatu yang lain, Yang Mulia. Masih ada satu orang lagi yang bisa melakukannya. Saya yakin, dia juga merasakannya. Dia yang tidak akan kusebut namanya disini! Meskipun kemampuannya tidak sehebat dirimu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Mendengar wanita berjubah hitam itu menyebutkan sosok pria ini, membuat ke 3 pria tua tersebut merasakan kecemasan yang besar secara bersamaan.< /font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Huh! Aku tahu, saudariku..."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Balas pria berjubah hitam ini. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Kali ini suara pria terdengar sedikit kejam. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Pria berambut hitam pun kehilangan badannya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Wajahnya tersenyum sinis. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Ke dua matanya berwarna merah dan berkilau. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dengan satu tangan terlipat di punggungnya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Sekalipun kau mencoba menyebutkan namanya, aku tidak peduli! Tetap saja hanya aku yang bisa mewujudkan isi dari ramalan kuno itu! Dia bukan siapa-siapa, melainkan hanya sebuah permata yang tidak diinginkan!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Meskipun demikian, dia tetap pria yang berbahaya. Kita harus tetap waspada. Seperti nasihat Tetua Suci, dia akan kembali ke Kerajaan Varrzanian dengan membawa tujuan yang lain. Menyesuaikan, kau harus lebih mengutamakan keselamatan kerajaanmu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Aku akan merasakan kehadirannya jika dia benar-benar telah menginjakkan kakinya ke Kerajaan Varrzanian. Hanya aku yang bisa! Dan hanya aku yang bisa mencegahnya! Tidak akan kubiarkan dia merebut Jodoh Terikatku!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan pria berjubah hitam itu dengan wajah yang dingin. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dia terlihat tidak begitu menyukai sosok pria yang dimaksud. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lebih kepada kebenciannya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Haaah... Sulit kupercaya! Kalian bertiga, tolong tinggalkan kami berdua."</font ></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Perintah wanita berjubah hitam itu pada ke 3 pria tua tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan mereka pun segera meninggalkan ruangan tersebut setelah memberikan sikap penghormatan mereka. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Wanita berjubah hitam itu pun langsung memegang dahinya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Woman In Black : "Kau tahu siapa dia, bukan? Apa kau masih terikat dengan Jodoh Terikatmu, seperti yang pernah Dewa bayangkan dia 50 tahun yang lalu? Seharusnya, sebagai Raja Kerajaan Varrzanian, kau harus memikirkan terlebih dahulu keselamatan rakyat kaumu dan negerimu. Apa lupa dengan ramalan para Tetua Suci?"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Aku tahu! Berhentilah menuruti keahlian denganku, Lucyanna! Aku tahu apa yang telah kulakukan sekarang. Karena aku juga ingin menjadi raja yang terbaik diantara yang terbaik seperti para leluhur kita. Aku menolak untuk gagal! Jika aku bisa mendapatkan semuanya sekaligus, Kerajaan Varrzanian akan tumbuh menjadi kerajaan yang lebih kuat!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Menangkap pria berjubah hitam itu dengan penuh percaya diri, yang sempat tersinggung di awal ucapan dan tidak terpengaruh dengan nasihat saudarinya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Wanita berjubah hitam yang bernama Lucyanna itu pun mulai merasa kesal dengan saudaranya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Kau dan ambisimu itu! Sudah kuduga, kau akan jadi lebih mengalami kesulitan dengan tujuanmu. Terutama tentang Jodoh Terikat yang sangat kau nantikan itu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Kenapa tidak? Aku sangat tertarik dengan Jodoh Terikatku. Jangan katakan bahwa kau cemburu padaku, saudariku. "</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan pria berjubah hitam itu pada Lucyanna dengan penuh percaya diri, sambil mencibir saudarinya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haaah..! Seharusnya aku tidak bicara tentang ini dia. Hanya membuatku semakin kesal saja dengan sifat keras kepalamu! Bahkan sekalipun kau Raja dari Kerajaan Varrzanian yang absolut, kau tetap saja saudaraku yang menyebalkan!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna terlihat kesal pada saudaranya sambil memegang kepalanya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man In Black : "Hmm, itu manis sekali, saudariku. Artinya kau bertemu kembali dengan saudaramu, bukan?"< /font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Balas pria yang disebut Raja itu dengan senyum sinisnya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Seolah sedang menyindir saudarinya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Tentu hal tersebut berhasil membuat Lucyanna semakin merasa kesal dengan sikap saudaranya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haah! Baik! Sudah! Aku sudah merasa sangat menyesal dengan membuang waktu berhargaku denganmu! Setidaknya aku sudah berusaha untuk mengingatkanmu dengan sesuatu yang lebih penting!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna berbalik dan meninggalkan saudaranya dengan membawa perasaan kesalnya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Ia membuka pintu tanpa menyentuhnya sedikit pun. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan benar-benar keluar dari ruangan tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Pintu langsung tertutup sendiri, dengan suara yang keras dan nyaring.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sang Raja hanya tersenyum sinis setelah melihat saudarinya pergi dengan rasa kesalnya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Saya merasa baru saja memenangkan sesi debat dari saudarinya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan iapun kembali berbalik, memandang ke arah luar jendela, melihat ke arah langit malam. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Memandangi bulan purnama yang bersinar di atas puncak istana dengan sinarnya yang indah.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Of Varrzanian : "Jadi, akhirnya kau kembali... Aku pasti akan menemukanmu. Meskipun wujud, kau terlahir dalam yang berbeda sekalipun. Aku akan tetap mencarimu! Dan menjawab semua ramalan di masa depan!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Sang Raja dengan penuh percaya diri. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Saya sedang memperhatikan kehadiran seseorang di luar sana yang akan menjawab semua pertanyaannya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Siapa sebenarnya Sang Raja maksud?</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">「Di Gang Istana Varrzanian」</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sementara itu, Lucyanna berjalan tergesa gesa sambil membawa hatinya yang geram karena saudaranya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Sulit kupercaya! Kenapa aku harus memiliki saudara seperti dia? Mengapa ayah memintaku untuk membantunya menjadi seorang Raja Varrzanian yang terbaik?Jika keputusanku saja tidak bisa ia pahami, bagaimana ia bisa menjadi seorang Raja yang--"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna terus melakukan pelanggaran sepanjang lorong. