webnovel
#ROMANCE
#R18
#FIRSTLOVE

Milly's First Love

Tidak semua kisah cinta pertama berjalan dengan indah. Millicent Jones atau yang biasa dipanggil Milly, selalu menerima perundungan semasa ia sekolah. Teman-temannya mengejek nama Jones menjadi singkatan Jomlo Ngenes. Milly benci sekali dengan sebutan itu karena seolah menjadi kutukan baginya. Hingga usianya yang menginjak tiga puluh dua tahun, ia masih saja menjomlo. Hingga suatu hari, Milly tidak menyangka bahwa ia akan bertemu lagi dengan cinta pertamanya saat masih SMP. Pria itu adalah Nicholas Adinegara. Nick adalah seorang chef seksi, tampan, dan sanggup membuat lutut Milly bergetar karena menatapnya. Seingat Milly, dulu Nick tidak setampan dan semenawan sekarang. Nick tampak begitu tampan mempesona hingga membuatnya melanggar sumpahnya dulu yang mengatakan bahwa ia tidak akan pernah jatuh cinta lagi pada pria mana pun. Semenjak pertemuan itu, mereka pun jadi semakin dekat. Cinta di antara mereka tumbuh semakin kuat. Namun, berbagai permasalahan pun terjadi. Milly harus merelakan Nick dengan wanita lain. Atau mungkin sebenarnya Nick juga harus merelakan Milly dengan pria lain? Akankah cinta pertama itu berubah menjadi cinta yang terakhir dan untuk selamanya? *** Halo My Readers! Buku ini adalah lanjutan dari buku Terima Aku Apa Adanya (21+); sudah completed. Hanya di Webnovel. Nicholas adalah adik tirinya Rissa. Di buku Milly ini yang menjadi pemeran utamanya adalah Nicholas dan Milly. Buat yang belum tahu siapa itu Rissa, bisa langsung diintip bukunya ya. Buat yg sudah baca buku TAAA terima kasih. Selamat melanjutkan kisah-kisah mereka. Silakan follow IG saya: santi_sunz9 Supaya kita bisa saling mengenal dan siapa tahu nanti saya akan membagikan gift. Salam hangat, Santi_Sunz Happy reading. 21+ KHUSUS DEWASA!! HANYA DI WEBNOVEL!!

Santi_Sunz · Urban
Not enough ratings
438 Chs
#ROMANCE
#R18
#FIRSTLOVE

251. Curahan Hati Marshal

Akhirnya diputuskan bahwa Marshal yang akan menjaga Milly selama Nick pergi ke Medan. Marshal tidak akan menginap di sana. Milly hanya perlu ditemani hingga sore saja.

Ibunya yang akan memasak untuk Milly, jadi Marshal hanya tinggal menyiapkannya saja untuk Milly. Senang rasanya memiliki kakak yang pengertian dan bisa diandalkan.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Marshal ketika ia baru saja datang.

Milly sedang duduk di sofa. Ia baru akan naik lagi ke kamarnya nanti saat malam ia akan tidur. Ia bertekad untuk diam saja di bawah sambil menikmati sinar matahari pagi dari teras belakang rumahnya.

"Aku baik-baik saja."

"Benarkah? Wajahmu tampak pucat."

"Seperti inilah wajah ibu hamil," kata Milly sambil memejamkan mata.

Sinar matahari membuat matanya jadi silau. Setidaknya sinar matahari itu menghangatkan tubuhnya yang selama ini merasa dingin dan tidak enak.

Kehamilan itu membuatnya sangat lemah dan tidak berdaya seperti sebelumnya.