Aku terbangun tepat sebelum adzan subuh terdengar, dengan seluruh tubuh bersimbah keringat dan nafas memburu.
Aku termasuk orang yang jarang bermimpi saat tidur, apalagi mimpi buruk. Apalagi mimpi buruk yang terasa begitu nyata seperti barusan.
Untuk menenangkan perasaanku, segera aku ke kamar mandi dan membasuh wajahku. Tapi hatiku yang bergolak liar seperti ombak lautan saat pasang naik, malah makin terasa galau.
Aku memimpikan hari pernikahanku dengan Mas Bagus. Tapi baju kami beda. Baju adat yang Mas Bagus kenakan, kebaya yang kupakai, seluruh asesoris rambut, anting, kalung, gelang, selop, termasuk dekorasi pesta, taplak meja, piring makan, baju semua tamu, bahkan cincin kawin semuanya berwarna hitam.
Yang lebih aneh lagi adalah wajah Mas Bagus. Mukanya tubuhnya pucat pasi, tanpa warna, bibirnya biru, dan pandangan matanya kosong.
"Kamu baik baik aja, Mas?" tanyaku cemas.
Tapi dia nggak menjawab.
Kusentuh dahinya, takut dia sakit, dan aku berjengit merasakan betapa dingin tubuhnya.
Saat itu, aku melihat ada kotoran menggantung keluar dari lubang hidung Mas Bagus, seperti upil yang ngintip keluar....
"Ada kotoran di hidungmu, Mas," bisikku pelan biar jangan sampai kedengeran tamu.
Karena Mas Bagus terus diam, aku meraih tissue dan mengulurkannya ke hidungnya, hendak membersihkannya. Tapi belum sempat aku menyentuhnya, kotoran itu sudah jatuh, bergumpal di atas tissue dan menggeliat-geliat, dan aku memekik saat menyadari itu bukan upil, tapi belatung.
Saat segumpal belatung lagi merayap keluar dari sela-sela kancing baju Mas Bagus, dari kedua lubang telinganya, dari kelopak matanya, bahkan dari dalam mulutnya, aku menjerit histeris dan terbangun.
Berusaha mengusir bayangan yang tidak menyenangkan itu, aku mengambil air wudhu, lalu sholat subuh.
Syukurlah, selesai sholat perasaanku jauh lebih tenang. Sambil melipat mukenaku, aku melangkah mendekati dinding tempatku memajang foto-foto Mas Bagus semalam.
Ada yang aneh dengan salah satu foto ini.
Seperti... ada yang salah.
Mataku menatap lekat foto itu, sementara otakku berpikir keras.
Brengsek.
Tono brengsek.
Dia sudah membohongi aku.
Tinggalkan komen yaah kalo kalian suka sama cerita ini :)
dan jangan lupa follow ig minah @MileaAliasMinah thank you:)