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Mengungkapkan rasa kesalnya tentang saudaranya tanpa henti. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan hampir saja menabrak seseorang saat di perempatan lorong.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Noble Man : "Whoah! Hati-hati langkahmu, Lucyanna. Meskipun kau terlihat kesal, setidaknya kau tetap harus memperhatikannya depanmu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucap pria bangsawan di depannya dengan nada yang ramah pada Lucyanna sambil memberikan senyumannya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Oh, ternyata kau, Tuan Damian."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Hei, paman lebih suka dipanggil dengan sebutan paman saja dibandingkan dengan sebutan Lord. Lagi pula hanya kita berdua saja. Karena kau adalah keponakanku."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucap Lord Damian dengan ekspresinya yang lembut, meskipun Lucyanna tetap berwajah dingin.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haaah... Baik, aku mengerti. Paman."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Jawab Lucyanna, yang masih terdengar mengeluh karena merasa kesal dengan saudaranya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sembari memalingkan wajahnya dan menahan emosinya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Apa kau mau minum teh bersama, Lucyanna?"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bujuk Lord Damian dengan lembut, berharap agar bisa membantu perasaan keponakannya menjadi lebih baik.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna pun mau mengikuti ajakan pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Di suatu ruangan bersantai, Lord Damian menyajikan satu poci berukuran sedang berisi teh herbal dengan tangannya sendiri. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu menuangkannya ke dalam dua cangkir poselen bermotif indah.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Ini tehmu. Hiruplah aromanya dan minumlah, perasaanmu akan jauh lebih baik."</font>< /font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Terima kasih, paman Damian."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Meskipun ekspresi wajahnya dingin, namun Lucyanna tetap menerima kebaikan pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Ia pun mengambil cangkir teh tersebut dan menarik aroma Jasmine langka yang menenangkan. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu, sedikit menyeruputnya dengan perlahan. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Cobalah menikmati sensasi dari teh tersebut.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun setelah meminumnya pun, wajah kesal Lucyanna tidak ikut membaik, sambil menahan kepalanya dengan satu tangan yang mengepal. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Nafas yang terhembus pun terdengar berat. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian memperhatikan ekspresi keponakannya tersebut di sela minum tehnya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Apa kau kesal karena Yang Mulia lagi?"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lord Damian dengan lembut, setelah baru saja menikmati sedikit tehnya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Paman selalu tahu apa yang kupikirkan, apalagi jika tentang saudaraku dan sifatnya yang terkadang membuatku sangat jengkel! Haaah ..."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyanna, kembali mengenang tentang hal yang sama. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian hanya meresponnya dengan senyum. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Sebab, dia selalu tahu tentang kecanduan manis dari kedua keponakannya sejak dulu.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Pasti karena keputusannya. Benar, bukan?"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Saya sudah berusaha untuk menjadi saudarinya yang baik, seperti yang ayahku minta. Dengan mengingatkannya agar bisa lebih mengutamakan keselamatan, dibandingkan harus lebih fokus dengan keputusan negeri Dewa dia 50 tahun yang lalu!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Oh, maksudmu tentang Jodoh Terikat itu ya?"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Benar sekali. Dan sejak kita semua bisa merasakan kehadirannya, terutama saudaraku sendiri yang lebih kuat merasakan kehadirannya, dia jadi lebih banyak memikirkan tentang ucapan Dewa dibandingkan ramalan dari Tetua Suci!</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyanna yang dipenuhi nada kekesalannya di depan pamannya tanpa ragu. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian membalasnya dengan senyum lembutnya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Ayahmu tentu memiliki visi tersendiri yang sudah ia pikirkan jauh sebelum saudaramu dinobatkan menjadi penerus tahta ayahmu yang ke 10 . Karena penobatan saudaramu dilakukan oleh Dewa sendiri. Artinya, saudaramu akan menjadi Raja Varrzanian terhebat sepanjang masa. Dan hanya kau yang bisa membantu saudaramu untuk mencapai tujuannya. Karena saat itu, paman mendengar keluh kesah ayahmu tentang hidupnya yang tidak akan lama lagi. Artinya, hanya kau yang bisa melakukannya. Tapi di sisi lain, sebelum ayahmu pergi, dia ingin memperbarui semua ramalan kuno itu terwujud. Ayahmu ingin melihat kemakmuran Kerajaan Varrzanian untuk yang terakhir kalinya. Terutama pada saudaramu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lord Damian dengan nada penuh keahlian.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Di beberapa waktu yang lalu pun, Lucyanna juga mencatat kembali dengan ucapan langsung dari ayahnya tentang yang sudah dijelaskan oleh pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Terdengar seperti wasiat.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Aku tahu tentang itu, paman. Aku mengerti tentang ayah. Ayah menjadi seperti ini, setelah kejadian itu . Aku masih mengingatnya dengan jelas, ekspresi wajah ayah saat itu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Karena ucapan Lord Damian, Lucyanna merasakan momen di masa lalu yang telah mengubah segalanya. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Satu momen penuh kejutan yang telah melahirkan banyak kekecewaan dan emosi yang ada. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan seseorang yang harus mengorbankan dirinya sendiri. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan seseorang lainnya harus merasakan kehilangan yang besar. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Yang berawal dari sebuah dendam. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna bahkan membahayakan dirinya sebagai kerugian karena satu orang.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Aah, apa yang bisa dibuat? Itu sudah terjadi. Ayahmu hanya ingin melakukan yang terbaik sebagai usaha terakhirnya untuk melindungi keluarganya. Terutama saudaramu."