webnovel

BAWA AKU PERGI

Jenson mengabaikannya dan tatapannya beralih pada sofa, dia berjalan ke sofa itu kemudian memilih tidur di sana.

Christabella tahu kalau Jenson bermaksud baik dan ingin memberikan perhatian padanya, tapi dia justru semakin sedih, dia membuang pemikiran itu dan mencoba tidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya, Jenson terbangun karena ponsel di saku celananya yang berdering keras.

Dia memijat bagian tengah alisnya dan membuka matanya dengan malas saat mengambil ponsel dari sakunya.

Tanpa melihat ID penelepon, Jenson menerima panggilan itu.

"Ya, halo!"

"Selamat pagi Tuan."

"Ada apa?" suara Jenson terdengar lebih santai ketika tahu Antonie yang memanggilnya.

"Mohon maaf Tuan, saya hanya ingin mengingatkan kalau tiga puluh menit lagi anda akan meeting dengan clien kita dari Singapura."

Jenson terkesiap dan dia jelas lupa dengan jadwal itu. Dia mengubah posisinya dan bangkit dari tidurnya saat berkata, "Aku akan ke kantor sekarang juga, dan tolong siapkan setelan jas untukku!"

Di seberang sana, Antonie segera tahu kalau tuannya tidak sedang di villanya dan menunggu Christabella di rumah sakit, jadi dia dengan sigap menjawab, "Baik Tuan."

Jenson menutup teleponnya dan dia mengalihkan pandangannya ke arah tempat tidur Christabella, dia menatap istrinya yang begitu cantik luar biasa sedang tertidur pulas sehingga Jenson tidak berani menggganggunya.

"Aku pergi dulu Christabella," pamitnya sebelum dia benar-benar keluar dari ruangan Christabella.

Tiga puluh menit berlalu dari Jenson keluar dari ruangannya, Christabella terbangun dan dia mengerutkan keningnya saat yang duduk di sofa bukanlah Jenson.

"Siapa kamu?" tanyanya dengan nada sama sekali tidak bersahabat.

Laki-laki yang duduk di sofa itu tersenyum dengan santai dan justru mengembalikan pertanyaan pada Christabella, "Kamu benar-benar tidak mengenaliku?"

Christabella sedikit ketakutan dan dia menggeleng.

"Baguslah, berarti penyamaranku berhasil."

Barulah saat itu dia tahu siapa laki-laki di depannya saat ini.

"Gavin?"

Gavin mengangguk sebelum memperingatkan Christabella, "Tapi jangan pernah sebut nama itu lagi ketika kita berada di luar!"

Christabella mengangguk paham, tapi dia penasaran kenapa Gavin mengganti penyamarannya lagi.

"Anak buah Jenson mengenalimu menjadi Louis?"

Gavin mengangguk dan dia bangkit dari duduknya untuk menghampiri Christabella.

"Untungnya aku menguasai ilmu penyamaran dengan baik."

Christabella mengubah posisinya menjadi duduk dan dia melengkungkan bibirnya menjadi senyuman. Dia mengakui keahlian Gavin memakeup wajahnya menjadi wajah yang berbeda.

Ya, hanya disempurnakan dengan setelan jaket dan celana jeans serta aksesoris lainnya, dia bahkan tampak seperti aktor hollywood terkenal, lebih sexy dan tampan daripada Gavin yang asli.

Christabella sampai terkesima dengan penampilan baru Gavin, hingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memujinya.

"Kamu lebih baik dengan penampilanmu sekarang."

"Tentu saja honey, kamu suka?"

Christabella tersenyum cerah dan dia mengangguk. Entah kenapa dia seperti menemukan kembali sosok Gavinnya yang dulu dalam penampilan Gavin yang sekarang, daripada saat Gavin menyamar sebagai Louis Sean.

Dalam pemikiran itu, hati Christabella berubah membaik, meski dia sudah tidak sepenuhnya mencintai Gavin dan sudah terbagi dengan Jenson, tapi setidaknya dia tidak merasa sendirian sekarang.

"Aku tahu kamu pasti sangat menyukainya."

Suara Gavin menyentaknya kembali ke dunia nyata.

"Jadi siapa namamu sekarang?" tanya Christabella ingin tahu.

"Evan Hemsworth."

Christabella menarik sudut bibirnya ke atas dan kembali memujinya, "Nama yang bagus."

"Okey lupakan soal itu, bagaimana keadaanmu sekarang?"

