webnovel

bab 11

"Mereka membeli susu dan beberapa bahan lain yang aku lupa beritahu padamu"

"Kenapa tidak menelepon saja?", selesai memasang sarung tangan plastik nya, Arka langsung membantu Zivanna untuk mengolah adonan sementara di gadis menghias dan memanggangnya saja.

"Aku lupa, lagipula mereka memaksa ingin pergi"

"Huh, gue penasaran apakah mereka pacaran"

"Mungkin saja, beberapa hari ini mereka memang terlihat berbeda"

"Iyakan? Padahal mereka baru kenal beberapa hari"

"Cinta kan tidak pandang waktu"

"Huh, tapi tidak secepat ini juga"

"Kau suka pada Hyerin?"

Perkataan Zivanna membuat Arka menoleh ke samping dimana Zivanna sedang sibuk mencetak cookiesnya. Dia kesal, mengapa Zivanna berbicara seperti itu padahal dia kan hanya bertanya. Tapi ada hal aneh yang terjadi saat Arka menatap Zivanna, Sepintas laki-laki berambut biru itu melihat wajah sang ibu padanya, mereka benar-benar mirip seratus persen dari mulai bibir, mata, hidung dan struktur wajah hanya saja rambut mereka berbeda.

Tiba-tiba saja waktu seakan berhenti, layaknya drama romantis Arka sama sekali tidak berkedip saat menatap Zivanna. Ada binar rindu di mata nya saat melihat sang ibu di tubuh sang sahabat. Matanya berkaca-kaca, mengingat bahwa ibu nya juga sangat suka memasak dan bagaimana tangannya selalu terluka karena tidak hati-hati.

Deg! Jantung Arka seakan berhenti saat Zivanna menatap kearahnya dengan senyuman tipis khas miliknya. Matanya yang tertutup sempurna membuat kecantikan di wajahnya semakin terlihat. Tapi kenapa baru sekarang Arka menyadari betapa cantiknya sahabatnya ini.

"EKHEM!! Ayo sudahi drama picisan ini!!", Ucapan Hyerin membuat Arka tersadar. Dia menatap Kenzie dan Hyerin yang berdiri dekat pintu dan menatapnya dengan penuh tanya. Ada apa dengan mu? Seperti itulah kira-kira arti dari raut wajah mereka.

"Eoh kapan kalian datang?"

"Dua tahun yang lalu, ada apa dengan lo hari ini huh? Daritadi di panggil nggak nyahut", Arka terkekeh pelan menyadari kebodohannya.

Setelah nya mereka berdua juga ikut bergabung dengan Arka dan Zivanna untuk menyelesaikan pesanan itu. Proses membuat pesanan itu terasa menyenangkan dengan obrolan ringan serta tawa. Mereka menikmati waktu mereka hari ini.

"Weekend ayo kita piknik", Usul Hyerin. Gadis berambut pirang itu sudah mulai terbiasa dengan semua kesederhanaan di rumah Arka. Dia bahkan lebih sering menghabiskan waktu bersama mereka daripada pulang kerumah.

"Ide yang bagus. Dan Ujian juga semakin dekat setidaknya kita refreshing dulu sebelum itu"

"Terserah saja"

Akhirnya ke sepuluh pesanan mereka selesai. Pekerjaan memang tidak akan melelahkan kalau di kerjakan sepenuh hati apalagi banyak yang membantu. Sedikit lagi, uang yang mereka kumpulkan untuk membuka toko kue juga semakin banyak. Mereka sangat bersyukur bahwa meski banyak masalah yang terjadi tapi mereka masih dapat melalui nya bersama.

Arka dan Kenzie sudah pergi untuk mengantarkan pesanannya. Dirumah hanya tinggal Hyerin dan Zivanna sementara Rifky dia menginap di rumah bibi Jia untuk menemaninya.

Suasana hening mendominasi rumah itu, Hyerin maupun Zivanna terlihat sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Zivanna yang sibuk membaca dan Hyerin yang terus bermain dengan ponselnya.

"Zi, setelah lulus nanti lo pengen jadi apa?"

"Entahlah", jawab Zivanna dengan masih fokus pada buku bacaannya.