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Aku tahu, ayahku lebih berkumpul saudaraku. Aku tidak mencemburuinya, terkadang aku hanya merasa takut karena ucapan dari para Tetua Suci. Aku bukanlah rajanya, tapi aku lebih mencemaskannya dibandingkan dengan ucapan Dewa 50 tahun yang lalu itu. Dan..! Dia lebih tertarik dengan ucapan Dewa dibandingkan dengan para Tetua Suci! Yang benar saja?!"</font></ jenis huruf></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumam Lucyanna di akhir kalimat yang berhasil membuat Lord Damian sedikit terkejut dan mengubah wajah tersebut menjadi senyum dalam haru.</font ></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Aah, kelihatannya begitu. Bukankah itu bagus? Saudaramu-- Maksud paman, Yang Mulia Raja Vran Lucyver Vortexian sedang merasakan satu perasaan yang bagi manusia biasa disebut jatuh cinta. Paman bisa memperhatikannya, karena Dewa mengungkapkan ramalannya itu, saudaramu terlihat lebih antusias."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Cih! Dia bukan raja! Tapi saudaraku yang paling menyebalkan! Dia lebih pantas disebut Raja yang tertekan karena cinta yang bahkan belum ia temukan! Dibandingkan dengan memikirkan keselamatan negerinya sendiri!"</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumam Lucyanna yang semakin kesal karena sifat saudaranya.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Ahahaha... Bersabarlah, Lucyanna. Paman yakin, saudaramu telah memiliki rencananya sendiri. Dia tidak akan tinggal diam. Kau selalu ingat, bukan? Dia selalu mengatakan, 'Aku menolak untuk gagal!'. Dia mungkin menjengkelkanmu, tapi dia adalah raja yang juga mempedulikan aspek lainnya."</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lord Damian dengan bijaksana, sambil menyeruput lagi tehnya dengan tenang.</font></font></font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haaah, sulit kupercaya aku harus mengakuinya juga!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumamnya lagi.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Dan kau tidak lupa, bukan? Dengan makna dari ramalan Dewa 50 tahun yang lalu itu? Ada sisi terbaiknya jika ramalan itu terjadi. Juga demi masa depan keturunan keluarga kita dan Kerajaan Varrzanian."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Jelas Lord Damian dengan nada yang terdengar serius setelah meletakkan kembali cangkir tehnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Reaksi Lucyanna pun berubah.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Tentu saja aku masih ingat tentang hal itu, paman Damian."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : Jadi tidak ada salahnya jika kau ikut mendukungnya tentang ini. Paman bisa sedikit melihat dari sudut pandang saudaramu jika dia lebih tegang dengan ramalan Dewa 50 tahun lalu. Keuntungannya akan jauh lebih besar. Bagaimana? Kau setuju, bukan?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lord Damian dengan wajah senyum bahagianya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Berhasil membuat Lucyanna harus mau mengakuinya meskipun dengan berat hati.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haaah, sulit kupercaya lagi! Aku harus benar-benar melakukannya demi semuanya! Tapi, bagaimana dengan wanita dari Kerajaan Pallasidian itu? Apa aku harus terlibat juga dengan masalah ini?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyanna dengan mengingatkan pamannya pada hal kecil lainnya yang bisa berdampak di masa depan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Sepertinya itu tidak perlu. Biarkan saja saudaramu sendiri yang akan menyelesaikannya dengan caranya sendiri. Jangan khawatir. Kau mau tehnya lagi?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lord Damian dengan tenang, sambil mengisi lagi cangkirnya dengan teh yang baru.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Kenapa paman bisa mengaturnya? Padahal wanita itu memiliki pengaruh yang cukup kuat di kerajaannya. Dan karena wanita ini juga, akhirnya wilayah terlarang di Azchardian bisa menguasai saudaraku. Kerajaan kita juga mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari tempat itu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lucyanna yang merasakan sesuatu dari balik sikap tenang pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sembari mengingatkannya tentang potensi yang bisa terjadi di masa depan, sambil menahan tulang pipinya dengan jari-jari yang terlipat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Aah, itu hanya dilihat dari hubungan geopolitik saja. Lagi pula, Kerajaan Varrzanian sudah terlalu banyak mendapatkan keuntungan dari berbagai sumber. Kehilangan satu sumber saja itu tidak akan membuat Kerajaan Varrzanian hancur seketika. Tapi, paman merasa tidak yakin dengan hubungan yang lain . Karena itu, paman menyarankanmu untuk tidak ikut campur dalam hal ini. Ini hanya di antara mereka berdua saja. Jadi tenanglah ya, biarkan paman mengambilkanmu kue manisnya. Kau mau?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lord Damian yang sungguh tenang memikirkannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Berhasil mengubah perasaan keponakannya menjadi lebih baik meskipun hanya sedikit. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dalam hati, Lucyanna merasa kagum dengan sikap tenang pamannya, sambil memperhatikannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia mulai memahami semua ucapan pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu, pergi dari tempatnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Mungkin lain waktu saja, paman. Terima kasih untuk tehnya. Saya sudah merasa lebih baik sekarang."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Eeh? Kau sudah mau pergi? Sayang sekali kita belum memakan kue manisnya. Tapi, baiklah. Paman mengerti. Terima kasih sudah menemani minum teh bersama paman malam ini. Kau pasti lelah ya? Beristirahatlah saja ya. Mungkin kita akan mulai besok sibuk."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Sibuk?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lucyanna sambil menengok ke arah pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia merasakan kejanggalan dari ucapan pamannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tapi, Lucyanna memutuskan untuk tidak ingin terlalu serius memikirkannya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Ya, kita lihat saja nanti. Selamat malam, paman."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Selamat malam, Lucyanna."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna sudah meninggalkan ruangan itu tanpa menoleh lagi. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian masih duduk dengan tenang sambil menikmati aroma tehnya yang memenuhi penciumannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Wajahnya terlihat begitu tenang. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun seketika, terlihat sedikit garis kesedihan di balik senyumannya saat menatap sepiring kue manis di depannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sambil menahan pipinya dengan kelima jarinya yang terlipat ke dalam.