"Seperti yang kamu lihat, keadaanku semakin membaik, tapi kamu tahu darimana?"

"Siapa lagi kalau bukan Ghea?"

Mendengar nama Ghea disebut, Christabella baru ingat kalau dia masih memiliki sahabat yang baik seperti Ghea.

"Lalu dimana dia sekarang?"

"Dia sedang di luar kota karena maminya sakit."

"Aku akan menghubunginya nanti."

Gavin mengangguk dan dia ingat sesuatu, "By the way, kita membicarakan misi saat aku menjadi Louis, apakah itu berhasil?"

Christabella mendesah dan ekspresinya berubah menyedihkan.

"Aku sudah melakukannya, tapi tidak tahu apakah berhasil atau tidak," kilah Christabella.

Padahal kenyataannya dia merayu Jenson memang karena dia telah berubah mencintainya. Bukan karena misinya bersama Gavin.

"Kamu coba lagi nanti."

"Tidak!" Christabella menolaknya dengan tegas.

"Kenapa?"

"Aku mohon lupakan misi itu dan jangan memaksaku lagi Gavin! Kamu rela aku mengandung anak dari laki-laki lain?" Christabella berubah sangat sensitif dan saat ini air matanya sudah memenuhi mata bulatnya yang indah.

Gavin tertegun sesaat sebelum dia memeluknya, dari dulu dia tidak pernah tega jika melihat Christabella menangis.

"Tenanglah honey! I'm sorry."

Christabella melepas pelukan Gavin saat dia menyeka air matanya dan berkata dengan penuh permohonan.

"Gavin, hubunganku dan Jenson sedang tidak baik-baik saja. Jadi aku mohon padamu, bawa aku pergi dari kota ini please!"

Berdiri di sampingnya, Gavin menautkan alisnya dan dia tampak terkejut.

"Kamu yakin? Sejak dulu kamu selalu bilang kamu sangat mencintai kota kelahiranmu ini."

"Tapi tidak untuk sekarang, please Gavin!"

"Tapi kenapa? ceritakan padaku!"

Christabella mengatur nafasnya sebelum dia menceritakan semuanya pada Gavin. Ya, dia menceritakan semuanya tentang Liora yang mulai masuk kembali ke dalam kehidupan Jenson dan dia tidak bisa menerima itu, tapi dia menskip kebenaran Jenson yang memiliki kembar identik.

"Jadi kamu sekarang mulai mencintai manusia iblis itu?" Gavin terlihat tidak terima.

Christabella menggeleng cepat, padahal kenyataannya dia mulai mencintai Jenson, tapi tentu saja dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Gavin.

"Lalu kenapa kamu tidak setuju dengan keinginannya? Kamu tahu itu akan mempermudah jalan kita karena aku yakin dia berhutang padamu, itu artinya dia pasti akan menuruti apapun yang kamu mau."

Gavin benar, jika dia memang tidak memiliki apapun pada Jenson, misinya dengan Gavin pasti akan berhasil karena Jenson akan mengabulkan apapun yang dia mau kecuali perceraian.

Tapi kondisinya tidak sesimpel itu sekarang, Christabella berubah mencintai Jenson dan ingin memilikinya seutuhnya, jadi dia tidak bisa menerima kenyataan kalau Jenson ingin menikahi Liora meski itu hanya untuk memenuhi janjinya pada Jaz.

Dalam pemikiran itu, Christabella semakin sedih dan dia memutar otaknya untuk menemukan jawaban yang harus ia berikan pada Gavin.

"Karena aku tidak mau membuang waktuku hanya demi bersama laki-laki yang tidak aku cintai dan juga tidak mencintaiku. Aku ingin kembali denganmu Gavin, aku lelah dengan semua ini dan aku hanya ingin kembali denganmu. Apa aku salah?"

Gavin tertegun sesaat karena dia merasa terharu dengan jawaban Christabella.

Dia kembali memeluknya dengan erat dan berkata dengan lembut, "Kamu tidak salah honey, baiklah kemana kamu ingin pergi?"

"Ke kota kelahiranmu."

"Kamu yakin honey?"

Christabella mengangguk dengan sangat yakin.

Melihat keseriusan kekasihnya, Gavin pun luluh, dia setuju dengan Christabella tapi dengan syarat Christabella menjadi orang lain.

"Kalau begitu bantu aku menjadi aktris idolaku, Emma Stone!"