"Lo nggak punya cita-cita?", Tanya Hyerin dengan heran.

"Kau punya?"

"Iya, gue ke pengen jadi konten creator"

"Itu bagus", hatinya menghangat mendengar jawaban Zivanna. Selama ini semua keluarga nya tidak ada yang mendukung dengan cita-cita nya. Mereka bilang semua itu tidak akan berguna dan akan bilang bahwa menjadi pebisnis akan lebih baik. Mau tidak mau, Hyerin harus membuang cita-cita nya untuk menjadi konten creator demi bisa di akui oleh sang ayah.

"Tapi Zi, apa menurut lo, gue bisa sukses?"

"Kalau hanya berangan-angan, tentu tidak akan. Tapi kalau berusaha keras pasti akan ada jalannya"

"Gue ragu dan takut, gimana kalo gue nggak bisa sukses di bidang itu. Atau yang parahnya lagi tidak akan ada yang suka"

"Itu hanya pikiran negatif mu saja. Kau kan belum mencoba"

"Kalau gue coba dan gagal?"

"Maka coba lagi, gagal bukan berarti tidak bisa sukses kan"

"Tapi...."

"Berhenti mengatakan tapi. Apa kau pernah dengar cerita tentang boyband korea terbesar di dunia?"

"Eohh?"

"Namanya Bts. Kalau dilihat dari tingkat kesuksesan mereka, kamu tidak akan pernah percaya apa yang telah mereka lalui untuk bisa sesukses sekarang, dan mereka tidak pernah ragu ataupun takut kalau di hari esok mereka tidak akan pernah di sukai lagi. Aku bukan penggemar mereka tapi cerita di balik bagaimana mereka bekerja sangat keras sampai nama mereka bisa dikenal sampai sekarang membuat ku yakin bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil. Tapi jika kamu tidak berusaha kamu tidak akan pernah tahu bagaimana hasilnya.....

.... maksud ku adalah, kau harus mencobanya meski itu terasa sulit. Tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi dengan hari esok, nikmati saja hari ini dan bersyukur untuk segalanya. Aku rasa uang yang kita kumpulkan itu pasti akan cukup untuk membeli sebuah kamera untukmu"

"Loh itukan buat buka toko kue"

"Tidak apa, kita kan masih bisa berjualan online. Aku rasa penjualan online lebih banyak di banding kan dengan membuka toko kue"

"Tidak jangan, kita harus membuka toko itu. Ini kan impian lo sama yang lain, kita bisa membeli kamera dan lainnya kalau toko kue kita bisa sukses"

"Yasudah"

****

Suasana taman belakang terasa begitu sepi. Tidak ada taw, tidak ada keributan hanya ada ketenangan. Mereka berempat sedang fokus pada buku pelajaran masing-masing karena sebentar lagi akan memasuki ujian kenaikan kelas.

"Hahhhh....kepala gua panas!!!", Rengek Arka yang sudah tidak kuat lagi belajar. Otaknya sudah terlalu lelah dengan tulisan-tulisan menyebalkan di buku itu.

"Sama, kepala gue juga", Ucap Hyerin sambil mengurut kepalanya yang berdenyut sakit. Sekarang hyerin tahu bagaimana sulitnya mendapatkan sesuatu tanpa uang. Biasanya dia hanya akan membayar untuk bisa mendapat nilai tinggi dan naik kelas.

Zivanna juga. Dia yang biasanya tahan untuk menatap buku selama berjam-jam kini terlihat kosong.. seperti nya dia terlalu kelelahan karena semalam dia juga habis begadang untuk membuat kue. Kenzie menatap teman-teman nya yang sudah melepas buku mereka dan memilih untuk merilekskan otak mereka dulu. Ada yang bermain ponsel, ada yang membaca buku novel, ada yang malah ber zumba.

"Kalau tidak baik kelas jangan salahkan aku ya"

"Istirahat lah dulu, kasian otak lo"

"Hoy, apa kalian tahu. Katanya Mike pindah sekolah keluar negri", tiba-tiba tercium bau gosiip disini.

"Iya, katanya orang tuanya juga ikut pindah"

"Kira-kira kenapa? Apa karena waktu itu?"