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian : "Haah, kakak. Jika saja kau masih disini. Tapi, jika kau masih ada pun... Kau mungkin akan menjadi semakin sedih dengan kejadian yang akan terjadi di masa depan, meski kau terlihat kuat... Setiap kali aku melihat kue manis ini, aku selalu ingat dengan ucapanmu aku waktu itu. Tapi, mau bagaimana lagi? Waktu sudah berubah. Aku tidak memiliki pilihan lain lagi. Sebenarnya, aku juga penasaran dengan ramalan Dewa 50 tahun yang lalu itu. Hehe, apa kau juga? "</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lord Damian dengan sepenuh hatinya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia terus memandangi sepiring kue manis itu yang seolah ia sedang berbicara dengan mendiang kakak perempuannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang adalah istri dari Raja Vrannver Vortexian, dan ibu dari Lucyanna dan saudaranya yang sekarang telah menjadi raja generasi ke 10.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lord Damian merasa sangat bernostalgia dengan kenangan tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;">Walaupun pada akhirnya, ia harus kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sementara itu, Lucyanna masih memikirkan semua ucapan Lord Damian. </font><font style="vertical-align: inherit;">Terutama tentang ramalan Dewa 50 tahun lalu itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tentang bagaimana hasilnya jika ramalan itu benar-benar terjadi. </font><font style="vertical-align: inherit;">Langkahnya tiba-tiba melambat, lalu berhenti. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna memegang dagunya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia sedang memikirkan sesuatu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : ("Aku tahu jika ramalan itu terjadi, imbasnya akan menjadi lebih besar dari ramalan para Tetua Suci. Tentu saja, kenapa tidak? Apalagi jika ramalan itu disampaikan langsung oleh Dewa sendiri. Di depan ayah dan saudaraku. Tapi, entah mengapa. ..")</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Raut wajahnya seketika berubah seperti mengungkapkan sesuatu tentang dibalik ramalan tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kemudian, Lucyanna mengalihkan pandangannya keluar jendela. </font><font style="vertical-align: inherit;">Menatap ke arah langit malam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana ia merasakan kehadiran sosok misterius yang selalu dinanti oleh saudaranya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun disisi lain, Lucyanna merasakan sesuatu yang janggal. </font><font style="vertical-align: inherit;">Akan tetapi, dia belum bisa memastikannya dengan jelas.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : ("Saya tidak tahu apa yang sedang ayah pikirkan. Tapi, semoga saja ini merupakan awal dari pertanda yang baik...")</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna menghela napas panjang. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan berjalan kembali menelusuri lorong menuju kamarnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">「Di Ruangan Gelap Di Istana Varrzanian」</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sementara itu, di salah satu ruangan temaram. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang diamnya gelap dan hanya disinari oleh bulan purnama malam itu, Raja Lucyver tengah duduk di atas kursi kebesarannya yang menghadap ke arah jendela. </font><font style="vertical-align: inherit;">Agar ia bisa menikmati suasana malam dari jendela. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sambil menyandarkan kepalanya dengan satu tangan yang mengepal, bersandar di lengan kursi sebesar itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Wajahnya terlihat kalem, sambil menutup kedua matanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan seketika, senyuman pun tergambar di wajah tampannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kedua mata merahnya terbuka perlahan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Terlihat bersinar di tengah bayangan malam.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : ("Semakin aku menutup kedua mataku, aku semakin bisa merasakan kehadiranmu... Aku sudah tidak sabar ingin segera menemukanmu dan mewujudkan isi ramalan itu...") "Salam, Dewa Lucifer. Kau berhasil membuatku penasaran dengan ramalanmu 50 tahun yang lalu itu.Bisakah aku meminta sedikit penglihatan tentang ramalanmu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Seketika, seolah permintaannya telah didengar, tiba-tiba, Lucy menemukan sebuah bayangan di kedua mata merahnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang membuatnya sedikit terkejut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dalam pandangannya, ia melihat seorang gadis berambut panjang yang membelakanginya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dengan perlahan, gadis itu memutar kepalanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Gadis itu perlahan membuka kedua matanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun tiba-tiba, muncul cahaya yang sangat menyilaukan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Membuat wajah sebenarnya dari gadis tersebut tidak terlihat jelas karena tertutupi oleh cahaya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver melihat mata gadis itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang berwarna biru cerah. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun terlihat berbeda. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver seperti terhipnotis dengan warna biru cantik dari kedua mata itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan secara tiba-tiba, kedua mata biru itu berubah menjadi warna merah yang berkilau dan cerah. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver merasakan gejolak di dalam dirinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Setelah visi yang baru saja dialaminya, Lucyver tersenyum. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia merasa sangat yakin dengan jawaban yang baru saja ia dapatkan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Aah, jadi seperti itukah wujudnya sekarang? Terlahir dengan warna mata biru yang sangat cantik. Haaah! Tapi, tidak menolak aku meminta jawaban yang lebih jelas lagi? Ada jutaan gadis yang memiliki mata berwarna biru. Bagaimana aku bisa menemukannya? "</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyver yang sempat merasa senang, namun di akhir ucapannya, ia terlihat kurang puas dengan visi yang baru diberikan oleh Dewa Lucifer.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ya, salah satu keistimewaan yang dimiliki Raja Varrzanian generasi ke 10 ini adalah bisa berkomunikasi langsung dengan Dewa Lucifer. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun terkadang, Dewa Lucifer tidak menjawab secara langsung. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lebih sering yang menjawabnya adalah yang diyakini sebagai tangan kanan Dewa Lucifer bernama, Dewa Azfir.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tiba-tiba, terdengar suara pria yang lembut yang hanya di dengar oleh Lucyver seorang. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang ia kenali suara tersebut adalah Dewa Azfir.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dewa Azfir : "Dasar kau tidak tahu terima kasih! Dewa sudah memberimu satu visi, itu sudah bagus. Tapi kau justru merasa tidak puas dengan visi yang diberikan!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumam Dewa Azfir dengan sikap Lucyver. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia muncul dari balik bayangan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sosok Dewa Azfir seperti pria yang sempurna. </font><font style="vertical-align: inherit;">Bertubuh tinggi, dada bidang, pundak lebar, rambut berwarna hitam pekat dengan gaya yang sedikit berantakan, dengan satu kuciran yang panjang dan dibawa ke samping, namun terlihat tetap tampan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kedua matanya berwarna kuning keemasan yang bercahaya ditengah bayangan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Memakai jubah dengan kombinasi warna hitam dan putih.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dewa Azfir : "Dasar kau! Hanya karena kau menjadi anak kesayangan Dewa Lucifer!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tambah gumamnya dengan kedua tangan yang terlipat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Kenapa? Apa yang kau pikir mudah untuk menemukan gadis dengan mata biru seperti dalam penglihatan itu? Ada jutaan gadis seperti itu dengan kemiripan yang hampir sama di luar sana!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Balas Lucyver dengan ungkapan protesnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Haaah, baik, baik. Memang benar, ada jutaan bahkan lebih dari itu di dunia ini. Tapi tidakkah kau merasakannya lebih dalam? Gadis yang Dewa maksudkan adalah yang memiliki warna mata biru yang lebih indah dari batu permata safir biru, berlian biru, aquamarine, topaz, turmalin biru, tanzanite atau bahkan turqoise. Namun di balik mata birunya, tersimpan sesuatu yang sangat ISTIMEWA. Bahkan melebihi keistimewaan yang Dewa anugerahkan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Dewa Azfir, yang bahkan memberi tekanan kata istimewa lebih dalam dengan senyuman kepuasan yang tergambar di wajah pucat wajahnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Hal tersebut berhasil membuat Lucyver terpancing karena penasaran.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Istimewa katamu? Dan melebihi keistimewaan yang kumiliki?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lucyver sambil menoleh ke arah Dewa Azfir.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dewa Azfir : "Itu benar. ISTIMEWA!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapnya sambil berjalan ke arah Lucyver berada.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Gadis ini memiliki keistimewaan yang tersimpan sangat lama. Bagaikan permata langka yang sangat berharga dan tersimpan jauh dari sentuhan duniawi. Dengan keistimewaan itulah, Sang Dewa dapat menjamin kapabilitasmu sebagai raja menjadi semakin besar! Semua kerajaan akan semakin banyak menerimanya. Tidakkah itu terdengar sangat menarik?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Dewa Azfir dengan wajah yang tersenyum puas, yang seolah sedang mencoba menggoda penghancuran Lucyver dengan mengatakan kemungkinan yang akan menguntungkannya di masa depan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kenapa tidak? </font><font style="vertical-align: inherit;">Sekarang Lucyver adalah seorang Raja Varrzanian dengan anugerah keistimewaan dari Dewa Lucifer.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Mendengar penjelasan tersebut, senyuman pun tergambar di wajah tampan bermata merah itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver mulai merasa tertarik.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Begitu rupanya... Memang terdengar sangat menarik!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Jangan khawatir apa pun. Jika Sang Dewa sudah memberikan tanda restunya pada gadis ini, kau tidak perlu mencemaskan yang lain juga. Tapi kau tidak bisa sampai melupakan satu anggota keluargamu lagi! Jika kau sampai gagal, dia bisa dengan mudah akan merebut semua yang Anda miliki. Termasuk GADIS ISTIMEWA-mu itu!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Dewa Azfir sambil membisikkannya langsung pada Lucyver. </font><font style="vertical-align: inherit;">Bahkan diakhir kalimatnya pun Dewa Azfir menyampaikannya dengan jelas dan tegas dengan nada suara yang tajam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Hal tersebut berhasil membuat raut wajah Lucyver berubah, bahkan saat Dewa Azfir menyebut tentang seseorang.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Huh! Biarkan saja dia datang! Jika itu berarti, harus terjadi pertempuran yang besar, aku tidak akan pernah memberikan satu pukulan bahkan setetes air dari Kerajaan Varrzanian dia! Jika dia mencoba untuk merebutnya!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lucyver dengan nada yang emosional. </font><font style="vertical-align: inherit;">Hingga membuat sorot matanya menjadi tajam dan warna merah dari kedua mata itu terpancar cahaya yang dingin.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Meskipun seseorang yang dimaksud masih memiliki gen satu darah dalam keluarga, namun sama halnya dengan Lucyanna, Lucyver pun mengalah sebagai aib yang telah mencoreng nama baik seluruh keturunan Vortexian.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dewa Azfir : "Oooh, itu amarah yang luar biasa cantiknya, Yang Mulia."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Dewa Azfir justru memuji amarah Lucyver yang ia anggap sebagai bentuk yang indah dan pantas dikagumi.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Karena itu aku menyarankannya untuk segera menemukan gadis itu sebelum fase bulan dari Dewi Varamist akan datang. Atau... DIA yang akan menemukan lebih dulu!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Dewa Azfir dengan nada yang tajam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Berhasil membangkitkan senjata Lucyver.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Baik, aku mengerti! Aku pasti tidak akan tinggal diam."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Aah! Dan satu hal yang harus kau ingat lagi, Yang Mulia. Gadis ini masih suci. Kau tidak boleh memperlakukannya sama seperti manusia wanita dari Kerajaan Pallasidian. Atau kau tidak akan pernah bisa merasakan keistimewaannya."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Raja Lucyver : "Kenapa? Dia akan tetap menjadi Ratuku karena kami sudah terikat, bukan?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Aah..! Dasar kau dan keegoisanmu itu! Kau harus ingat, gadis ini hanya manusia biasa yang lemah. Manusia wanita yang terkenal dengan perasaan mereka yang mudah luluh juga mudah hancur. Jika kau tidak mau mendengarkan saranku dan lebih memilih keegoisanmu , bahkan setelah fase bulan datang pun, kau tidak akan pernah mendapatkannya! Atau Sang Dewa akan memutuskan ramalan itu untukmu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Jelas Dewa Azfir yang merasa kesal dengan keegoisan Lucyver meski sudah menjadi seorang raja. </font><font style="vertical-align: inherit;">Mau tidak mau, Lucyver harus membentuk sifat egoisnya demi mewujudkan ramalan tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Aagh! Baiklah, Dewa Azfir! Aku akan mendengarkanmu. Namun aku tidak begitu suka dengan cara yang biasa dilakukan manusia!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyver.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Itu baru keputusan yang bagus, Yang Mulia! Itu tidak akan sulit. Kau hanya perlu mendapatkan hatinya yang suci, gadis ini harus secara sukarela memberikan hati sucinya padamu. Meskipun itu memakan waktu yang lama. Kau tahu kenapa? Jika kau berhasil mendapatkannya dengan menjalani proses panjangnya, keistimewaan itu bisa kau dapatkan dengan sangat mudah!</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan penjelasan Dewa Azfir dengan senyum sinisnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Semakin ingin meyakinkan Lucyver.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tentu saja! Aku sangat mengerti. Aku sungguh berterima kasih padamu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyver dengan senyum sinis penuh kepuasannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Membuatnya semakin terdorong untuk segera mencari gadis yang menjadi Jodoh Terikatnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Melihat ekspresi Lucyver, Dewa Azfir pun merasakan kepuasan yang sama.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">God Azfir : "Bagus sekali! Kalau begitu, selamat mencari gadis istimewa itu ya! Aku tidak sabar untuk melihatnya secara langsung. Ah, hahahaha..!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Dewa Azfir sambil berjalan kembali pada bayangan di ruangan itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tawa bernada sadisnya terdengar menggema di seluruh sudut ruangan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan memudar seketika bersamaan dengan sosok Dewa Azfir.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Setelah mendengar semua petunjuk dari Dewa Azfir, akhirnya Lucyver memahami makna dari ramalan yang Dewa berikan padanya 50 tahun yang lalu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Wajahnya terlihat puas. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu ia berdiri dari kursi kebesarannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Mendekati jendela dan melihat ke arah langit malam yang masih bercahayakan bulan purnama.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tunggulah, aku pasti akan segera menemukanmu! Setelah akhirnya, aku mendapatkan semua petunjuk dari Dewa! Hehehe..."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Secara tiba-tiba, dari tubuh Lucyver keluarlah aura hitam hingga hiasan lantai di sekitarnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kedua mata merah itu semakin memancarkan warna merahnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tawa kecilnya terdengar kejam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Membuat kesan yang mengerikan dari seorang Lucyver.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">「Pagi Berikutnya Di Istana Varrzanian」</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keesokkan harinya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kerajaan Varrzanian disibukkan dengan kegiatan normalnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun ada yang terlihat tidak biasa. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna mendapatkan laporan keuangan kerajaan yang tidak biasa, yang berhasil membuatnya bingung juga emosi. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia pun segera menemui saudaranya sambil membawa kertas-kertas itu ditangannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sesampainya di depan ruangan tersebut, Lucyanna langsung membuka pintu tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Yang Mulia, kenapa ada laporan keuangan seperti--"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna terkejut saat melihat isi ruangan tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ada begitu banyak barang seperti kain yang bersandar di kursi, sepatu wanita hingga berbagai macam batu permata yang tersedia di meja kerjanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan terlihatlah Lucyver yang sedang merasa senang sendiri saat memperhatikan salah satu batu permata yang sedang ia perhatikan, dengan kepala yang tertahan satu tangan dan wajahnya terlihat bahagia.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Apa-apaan ini?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna merasa tidak percaya dengan apa yang baru ia lihat pada saudaranya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia justru merasa kesal dengan sikap saudaranya, lalu menghampirinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Apa yang kau lakukan?! Aku menemukan laporan keuangan yang janggal ini, dan kau tidak segera bertindak?!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyanna yang geram pada saudaranya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Karena kehadiran saudarinya, kondisi hati Lucyver berubah menjadi tidak menyenangkan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Haaah, tenang saja. Kau tidak harus melaporkannya dengan berteriak pada rajamu. Jangan cemaskan laporan itu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Cih! Apanya yang kau sebut rajamu? Dan kenapa ada begitu banyak kain, bahkan sepatu wanita dan semua batu permata ini? Untuk apa semua ini?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyanna yang membuatnya semakin jengkel dengan keadaan ruangan tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tentu saja aku harus mempersiapkan semua kebutuhannya, untuk menyambut calon Ratuku di masa depan."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyver dengan ringannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dengan penuh percaya diri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Heh! Ooh, maksudmu wanita itu? Putri Vallerina Charllota Quintesta dari Kerajaan Pallasidian? Ooh! Ternyata hubungan kalian sudah sejauh itu ya? Jadi kapan pernikahannya akan berlangsung? Apakah ayah sudah mengetahui kabar yang membahagiakan ini? Hehe!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucap Lucyanna sambil mencibir saudaranya dengan menampilkan senyum sinisnya yang anggun dan tawa kecilnya yang terdengar kejam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Berhasil membuat perasaan Lucyver menjadi tidak nyaman karena cibiran saudarinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Raja Lucyver : "Kau benar-benar sudah merusak perasaanku hari ini, Lucyanna! Tentu saja yang kumaksud bukan dengan wanita itu! Aku sudah lama menolak lamaran mereka. Yang kumaksud sekarang adalah gadis Jodoh Terikatku."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ungkap Lucyver dengan penuh percaya diri saat di akhir kalimatnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Berhasil membuat Lucyanna terkejut di balik wajah dinginnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haah, rupanya. Kau sudah menemukannya?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tentu saja belum. Setidaknya, aku sudah memegang petunjuk penting dari Dewa Lucifer lewat dewa tangan kanannya semalam."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Dewa Azfir mendatangimu semalam? Lalu, apa rencanamu? Kau yakin akan menemukan gadis itu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lucyanna yang sempat merasa ragu, sambil menyilangkan kedua tangannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan sudut kepalanya sedikit miring.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Mudah saja."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver memperlihatkan satu kotak berisi ribuan permata yang bermacam-macam jenisnya di Lucyanna.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Kotak dengan banyak permata? Apa maksudmu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Itu benar. Mencari gadis istimewaku ini seperti mencari permata terindah dari jutaan permata yang ada dalam kotak ini. Itulah gadis istimewaku. Yang akan mendampingiku, menjadi Ratu Kerajaan Varrzanian yang teristimewa."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyver dengan penuh percaya diri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Gadis istimewamu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumam Lucyanna yang merasa ragu dengan ucapan saudaranya yang dirasa berlebihan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haaah, baiklah. Itu terserah padamu. Hanya kau yang bisa melakukannya. Tapi sikapmu yang terlalu percaya diri itulah yang membuatku cemas."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tenang saja. Kau akan segera melihatnya. Menurutmu, permata mana yang paling cocok untuk calon Ratuku?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyver dengan wajah yang senang, sambil melihat-lihat lagi batu permata lainnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Seperti seseorang yang sedang kasmaran.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Permata yang cocok? Tunggu dulu! Jangan-jangan, laporan keuangan yang janggal itu-- Karena kau membeli semua barang ini hanya demi gadis yang bahkan belum kau temui?!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna terlihat begitu kesal setelah menyadari tentang kebenaran laporan janggal yang baru diterimanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sedangkan Lucyver meresponnya dengan sikap yang tenang. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dengan ekspresi wajah satu alis mata terangkat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Pelankan nada suaramu, Lucyanna! Sudah kukatakan dia untuk jangan cemaskan tentang laporan itu. Ini bukan sesuatu yang bisa menghasilkan hukuman berat. Aku memang sengaja meminta bendahara kerajaan untuk mencatatnya. Tapi kau membuat keributan berlebihan, Lucyanna!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Tapi apakah harus dengan semua barang ini?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lucyanna sambil menahan rasa kesalnya yang terus bergema di kepalanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sampai-sampai, urat kekesalannya muncul dan berdenyut-denyut di dahinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Ya, kenapa tidak? Aku ingin yang terbaik dari yang terbaik untuk calon Ratuku. Dia harus terlihat sama sempurnanya denganku. Agar semua tahu siapa Ratu Varrzanian yang terbaik."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Respon Lucyver dengan ekspresi yang sama. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tidak peduli dengan saudarinya yang sejak tadi merasa kesal dengannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna pun memegang dahinya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia merasa lelah secara batin. </font><font style="vertical-align: inherit;">Apalagi setelah melihat saudaranya yang sedang mabuk cinta. </font><font style="vertical-align: inherit;">Hal yang jarang dilihat Lucyanna dari saudaranya yang dikenal tidak akan mencintai wanita lain selain satu wanita di masa lalu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : ("Sulit kupercaya! Sepagi ini, tingkah saudaraku membuatku sangat kesal! Dan sekarang dia terlalu sibuk dengan gadis yang dia sebut gadis istimewanya! Yang benar saja!") "Haaah, baiklah. Terserah kamu saja, Yang Mulia!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyanna, sambil tekanan di bagian gelarnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun akhirnya, ia mengalah dengan sikap saudaranya tersebut. </font><font style="vertical-align: inherit;">Sebab, Lucyanna pun harus menerima kebenaran dari ramalan 50 tahun lalu itu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang juga akan berdampak padanya di masa depan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver memperhatikan saudarinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Sudahlah, saudariku. Kau tidak perlu mencemaskan apa pun. Kita hanya perlu mencemaskan satu hal saja. Kau mengerti siapa yang kumaksud, bukan?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanya Lucyver sambil menatap Lucyanna dengan pandangan yang serius. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna pun tersadar.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Aku tahu. Itulah yang ingin kusampaikan sejak awal. Karena itu, aku bersedia membantumu untuk mencarikan gadis yang disebutkan oleh Dewa Lucifer. Sebelum dia menemukan lebih dulu. Aku sudah memikirkannya sejak semalam. Seperti yang selalu ayah minta padaku. Bagaimanapun , aku tidak yakin akan secepat yang kamu inginkan. Tapi jika ini menyangkut masa depan keturunan kita dan kerajaan, tentu aku tidak bisa diam saja dan menunggu. Bagaimana?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Raja Lucyver : "Baiklah. Aku akan menerima tawaranmu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver menerima bantuan tersebut dengan ragu. </font><font style="vertical-align: inherit;">Karena ia yakin dengan kemampuan saudarinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Katakan padaku, apa yang bisa kubantu untukmu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver menjentikkan jarinya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu muncullah sebuah pandangan singkat melalui sebuah cermin magis di hadapan Lucyanna. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dimana dalam penglihatan tersebut memperlihatkan gadis misterius dengan kedua mata berwarna biru. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun berubah menjadi warna merah yang berkilau. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna merasa terkejut di balik wajahnya yang dingin. </font><font style="vertical-align: inherit;">Cermin magis itu pun memudar lalu menghilang.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Jadi itukah petunjuk yang kau terima semalam? Gadis dengan mata biru? Dan kenapa matanya bisa berubah menjadi warna seperti itu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Itulah yang Dewa Azfir katakan padaku, itu adalah keistimewaan dari gadis itu. Aku sendiri masih belum mengetahuinya dengan pasti. Masih menjadi misteri. Tapi semua akan terungkap setelah fase bulan dari Dewi Varamist datang. Dengan begitu, kita akan tahu apa yang dimaksud dengan keistimewaan dari gadis ini."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Jelas Lucyver sambil mengulang ucapan dari Dewa Azfir semalam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lalu, Lucyver melempar batu permata biru dan Lucyanna pun mampu menangkapnya dengan tepat. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna membuka tangannya dan melihat batu permata tersebut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Permata berlian biru?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Petunjuknya memang terdengar mudah seperti yang Dewa Azfir katakan padaku. Gadis itu memiliki mata biru yang keindahannya melebihi permata biru apa pun. Kau pasti tahu semua jenis batu permata biru yang ada, bukan?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Tentu saja aku tahu. Tapi setelah kau mengatakannya, aku merasa ini tidak akan merugikan Dewa Azfir katakan."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Raja Lucyver : "Lalu, bagaimana dengan bantuan yang kau janjikan itu?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna melihati lagi batu permata biru ditangannya untuk mencoba memahami sesuatu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Tapi baiklah. Aku mengerti. Untuk saat ini, serahkan saja padaku. Tapi, aku ingin kau hadir untuk menjalankan rencanaku nanti. Karena hanya kau yang bisa merasakan lebih baik kehadiran gadis Jodoh Terikatmu itu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Memangnya apa rencanamu? Kau tahu bagaimana aku tidak begitu suka jika terlalu sering menampakkan diri di depan banyak orang."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Keluh Lucyver.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Aku tahu itu. Aku akan memberitahumu segera. Jangan khawatir, kau tidak harus menampakkan wajahmu yang tampan nan menyebalkan itu!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Gumam Lucyanna sembari mencibir saudaranya dengan nada yang kesal. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver terlihat terpancing dengan cibiran saudarinya dengan satu alis mata terangkat. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun ia memilih untuk tidak membalasnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Haah... Kau tunggu saja kabar selanjutnya dariku. Aku akan langsung mulai dengan rencanaku hari ini."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna mengangkat kertas laporan keuangan janggal yang ia terima dan berhasil membuat emosi di awal rutinitas paginya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Secara tiba-tiba, kertas-kertas tangannya menjadi terbakar dari atas hingga ke bawah dengan cepat. </font><font style="vertical-align: inherit;">Hingga tidak tersisa. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dan abunya menghilang begitu saja.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Maaf aku harus memusnahkan laporan keuangan untuk gadis tercintamu itu. Melihatnya saja sudah membuatku kesal saja! Perintahkan saja lagi bendaharamu untuk membuatnya yang baru."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ucapkan Lucyanna, lalu berbalik dan segera meninggalkan ruangan tersebut sebelum ia menjadi semakin kesal dengan saudaranya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver hanya menanggapinya dengan senyuman sinisnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia merasa lega setelah Lucyanna meninggalkannya sendirian. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver bisa kembali mengagumi keindahan pertama berlian biru yang dia anggap adalah gadis Jodoh Terikatnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">King Lucyver : "Tunggu saja, calon Ratuku. Kita pasti akan bertemu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyver sudah seperti pria yang sedang jatuh cinta. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dalam pikirannya, hanya ada gambaran sosok gadis misterius bermata biru yang menjadi bagian dari ramalannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang selalu membuatnya tidak fokus dengan urusan kerajaan lainnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Yang juga berhasil membuat saudarinya kesal.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">「Di Kamar Lucyanna」</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sementara itu, Lucyanna sudah berada di satu ruangan. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ia sedang duduk sambil mengamati batu permata biru di tangannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna juga sedang menunggu seseorang. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tidak lama kemudian, terdengar suara seorang pria di balik pintu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Man's Voice : "Lady Lucyanna. Saya sudah disini."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Masuklah!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pintu ganda pun terbuka dengan dua tenaga penjaga yang berjaga. </font><font style="vertical-align: inherit;">Terlihatlah seorang pria dewasa bertubuh tinggi, mengenakan jubah jirah serba hitam. </font><font style="vertical-align: inherit;">Ekspresinya begitu fokus. </font><font style="vertical-align: inherit;">Terdapat luka bekas sayatan yang tergores dengan jelas dari dahi kanan, membelah hingga ke mata kanannya juga. </font><font style="vertical-align: inherit;">Pria ini pun memasuki ruangan tersebut, lalu memberikan sikap hormatnya pada Lucyanna. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dia adalah seorang komandan di Kerajaan Varrzanian. </font><font style="vertical-align: inherit;">Bernama Sir Renzo Raphaellianus.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sir Renzo : "Anda memanggil saya? Apa perintah Anda?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Aku ingin kau mengumpulkan data tentang gadis yang memiliki mata berwana biru di kota ini segera. Dan serahkan laporannya kepadaku. Aku akan menunggu kabar baik darimu."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Perintah Lucyanna dengan nada yang ringan namun tegas.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pak Renzo : "Baik, Nona Yang Terhormat."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tanpa adanya lanjutan ucapan apa pun, Sang Komandan langsung pergi dari ruangan tersebut untuk menjalankan perintah dari Lucyanna.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lady Lucyanna : "Perintahkan Kepala Pelayan Wanita Kerajaan untuk datang padaku sekarang!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Wali : "Baik, Nona Yang Terhormat!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Perintah Lucyanna lagi ditujukan pada salah satu penjaga yang berjaga.</font></font>

Lucyanna kembali memandangi batu permata biru itu. Batu permatanya terlihat berkilau saat Lucyanna membawanya ke arah cahaya matahari yang menyorot ke dalam ruangan tersebut. Sehingga menimbulkan refleksi bias cahaya yang indah, terpancar ke seluruh penjuru ruangan.

Lucyanna's Voice : "Ramalan yang Dewa ucapkan itu tidak pernah salah... Jika itu berarti demi keluargaku, Kerajaan Varrzanian dan seluruh negeri... Tapi sejak aku mencoba untuk memahami maknanya, aku justru dihantui oleh sesuatu yang janggal tentang ramalan ini... Apakah tentang dia? Aku semakin sulit berpikir secara rasional sebelum ramalan itu akan terwujud suatu hari nanti... Tapi aku juga tahu, aku akan menemukan satu kebaikan terbaik di balik ramalan itu... Entah mengapa... Aku justru sangat menantikan hal itu..."

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna masih mencoba menjernihkan pikirannya dari dugaannya tentang gugatangalan dari ramalan Dewa Lucifer. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Saya masih ragu. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Lucyanna berharap semua dugaannya tidak benar. </font><font style="vertical-align: inherit;"></font><font style="vertical-align: inherit;">Dan sekarang dia ingin memfokuskan diri untuk membantu saudaranya menemukan gadis yang di ramalkan.</font></font></font></font>